Translate

Kamis, 08 Desember 2016

NASKAH DRAMA PERSAMI JERIT MALAM

Cerita ini hanya fiktif belaka,
adapun kesamaan tokoh dan cerita itu hanya kebetulan saja.


Tokoh-tokoh: Kelas  X-MIA 2
Alfian Ashari Romadhoni         (02)                  :Ketua sangga 2
Angela Prilianda Putri               (03)                  :Kakak kelas dan hantu bohongan
Bintang Bhirawa P.P.                (04)                  :Ketua sangga 1
Saraswati Adhigna F                 (24)                 :Hantu sungguhan (Antagonis)
Intan Nur Fadila                       (13)                  :Kakak kelas dan hantu bohongan
Milna Maulal Husna                 (17)                  :Anggota sangga 2
Renaldi Adha Era P.                 (22)                  :Kakak Pembina (Protagonis)
Sukma Cahya R.                       (27)                  :Anggota sangga 1
Diceritakan ada sebuah persami disuatu sekolah menengah atas. Di persami tersebut diadakan jerit malam, dengan tantangan masing – masing sangga harus mencari sebuah bendera berwarna putih di sekitar lingkungan sekolah.
Adegan 1
Pembina : “Panggilan ditujukan kepada seluruh anggota persami gugus depan 0127/0128 pangkalan SMAN 1 TRENGGALEK untuk segera membentuk barisan!”(sambil member isyarat dengan tangan)
Para siswa berkumpul dan membentuk barisan.
Pembina : “Anggota persami gugus depan 0127/ 0128 pangkalan SMAN 1 TRENGGALEK dimohon untuk membuat sangga. Pemimpin  sangga saya tentukan, sangga 1 yaitu Bintang dan sangga 2 yaitu Alfian. Segera dibentuk sangganya!”(dengan suara lantang)
Siswa        : “Baik kak!”(dengan penuh semangat lalu membentuk barisan seperti yang diperintahkan)
Pembina   : “Masing – masing sangga berebut mencari sebuah bendera berwarna putih disekitar lingkungan sekolah dengan saya beri waktu selam 2 jam. Sangga tercepat akan mendapatkan hadiah. Kegiatan dimulai dalam hitungan ke 3. Mengerti ?!”(dengan suara lantang)
Siswa        : “Mengerti!”(dengan penuh semangat)
Pembina   : “1… 2... 3!”(dengan suara lantang)
Siswa langsung berpencar mencai bendera putih tersebut, namun salah satu siswa tak tahu kalau ia telah ditinggal oleh teman – temannya. Dia malah sibuk dengan melihat – lihat sekitar.
Milna        : “ Hei… tunggu, jangan tinggalkan aku!”(berlari sambil berteriak)

Adegan 2
Di tempat yang berbeda Kakak Pembina Renaldi sedang menyiapkan ritual pemanggilan setan.
Pembina   : “Agar lebih seru aku panggil saja setannya.” (sambil melakukan ritual memanggil setan)
Kemudian Kakak Pembina membaca mantra.Suasana pun berubah mencekam.
Adegan 3
Ditempat lain kakak kelas sedang mempersiapkan kostum dan make up untuk acara  jerit malam.
Intan         : “Gimana riasanku udah serem belum?”(dengan sombong menunjukkan riasan make upnya)
Ela            : “Udah serem kok…, aku udah mirip sama hantu belum?”(sambil menunjukkan riasannya)
Intan         : “Udah… buruan ntar keburu adik kelas lihat!” (sambil terburu – buru merias wajahnya)
Adegan 4
Sangga pertama sudah berada di hutan untuk mencari bendera putih.
Bintang     : “Sukma ayo buruan, ntar keburu sangganya Alfian yang mendapatkan benderanya!”(sambil menoleh ke belakang)
Sukma      : “Iya iya, ini aku sedang berusaha.”(jeda) Bin, gimana kalau kita berdua berpencar biar lebih leluasa cari benderanya?”(sambil berhenti tiba-tiba)
Bintang     : “Hmm….,oke, ide yang bagus!”(sambil ikut berhenti)
Adegan 5
Kemuadian sangga ke dua datang ketempat yang sama tak jauh dari sangga pertama.
Milna        : “Dimana ya Kakak Pembina menaruh benderanya ?”(sambil berfikir)
Alfian       : “Mana aku tahu, makanya buruan cari benderanya!”(sambil mengangkat bahu)
Sangga pertama dan kedua berada di hutan, tetapi berjauhan.
Sukma      : “Bin, gimana sudah ketemu benderanya?”(menoleh ke Bintang)
Bintang     : “Belum, aku belum bisa menemukannya.” (sambil mengeluh)
Sukma      : “Bin, bin, bin, lihat itu Alfian sama Milna!”(sambil menunjukkan jari telunjuknya ke Alfian dan Milna)
Bintang     : “Mana, dimana?” (sambil menoleh – noleh mencari). Ohh itu!, ayo buruan kita cari benderanya, sebelum mereka menemukannya terlebih dulu!(Bintang dan Sukma kebingungan mencari bendera)
Milna        : “Alfian, itu kayaknya Bintang dan Sukma, bagaimana kalau kita ikuti saja mereka, nanti kalu mereka menemukan benderanya, langsung kita rebut saja benderanya dari tangan mereka?”(menengok ke Alfian)
Alfian       : “Ide yang bagus, ayo kita ikuti mereka saja.”(sambil diam-diam berjalan mengikuti Bintang dan Sukma)

Adegan 6
Tak jauh dari tempat sangga 1 dan sangga 2 mencari bendera, kakak-kakak kelas sedang bersiap-siap.
Ela            : “Intan aku senbunyi disini, kamu sembunyi disana ya..?”(sambil menunjukkan tempat persembunyiannya)
Intan         : “Oke, bye El!”(sambil melambaikan tangan)
Ela            : “Bye!”(sambil melambaikan tangan)
Tak lama kemudian sangga 1 melewati tempat persembunyian mereka.
Bintang     : “Itu dia benderanya!” (sambil menunjuk kearah bendera)
Sukma      : “Mana?”(kebingungan sambil menoleh ke kiri dan kanan)
Bintang     : “Itu.., ayo ikut aku!” (sambil berjalan menuju bendera)
Disisi lain Milna dan Alfian mendengar pembicaraan Bintang dan Sukma. Disaat Bintang mulai mendekati bendera Alfian mencoba untuk menghalangi Bintang, dan merekapun saling berebut bendera putih tersebut.
Alfian       : “Hei!”(menarik tangan Bintang)
Bintang     : “Auuuu, lepaskan aku!” (Bintang tidak bisa bergerak karena ke 2 tangannya dipegang Alfian)
Alfian       : “Ah, diam kau!”(sambil berusaha menghentikan elakkan Bintang)
Alfian dan Bintang hanya bisa jongkok sambil melihat Sukma dan Milana berebut bendera.Tiba – tiba Intan mengambil bendera dari tangan Milna dan Sukma, Ela berada dibelakang Bintang dan Alfian.
Sukma      :”Ini milikku bukan milikmu!”(sambil bernyanyi dan memegang bendera putihnya)
Milna        :”Ini untukku bukan untukmu!,pergilah kamu jangan kau ganggu!”(juga ikut-ikutan bernyanyi dan berusaha merebut benderanya)
Intan         :” Biarkan aku mendapatkannya!”(tiba-tiba datang sambil merebut bendera dari tangan keduanya)
Milna        : “Suk… Suk.. !Itu ada, Kun.. kun… kuntilanak!”(gemetar, sambil menunjuk ke kuntilanak)
Sukma      : “AAAAAAAAA !!!!!!!!!!”(Sukma dan Milna berlari, Intan juga ikut terkejut dan berlari mengejar mereka)
Disaat Alfian dan Bintang ikut terkejut, Ela sudah berada di belakan mereka.Ketika Alfian, Bintang, Sukma,Milna berusaha lari kebelakang, mereka dihalangi Ela, dan ketika mereka lari kedepan mereka dihalangi Intan, sehingga mereka berlari kesamping dan berhasil kabur. Setelah berhasil kabur mereka menuju ke tempat Kakak pembina berada.
Adegan 7
Intan berhenti setelah mengejar anggota sangga, dia terpisah dari Ela.Tetapi ada seseorang didekatnya dan ia menganggap bahwa orang itu adalah Ela.
Intan         : “Seru juga jahilin adik kelas.” (berbicara sendiri sambil tersenyum)
Tiba – tiba dibelakang Intan ada Dhigna seorang.
Dhigna     : “Ya iyalah…!”(menjawabnya dengan menundukan kepala)
Intan         : “Gimana rencanamu berhasil?”(bertanya sambil berpikir bahwa orang itu adalah Ela)
Dhigna     : “…………”(hanya diam)
Intan         : “El.. gimana El?” (sambil menoleh kebelakang)
Intan         : “Han… han…hantu…!” (berlari keliling – keliling, hingga si hantu yang malah dikejar)
Adegan 8
Ke 2 sangga sedang mengahadap ke Kakak Pembina, sesaat kemudian tiba – tiba Dhigna berdiri dibelakang Kakak Pembina.
Bintang     : “Kak maaf kami  tidak bisa mendapatkan benderanya!”(tertunduk lesu)
Pembina   : “Kenapa kalian tidak bisa mengambilnya?”(bertanya keheranan)
Alfian       :”Tadi ada hantu yang menakuti kami, kak!”(menjawabnya dengan kesal)
Pembina   :”Oh, itu cuma kakak kelas yang pakai kostum dan make up kok!, jadi tak perlu ditakuti.”(berkata dengan santai) 
Sukma      : “Ada hantu kak!”(terkejut sambil menunjuk ke arah hantunya)
Pembina   : “Dimana?”(menoleh ke kanan dan kiri)
Mina         : “Tepat di belakang kakak!”(sambil menunjuk kearah hantunya)
Pembina   : “Ha?!”(sambil menoleh)
Semua terkejut,lalu Milna mendekati Si Hantu dan berusaha memastikan kebenarannya.
Milna        : “Hai  kak.,kakak kelas berapa?”(sambil memegangi wajah Si Hantu)
Milna menyangka bahwa setan itu hanyalah kakak kelas yang make up, seperti tadi.
Dhigna     : “……….”(hanya diam dan melototkan mata)
Bintang     : “Ini...., hantu beneran.”(sambil berbisik dan membuat isyarat dengan jari)
Dhigna     : “…….”(tambah melotot dan membuat wajah seram)
Bintang     :”Langkah seribu.......! jalan!”(berlari diikuti anggota sangga dan Kakak Pembina)
Adegan 9
Tak jauh dari sana Ela sudah bertemu dengan Intan dan mereka berbincang-bincang.
Intan         :”Hai!, El !(sambil ngosngosan setelah berlari)
Ela            : “Oh, hai, kenapa kamu ngosngosan Tan?”(bertanya kebingungan)
Intan         : “El.. tadi ada hantu beneran, lho!”(dengan semangat member tahu Ela)
Ela            : “Hahaha.. masak sih..?!”(bertanya dengan  tidak percaya)
Intan         : “Beneran, kok!”(menjawabnya dengan sinis)
Kakak Pembina dan siswa anggota jerit malam berlari dan menemui mereka.
Intan
Dan Ela    :”Lho?, ada apa kok semua lari ketakutan?”(bertanya kebingungan)
Tiba-tiba Intan dan Ela langsung kerasukan.Kakak Pembina dan para siswa membantu, namun Ela dan Intan justru menari tarian tidak jelas serta diikuti seluruh anggota jerit malam kecuali Kakak Pembina.
Pembina   :”Apa yang sebenarnya terjadi disini?!”(melongo kebingungan)
Kemudian Dhigna memberikan pisau kepada intan untuk membunuh Kakak Pembina yang telah mengusik ketenangannya.Setelah selasai menari Intan mendekati Kakak Pembina.
Intan         : “Hihihi!”(mulai berjalan mendekati Pembina dan berusaha menusuknya dengan pisau)
Pembina    :”Ah, apa yang kau lakukan ?, apa salahku?”(berusaha mengelak)
Intan dan Ela berkelahi dengan Kakak Pembina dan akhirnya Kakak Pembina terbunuh, Lalu Ela dan Intan sadar dari kesurupan.
Siswa        : “Kakak, bangun !, ayo bangun!”(mengecek Kakak Pembina benar – benar meninggal atau belum)
 Setelah sadar kesurupan Ela dan Intan menyadari telah membunuh Pembina.Dan mereka menyesali perbuatannya.
Intan         :”Kenapa ini semua bisa terjadi?”(sambil menangis dan menyesal)
Ela            :”Jangan kau salahkan dirimu sendiri, ini juga salahku.”(ikut menyesal)
Alfian       : “Kakak Pembina telah meninggal, dia tidak dapat tertolong lagi”(mengecek kondisi Kakak Pembina dengan nada sedih)
Semua      : “Ha…!!!!!!!!”(terkejut dan terdiam)
Dhigna     : “Jangan mengganggu makluk lain jika kalian tidak mau diganggu, hihihihihi!!!!!!!!!”(tertawa menyeramkan lalu menghilang)
Semua anggota persami yang lain terdiam dan tak bergerak.Akan tetapi, ternyata semua itu hanyalah sebuah mimpi dari seorang anak bernama Renaldi yang bercita-cita untuk menjadi Pembina Pramuka. Setelah ia tersadar dari mimpinya, ia langsung bersyukur karena itu semua hanyalah sebuah mimpi belaka.
Renaldi     :”Ahhh,huh (terbangun dari tidurnya).Untunglah semua itu hanyalah sebuah mimpi, jika itu benar-benar terjadi, apa jadinya diriku ini, huh, tidur lagi aja deh!”(kembali tidur dengan nyenyak)
TAMAT
Sekian dan terimakasih.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar