II.
Bab
Kedua “Masa Kecil yang Kurang dan atau Bahagia”
Waktu demi waktu berlalu, bulan kini berganti, sekarang sudah bulan Oktober tahun 2021. Ujian Tengah Semester 1 sudah didepan mata, Hasri sedang giat-giatnya belajar ditemani oleh ke 5 temannya, ada: Pibasari, Yandu, Wandi, Suwanti, dan Hasti yang kebetulan bertemu ketika sedang jalan santai pagi melewati halaman depan rumahnya Hasri. Ada yang ditemani orangtua mereka, ada juga yang tidak. Orang tua Hasri, Pibasari, Yandu dan Hasti sedang asik mengobrol di ruang tamu sedangkan anak-anak mereka belajar bersama di teras rumah. Anak-anak tersebut membicarakan masalah seputar materi yang belum meraka kuasai, dan hal-hal yang mungkin mereka lakukan ketika liburan semester 1 tiba. Pibasari ingin berlibur ke Pulau Labi bersama keluarga besarnya, Yandu dan Wandi berkunjung ke rumah kakek dan nenek mereka, Suwanti dan Hasti ingin berkunjung ke Universal Studio Panja. Hasri sendiri masih bingung mau mana, ia ingin mendalami teknologi Virtual Reality, tapi Ayahnya mengajak berlibur ke Port Studio Dungban.
Bagian 1 “Ujian di Awal Semester”
Pibasari :“Asslamualaikum,
Hai Hasri !”
Hasri :”Hai,
Pibasari, waalaikumsalam !”
Yandu :”Yo,
What’s up Hasri?!”
Wandi :”Gimana
kabarmu Hasri?!”
Hasri :”Wah!,
pada datang semua ini, I’m fine bro!”
Suwanti :”Selamat
pagi teman-teman!”
Hasti :”Asslamualaikum
teman-teman!”
Hasri,Pibasari,Yandu,Wandi,Suwanti : “Waalaikumsalam,
pagi!”
Sementara itu di ruang tamu.
Pak Padrima dan Ibu Sumilasih :”Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh!”
Pak Balikra :”Walaikumsalam
warahmatullahi wabarakatuh, monggo silahkan duduk!”
Bu Sriwijaya :”Saya
ambilkan minum dulu di belakang.”
Bu Handini :”Assalamualaikum,
Pak Balikra!”
Pak Yosefi :”Selamat
pagi Pak Balikra!”
Pak Balikra :”Waalaikumsalam
warahmatullahi wabarakatuh Bu Handini, Selamat pagi juga Pak Yosefi.”
Bu Sriwijaya :”Ini
minumnya silahkan diminum.”
Pak Padrima :”Wah,
terimakasih Bu.”
Bu Sumilasih :”Begini
Pak Balikra, saya mau konsultasi tentang program Asuransi Kesehatan Aisenodni
milik pemerintah, cara mendaftarnya gimana ya, karena kemarin sewaktu kami
sekeluarga berkunjung ke Kantor Asuransi tersebut kantornya tutup.”
Bu Handini :”Saya
juga Pak, katanya teman saya, kita harus segera mengurus asuransi itu, kalau
tidak, maka akan dikenakan sanksi, gimana tuh pak?!”
Pak Balikra :”Oh,
soal Asuransi Kesehatan Aisenodni itu sendiri merupakan program nasional untuk
masyarakat yang kuang mampu, bentuknya berupa subsidi silang, kalau Bu
Sumilasih ingin daftar, Ibu tidak perlu ke kantor asuransi tersebut, cukup buka
websitenya di internet, websitenya : www.askesaisenodni.com
.Ibu cukup melengkapi persyaratan yang tertera di website, lalu diupload,
selesai deh!”
Bu Sumilasih :”Oh,
begitu, terimakasih pak.”
Pak Padrima :”Terimakasih
banyak.”
Pak Balikra :”Sama-sama,
kalau untuk Bu Handini, program ini memang sedang dikebut oleh pemerintah,
sebaiknya memang harus segera mendaftar, sanksinya tidak main-main lho, bisa kena
denda sampai 20% dari pendapatan per bulan.”
Pak Yosefi :”Tapi
Pak Balikra, Kalau kita sendiri tidak mau mengikuti program tersebut, apa masih
tetap di sanksi?!”
Pak Balikra :”Ya,
kalau bapak benar-benar tidak ingin ikut program ini bapak harus membuat surat
pernyataan, lalu dikirim ke kantor asuransi dan anda tidak akan mendapatkan
asuransi dari program tersebut.”
Bu Sriwijaya :”Memangnya
Bapak tidak ingin mendapat bantuan dari program ini, zaman sekarang penyakit
semakin berbahaya lho, walaupun teknologi semakin berkembang pesat, virus dan
bakteri semakin berevolusi juga.”
Pak Yosefi :”Saya
ini orang yang sudah berkecukupan, saya rasa program ini sudah tidak saya
perlukan lagi.”
Dan orang tua teman-teman Hasri masih membahas program
Asuransi Kesehatan di ruang tamu, sementara Hasri dan kawan-kawan berada di
teras depan.
Hasri :”Teman-teman,
kalian apa sudah paham materi matematika Bu Mayuti?!”
Yandu :”Duh, aku sih belum, materinya
sulit sih, menghafal perkalian dari 1 sampai 9.”
Wandi :”Oh
iya, aku lupa, hari pertama kita jadwalnya matematika ya, haduh, aku ndak paham
sama sekali.”
Pibasari :”Masak
kaliyan gitu aja nggak ngerti sih?!, makanya belajar setiap hari jangan cuma
belajar waktu ada ujian saja dong.”
Suwanti :”Betul
tuh, kata Pibasari, kalau nggak dihafalin satu-persatu susah menghafalinnya.”
Hasti :”Mulai
sekarang, mulailah menghafal, waktunya tinggal seminggu lagi lho”!
Hasri, Wandi,dan Yandu : “Oke, siap, laksanakan !”
Yandu :”Eh,
kawan-kawan, liburan nanti kalian mau kemana?!”
Suwanti :”Ngapain
membahas liburan segala!, belajar aja dulu nanati baru diabahas.”
Pibasari :”Liburan
ya, kalau aku sih maunya ke Pulau Liba, aku mau ke pura dan candi-candi yang
bersejarah dan pantainya yang indah, wah asyikya!”
Suwanti :”Eh
loh, Pibasari malah ikut-ikutan?!, terserahlah.”
Hasti :”Kalau
aku sih pinginnya liburan ke Universal Studio Panja, ada banyak permainan seru
disana dan Bunga Sakura yang bermekaran, kelihatannya indah sekali.”
Suwanti :”Sama
dong, aku juga diajak pamanku ke sana sekeluarga. Kayaknya kita bakalan ketemu
disana deh, Hasti.”
Wandi :”Wah
kalian enak ya, liburan ke luar negeri, kalau aku sih ke rumah nenek aja,
kangen mereka.”
Yandu :”Aku
juga kangen kakek dan nenek, mereka pasti memberi uang saku untuk jajan,
hehehe!”
Pibasari :”Kalau
kamu Hasri mau ke mana?”
PILIHAN
:
1.
Tidak
kemana-mana, dirumah dan mendalami dunia Virtual Reality.
Hasri :”Duh,
aku masih bingung mau ke mana, mungkin aku memilih untuk tetap dirumah sambal
mendalami dunia Virtual Reality, aku punya cita-cita untuk bikin game sendiri,
alias jadi pengembang game.
Pibasari :”O,
gitu, saying sekali ya, padahal lebih asyik liburan ke luar rumah.”
Yandu :”Namanya
juga orang pintar, kamu rangking satu dikelas sih, pantas juga kalau kamu masih
belajar waktu liburan.”
Hasti :”Tapi,
jangan sampai terus-terusan belajar, nanti bisa kena stress lho, kita juga
perlu refreshing juga sebagai penyegar.”
Wandi :”Aku
sih, nggak bakalan tahan kalau belajar terus terusan pasti bakalan ketiduran
deh jadinya, hahaha!”
Suwanti :”Nggak
lucu tahu, ngapain ketawa?!, lagian lebih baik kecilin perutmu tuh Wandi, udah
kayak gentong berjalan!”
Yandu :”Kamu
salah Wanti, yang benar bukan gentong berjalan tapi pemain sumo berjalan,
hehehe!”
Hasri :”Sudah-sudah,
nanti saja ngelawaknya, sekarang kita harus hafalin semua perkalian mulai dari
1 samapi 9 , jadwal UTS minggu depan hari pertamanya matematika dan Bahasa
Indonesia, kita juga belum belajar bahasa Indonesia, kan!”
Pibasari :”Wah,
iya juga kamu benar Hasri, oh, iya ngomong-ngomong buku tulis Bahasa
Indonesia-ku yang kamu pinjam kemarin mana, aku mau pakai untuk mengerjakan
tugas.
Hasri :”Oh,
ya, aku lupa taruh dimana, nanti aku pasti balikin, tapin nanti yah!”
Pibasari :”Awas
ya kalau sampai hilang, aku nggak mau pinjamin kamu buku lagi, huh!
Hasri :”Iya-iya
pasti aku balikin kok, jangan kuatir, nanti kalau kamu marah cepat tua lho!”
Pibasari :”Apa
kamu ngatain aku cepat tua, awas kau ya!”
Hasri :”Nggak
kok, kamu itu cantik, tapi jangan suka marah-marah, sabar.”
Pibasari :”Yaudah
kalau kamu memang bilang begitu, aku maafin deh.”
Yandu, Wandi, Hasti dan Suwanti :”Cie-cie-cie, sepeti pasangan baru saja, dikit-dikit
bertengkar.”
Pibasari :”Apaan
sih, kita cuma teman biasa kok!”
Hasri :”Iya
cuma teman biasa kok, lagian kita masih kecil, masih belum cukup umur.”
Hasti :Ya
sudah, sekarang kita belajar lagi yuk!”
Yandu :”Oke,
siap!”
Wandi :”Baiklah,
oke!”
Pibasari dan Suwanti :”Siap,
nyonya!”
Pibasari :”Aku
ambilin minuman dan jajan dulu ya!”
Yandu :”Mantap
Pak Bos!”
Wandi :”Jajannya
yang banyaknya aku laper nih!”
Hasri :”Oke!”
(Bad End)
2.
Berlibur
ke Port Studio Dungban Bersama Keluarga
Hasri :”Duh,
aku masih bingung mau ke mana, mungkin aku memilih berlibur ke Port Studio Dungban, ayahku mengajakku ke
sana, katanya di sana wahana bermainnya seru dan keren.”
Pibasari :”O,
gitu, aku sebenarnya juga ingin ke sana tapi mumpung ibuku menang undian
liburan ke Pulau Liba jadinya nggak bisa.”
Yandu :”Jangan
lupa oleh-olehnya lho, Hasri.”
Hasti :”Jangan
khawatir nanti aku juga kasih oleh-oleh kok, dari Panja.”
Wandi :”Aku
juga mau, bawa oleh-oleh yang banyak ya!, nanti kalau nggak habis, aku habisin
semua, secepat kilat, hahaha!”
Suwanti :”Nggak
lucu tahu, ngapain ketawa?!, lagian lebih baik kecilin perutmu tuh Wandi, udah
kayak gentong berjalan!”
Yandu :”Kamu
salah Wanti, yang benar bukan gentong berjalan tapi pemain sumo berjalan,
hehehe!”
Hasri :”Sudah-sudah,
nanti saja ngelawaknya, sekarang kita harus hafalin semua perkalian mulai dari
1 samapi 9 , jadwal UTS minggu depan hari pertamanya matematika dan Bahasa
Indonesia, kita juga belum belajar bahasa Indonesia, kan!”
Pibasari :”Wah,
iya juga kamu benar Hasri, oh, iya ngomong-ngomong buku tulis Bahasa
Indonesia-ku yang kamu pinjam kemarin mana, aku mau pakai untuk mengerjakan
tugas.
Hasri :”Oh,
ya, aku lupa taruh dimana, nanti aku pasti balikin, tapin nanti yah!”
Pibasari :”Awas
ya kalau sampai hilang, aku nggak mau pinjamin kamu buku lagi, huh!
Hasri :”Iya-iya
pasti aku balikin kok, jangan kuatir, nanti kalau kamu marah cepat tua lho!”
Pibasari :”Apa
kamu ngatain aku cepat tua, awas kau ya!”
Hasri :”Nggak
kok, kamu itu cantik, tapi jangan suka marah-marah, sabar.”
Pibasari :”Yaudah
kalau kamu memang bilang begitu, aku maafin deh.”
Yandu, Wandi, Hasti dan Suwanti :”Cie-cie-cie, sepeti pasangan baru saja, dikit-dikit
bertengkar.”
Pibasari :”Apaan
sih, kita cuma teman biasa kok!”
Hasri :”Iya
cuma teman biasa kok, lagian kita masih kecil, masih belum cukup umur.”
Hasti :Ya
sudah, sekarang kita belajar lagi yuk!”
Yandu :”Oke,
siap!”
Wandi :”Baiklah,
oke!”
Pibasari dan Suwanti :”Siap,
nyonya!”
Pibasari :”Aku
ambilin minuman dan jajan dulu ya!”
Yandu :”Mantap
Pak Bos!”
Wandi :”Jajannya
yang banyaknya aku laper nih!”
Hasri :”Oke!”
(True End)
Bagian
2 “Benda yang Jatuh dari Langit”
Ujian telah tiba,
semua siswa bertarung dengan soal-soal yang cukup sulit. Mereka bertarung
dengan cukup sengit. Walaupun ada saja siswa yang diam-diam mencontek, tapi
Hasri dan Pibasari tidak gentar menghadapi godaan itu. Ini dikarenakan mereka
telah mempersiapkan diri dengan sangat baik. Segala persiapan mulai dari
mental, fisik, materi yang diujikan dan kebutuhan tidak terduga sudah mereka
persiapkan. Begitu juga teman belajar mereka, yakni : Yandu, Wandi, Hasti, dan
Suwanti. Namun, pada akhirnya Wandi, terpaksa mencontek, pada hari terakhir
ujian, karena belum belajar sama sekali sehabis nonton Pertandingan Sepak Bola
semalam. Dan pada akhirnya ia ketahuan guru pengawas dan dijewer.
Wandi :”Aduh-aduh,
kupingku rasanya sakit sekali, belum sembuh dari tadi.”
Yandu :”Makanya,
kalau mau nyontek yang pinder dikit dong, jangan hanya pakai kertas di tangan
doing !”
Wandi :”Terus,
gimana dong, kamu tahu caranya?”
Yandu :”Tahu
dong, pakai jam tangan pintar ini nih namanya, SmartWatch!”
Hasri :”Udah-udah,
nggak baik kalau kamu nyotek saat ujian, nanti kena dosa lho!”
Yandu :”Aku
nggak nyotek kok tadi, aku cuma ngasih tahu Wandi caranya nyontek yang aman.”
Wandi :”Kamu
nggak boleh gitu dong Yan, membantu teman itu dalam hal-hal baik bukan cara
berbuat keburukan, benar kan Hasri.”
Hasri :”Benar
tuh, Wan, sekarang sudah sadar ya?!”
Yandu :”Idih,
katanya kamu mau tahu caranya gimana, sekarang malah nggak boleh ngasih tahu,
gimana sih Wan, kamu plinplan.”
Wandi :”Bukan
gitu Yan, aku cuma menasehati, namanya juga nonton bola, kan sampai malam
tandingnya.”
Hasri :”Ngomong-ngomong
Pibasari, Suwanti dan Hasti kemana ya?, kok nggak kelihatan dari tadi.”
Yandu :”Tadi
sih, Hasti bilangnya mau ke Mall, diajak ibunya belanja baju baru buat liburan
ke Universal Studio Panje.”
Wandi :”Suwanti
bilangnya mau bantu orang tuanya di toko roti, besok mereka menutup toko
tersebut, jadi banyak pengunjung yang beli hari ini dan mereka kerepotan.”
Pibasari :”Hasri!,
kamu lagi cari aku ya!”
Hasri :”Eh,
nggak kok cuma mau tahu saja kamu ada dimana.”
Pibasari :”Uuh,
jangan bohong, kamu pasti bingung cariin aku kan?!”
Hasri :”Nggak
sayang, beneran kok, aku nggak bohong!”
Pibasari :”Gitu
toh, sayang, makasih ya udah perhatian sama aku.”
Wandi dan Yandu :”Astagfirullah!,
anak-anak jaman sekarang, kok kayak gini jadinya?!”
Pibasari :”Apaan
sih, iri ya!”
Yandu :”Nggak-nggak,
kami tak sejones itu.”
Wandi :”Iya,
kami masih punya harapan.”
Hasri :”Wah,
ayahku sudah menunggu, aku duluan ya, sampai jumpa!”
Pibasari :”Sampai
jumpa!”
Wandi :”Ibuku
juga sudah menanti, Yandu ayo, kita pulangnya barengan kan?!”
Yandu :”Oh,
ya, kami duluan ya Pibasari!”
Pibasari :”Ya,
sampai jumpa lagi!, huh, sekarang aku sendian ya, main game lagi aja deh,
sambal nungguin jemputan.”
Hasri menghampiri ayahnya.
Pak Balikra :”Hasri,
gimana ujiannya?, mudah bukan?”
Hasri :”Lumayan
yah, nggak susah-susah amat.”
Pak Balikra :”Syukurlah,
yang penting, belajar yang rajin ya, nak, biar nanti bisa wujudkan
cita-citamu.”
Hasri :”Iya,
yah, Hasri akan belajar semaksimal mungkin.”
Pak Balikra :”Bagus,
ehmm, kamu tadi ketemu Pibasari atau tidak?, Ayahnya tadi bilang supaya dia
dijemput barengan sama kita, ayahnya lagi rapat, dan ibunya lagi arisan.”
Hasri :”Oh,
Pibasari tadi jalan bareng sama aku, Yandi dan Wandu, terus aku tinggal disana,
mungkin dia masih menunggu di sana.”
Pak Balikra :”Kalau
gitu, coba panggil Pibasri ke sini, nanti kita pulang bareng.”
Hasri :”Baik
yah, aku panggilin Pibasri dulu.”
Hasri menghampiri Pibasari.
Pibasari :”Ada
apa Hasri, kok kamu balik lagi ke sini, bukannya tadi kamu menemui ayahmu?”
Hasri :”Anu,
tadi ayahku bilang, bahwa ayahmu nggak bisa jemput kamu, jadi kita pulangnya
barengan.”
Pibasari :”Kalau
ibuku apa nggak bisa jemput juga?”
Hasri :”Kalau
ibumu masih arisan, gitulah.”
Pibasri :”Oke,
yuk kita pulang nanti keburu hujan, langitnya udah mendung.”
Hasri :”Ayuk,
udah mulai gerimis rupanya.”
Hasri dan Pibasari menghampiri Pak Balikra.
Pak Balikra :”Ayo
cepat masuk!, sudah mulai deras hujannya.”
Mereka semua menaiki mobil Pak Balikra. Dan bergegas
menuju rumah masing-masing, ditengah perjalanan Hasri melihat ada benda langit
yang berpendar cerah, bentuknya bulat tak sempurna, dan bergerak jatuh ke bumi.
Pibasari juga melihat hal yang sama, begitu juga Pak Balikra dan semua orang
disekitar mereka.Benda langit itu ternyata sebuah meteor berukuran sedang yang
tak terduga luput dari radar milik Badan Antariksa Nasional.
Hasri :”Apa
itu, lihat-lihat !, ada kilauan cahaya di langit!”
Pibasari :”Mana-mana?,
wah kamu benar, terang banget, silau!”
Pak Balikra :”Eh,
wah sepertinya tidak salah lagi itu meteor, sebaiknya kalian merunduk mungkin
akan ada ledakan besar terjadi!”
Pak Balikra menghentikan mobilnya.
Hasri :”Apa?!
Pibasari :”Ayo
buruan merunduk!”
Tak sampai beberapa detik, benda langit itu meledak di
angkasa dan sisa-sisa puingnya jatuh ke hutan kota. Tidak ada korban meninggal
dalam kejadian tersebut, akan tetapi ada beberapa korban luka di sekitar tempat
jatuhnya meteor, sebagian karena terkena serpihan kaca dan benda tajam akibat
pecahnya kaca setelah ledakan meteor tersebut.Untungnya Pak Balikra, Hasri dan
Pibasari baik-baik saja, namun kaca mobilnya pecah semua. Polisi segera
mengamankan lokasi kejadian tersebut dengan memasang garis polisi. Banyak orang
yang berusa mendekat dan melihat lokasi kejadian tersebut. Pak Balikra segera
menghentikan mobilnya dan ikut melihat lokasi kejadian tersebut. Banyak pohon
yang terbakar dan beberapa wahana bermain di hutan kota rusak parah. Hasri dan
Pibasari, juga ikut berusaha menerobos masuk disela-sela kerumunan masa, tanpa
sengaja setelah berada di depan kumpulan masa Hasri dan pibasai menemukan serpihan
batu meteor, dengan warna yang berbeda.
Pak Balikra :”Ayah,
mau lihat dulu tempat kejadian, kalian tunggu disini.”
Hasri :”Tapi
aku ingin lihat juga, aku ikut.”
Pibasari :”Hasri,
aku juga ikut.”
Pak Balikra :”Terserah
kalian saja deh, tetap dibelakang ayah, jangan sampai kita berpisah.”
Hasri :”Pibasari,
peganglah tanganku, jangan sampai lepas ya!”
Pibasri :”Baik,
jangan sampai dilepasin ya, aku takut.”
Mereka menghampiri kerumunan masa.
Pak Balikra :”Permisi-permisi,
kami mau lewat.”
Hasri :”Oh,
apa ini?”
Pibasari :”Jangan-jangan
ini batu meteor, apa sebaiknya kita ambil saja Hasri?”
PILIHAN :
1.
Mengambil
batu tersebut, dan membawanya pulang.
Hasri :”Baiklah,
kita simpan saja batu ini, nanti kita selidiki di rumah.”
Pibasri :”Nggak
apa-apa nih, mengambilnya tanpa sepengetahuan ayahmu.”
Hasri :”Tak
masalah, nanti akan aku jelaskan ke ayah kalau aku penasaran dengan batu ini
dan ingin menelitinya.”
Pibasri :”Tapi
nanti kalau kena marah jangan bawa-bawa aku ya.”
Hasri :”Pibasai-Pibasari,
jangan khawatir nanti aku jelasin semuanya kok.”
Pibasari :”Janji
ya, jangan sampai bohong.”
Hasri :”Iya,
aku janji.”
Pak Balikra :”Kalian
kenapa, kok ribut sendiri?”
Hasri :”Nggak
kok yah cuma masalah sepele.”
Pibasari :”Iya-iya,
cuma masalah sepele.”
Pak Balikra :”Coba
lihat, kawahnya lumayan besar, meteor itu pasti bukan meteor biasa.”
Hasri :”Maksud
ayah bagaimana?”
Pak Balikra :”Meteor
yang bisa membuat kawah sebesar ini, pasti akan menimbulkan gempa yang cukup
besar saat jatuh ke bumi, tapi kali ini tidak ada gempa yang cukup berarti,
hanya ledakan besar di angkasa,ini aneh?”
Pibasari :”Bukannya
setiap meteor mempunyai sifat masing-masing, jadi bisa saja hal ini terjadi, ya
kan Hasri?!”
Hasri :”Benar
itu yah, kalau nggak salah sewaktu Hasri baca buku tentang astronomi dulu,
ketika meteor berukuran sedang jatuh ke bumi, bisa saja dapat menimbulkan kawah
dengan kondisi tertentt.”
Pak Balikra :”Bukan
begitu, Hasri, Pibasari, maksud ayah, di website BMKG tak ada gempa yang
terdeteksi di sekitar area ini setelah meteor itu jatuh, walaupun kecil
seharusnya terdeteksi.”
Hasri :”Oh
gitu, nanti saja kita selidiki yah, kita pulang saja dulu, sudah sore nih,
nanti telat makam malam.”
Pak Balikra :”Ya
sudah kalau begitu, ayo, Hasri, Pibasari, nanti kita lanjutkan.”
Dan mereka pergi dari lokasi kejadian itu, karena kaca
mobil milik Pak Balikra pecah semua, terpaksa mobilnya dibawa ke bengkel dan
mereka pulang naik bis antar kota. (True End)
2.
Tidak
mengambil batu tersebut, karena takut kena marah Pak Balikra.
Hasri :”Nggak
usah kita ambil, nanti kita bisa lihat beritanya di rumah.”
Pibasri :”Tapi,
apa kamu tidak penasaran dengan batu ini Hasri.”
Hasri :”Tak
masalah, nanti kita bisa selidiki di internet.”
Pibasri :”Okelah
kalau begitu, tapi ini kesempatan kita untuk mengambilnya sebelum diamankan
polisi.”
Hasri :”Pibasai-Pibasari,
bukankah itu lebih baik dari pada kita mengambilnya, pihak berwenang memiliki
hak untuk itu.”
Pibasari :”Yah,
padahal itu kesempatan emas.”
Hasri :”Jangan
khawatir, nanti kita selidiki saat kita di rumah.”
Pak Balikra :”Kalian
kenapa, kok ribut sendiri?”
Hasri :”Nggak
kok yah cuma masalah sepele.”
Pibasari :”Iya-iya,
cuma masalah sepele.”
Pak Balikra :”Coba
lihat, kawahnya lumayan besar, meteor itu pasti bukan meteor biasa.”
Hasri :”Maksud
ayah bagaimana?”
Pak Balikra :”Meteor
yang bisa membuat kawah sebesar ini, pasti akan menimbulkan gempa yang cukup
besar saat jatuh ke bumi, tapi kali ini tidak ada gempa yang cukup berarti,
hanya ledakan besar di angkasa,ini aneh?”
Pibasari :”Bukannya
setiap meteor mempunyai sifat masing-masing, jadi bisa saja hal ini terjadi, ya
kan Hasri?!”
Hasri :”Benar
itu yah, kalau nggak salah sewaktu Hasri baca buku tentang astronomi dulu,
ketika meteor berukuran sedang jatuh ke bumi, bisa saja dapat menimbulkan kawah
dengan kondisi tertentt.”
Pak Balikra :”Bukan
begitu, Hasri, Pibasari, maksud ayah, di website BMKG tak ada gempa yang
terdeteksi di sekitar area ini setelah meteor itu jatuh, walaupun kecil
seharusnya terdeteksi.”
Hasri :”Oh
gitu, nanti saja kita selidiki yah, kita pulang saja dulu, sudah sore nih,
nanti telat makam malam.”
Pak Balikra :”Ya
sudah kalau begitu, ayo, Hasri, Pibasari, nanti kita lanjutkan.”
Dan mereka pergi dari lokasi kejadian itu, Hasri
diam-diam tetap mengambil beberapa serpihan batu meteor tanpa sepengetahuan
siapapun. Dan karena kaca mobil milik Pak Balikra pecah semua, terpaksa
mobilnya dibawa ke bengkel dan mereka pulang naik bis antar kota.(Bad End)
Bagian
3 “Keajaiban dari Batu Bertuah”
Keesokan harinya, Pibasari telah selesai bersiap-siap
untuk berangkat liburan ke Pulau Liba. Pibasari dan keluarganya, yaitu Pak
Padrima, Bu Sumilasih dan adiknya Netisa yang baru berusia 1 tahun. Hasri, juga
sedang bersiap-siap berangkat bersama pamannya Pak Taranya dan Bibinya Bu
Ritra. Hasri dan Pibasari saling berpapasan dan memeberikan salam seraya
menaiki mobi masing-masing.
Hasri :”Sampai
jumpa Pibasari!, sampai ketemu lagi”
Pibasari :”Sampai
juga Hasri!”
Pak Padrima :”Wah,
Pibasari sudah semakin akrab nih dengan Hasri, iyakan Bu?”
Bu Sumilasih :”Iya
tuh Pa, kayak udah jodohnya aja.”
Netisa :”Mamamama,nyanyanya!”
Bu Sumilasih :”Wah,
dik Netisa juga setuju lho, Pibasari”.
Pibasari :”Ya
gitu deh, kan ibu dan ayah juga yang jodohin kan!”
Pak Padrima :”Hahahaha!,
jadi kamu benar-benar setuju, ayah pikir nanti saja dulu pendekatannya, tapi
sekarang malah kalian yang udah akrab duluan.”
Bu Sumilasih :”Yang
penting sekarang, hubungan kalian baik-baik saja, perjalanan kalian masih
panjang, masih banyak rintangan yang menanti.”
Pak Padrima :”Betul
tuh, betul, ayah doakan supaya kamu langgeng nantinya.”
Pibasari :”Udah-udah,
bikin aku malu saja.”
Bu Sumilasih dan Pak Padrima :”Hahahah!”
Netisa :”Hehe,
hehe,hehehe!”
Sementara itu di dalam mobil Pamannya Hasri.
Hasri :”Paman,
berapa lama kita akan sampai ke Port Studio Dungban?”
Pak Taranya :”Ya,
mungkin sekitar 2 jam, atau bahkan kurang, memangnya kenapa?, kamu perlu
sesuatu?”
Hasri :”Nggak
kok, cuma nanya saja, kalau menurut perhitunganku kita akan sampai dalam waktu
1 jam 58 menit 20,2 detik sesuai dengan yang Paman katakana.”
Bu Ritr a :”Wah, kamu pintar Hasri, kamu suka
matematika ya?!”
Hasri :”Nggak
kok Bi, cuma iseng saja.”
Tuba-tiba batu meteor kemarin yang dibawa Hasri
menyala, karena kaget dan teakut nanti ketahuan, ia buru-buru menyembunyikan
batu tersebut di dalam tasnya.
Bu Ritra :”Ada
apa Hasri, kok ada ribut-ribut di belakan?”
Hasri :”Nggak
ada apa-apa kok cuma, mau ngambil air minum.”
Bu Ritra :”Yaudah,
air minumnya ditaruh di sandaran duduk depan saja, nanti kalau mau minum lagi
mudah mengambilnya.”
Hasri :”Iya
Bi.”(“Duh,hampir saja aku ketahuan, gawat nih gimana caranya matiin batunya
supaya nggak nyala lagi?”)
Hasri-pun menduduki tas yang berisi batu meteor
tersebut agar cahayanya tidak sampai terlihat. Dengan berlagak santai ia
mengutak-atik ponselnya.Dia mencari berita tentang metor yang jatuh kemarin,
banyak media masa yang memberitakannya. Sejumlah ilmuwan masih meneliti
keunikan yang ada pada batu tersebut, yang diduga dapat dijadikan sumber bahan
bakar terbarukan yang menhasilkan energi yang besar tanpa jumlah yang terbatas.
Pemerintah Aisenodni ikut mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya 28 orang
saat kejadian jatuhnya meteor tersebut. Lokasi di sekitar kawah meteor ditutup
untuk umum, walaupun tidak mengandung radiasi yang berbahaya, tapi tanahnya
rapuh dan mudah longsor. Sampai suatu saat, Hasri menjumpai suatu blog yang
berisikan seseorang yang melakukan eksperimen dengan serpihan batu meteor
tersebut. Disana terekam kedasyatan energi yang dihasilkan, bisa menghidupkan
pabrik elektronik bertegangan 1 juta megawatt, tanpa henti dari malam setelah
batu itu ditemukan sampai saat ini masih tetap menghasilkan energi yang sama
dan batu itu tidak terasa panas sedikitpun. Di dalam blog itu juga tertulis,
bahwa batu tersebut jika tidak digunakan sama sekali akan menyala terang setiap
12 jam sehari untuk mengeluarkan kelebihan energi yang dihasilkan dan menjaga
agar batu tersebut tidak kelebihan muatan dan meledak. Hasri tiba-tiba memiliki
sebuah ide yang brilian, ia akan menggunakan serpihan batu ini untuk mewujudkan
game yang ia impikan.Sesampainya di Port Studio Dungban, Hasri ketiduran di
mobil.
Pak Taranya :”Hasri,
bangun Hasri, kita sudah sampai!”
Hasri :”He,
apa?, oh, sudah sampai ya?!”
Bu Ritra :”Buruan
bangun nanti keburu sore, kita nanti pulangnya tidak boleh malam-malam, Pamanmu
masih ada urusan lain.”
Hasri :”Iya,
aku sudah bangun kok!”
Pak Taranya :”Hasri
ini tiketnya, dipasang di tangan, jangan sampai hilang, ini tanda pengenal
pengunujung di sini.”
Hasri :”Iya,
cara makainya apa begini?”
Petugas :”Ada
yang bisa saya bantu?!”
Hasri :”Ini
mbak tolong pakaikan tiket ini.”
Petugas :”Oh,
iya dek, sini kakak pakaikan.”
Hasri :”Terimakasih
kak!”
Petugas :”Sama-sama.”
Pak Taranya :”Yuk
masuk Hasri sebelah sini.”
Mereka memasuki Port Studio Dungban. Ada banyak wahana
interaktif di sana, yang dibagi-bagi menjadi beberapa wahana, ada wahana untuk
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Sejarah dan Budaya, Seni dan Hiburan, Agama dan
Mistis, Sosial dan Kebumian, serta Hukum dan Ham.
Pak Taranya :”Hasri
kamu mau masuk wahana yang mana dulu?”
Pilihan
:
1.
Wahana
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Hasri :”Wahana
untuk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, aku mau coba sesuatu disana!”
Pak Taranya :”Baiklah,
ayo kita kesana.”
Bu Ritra :”Sini,
pegang tangan Bibi.”
Hasri :”Iya.”
Hasri beserta paman dan bibinya melihat beberapa
penemuan, penemuan paling mutakhir dan bermanfaat bagi umat manusia dari masa-kemasa.
Ada pula beberapa teori-teori yang mengubah pemikiran banyak orang saat itu.
Semakin lama mereka semakin antusias dengan berbagai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang disuguhkan. Dan tibalah di bagian teknologi masa depan, Hasri
melihat ada mesin penguras energi. Mesin ini awalnya diciptakan untuk membatasi
energi yang keluar dari pembangkit listrik tenaga nuklir supaya tidak kelebihan
beban. Namun pada akhirnya mesin ini berubah menjadi mesin yang bukan hanya
sekedar membatasi tapi juga menguras kelebihan energi tersebut ke lingkungan,
walaupun dampaknya tidak berbahaya bagi lingkungan tapi sangat merugikan pihak
pengelola pembangkit listrik karena energi listriknya berkurang. Mesin ini
sudah tidak digunakan lagi dan dipajang di Wahana ini.
Hasri :”Wah,
bagus nih cocok untuk batu meteor ini.”
Petugas :”Ada
apa dik, kamu tertarik dengan mesin ini?”
Hasri :”Iya-iya,
aku mau tanya apa mesin ini sungguhan bisa menguras energi, dan apakah mesin
ini masih diproduksi?”
Petugas :”Oh,
sayang sekali dik, mesin ini memang sungguhan tapi tidak didunakan dan
diproduksi lagi, memangnya adik mau apa dengan mesin ini.”
Hasri :”Aku
cuma mau meminjamnya apa boleh?!”
Petugas :”Nggak
boleh dik, mesin ini hanya untuk pajangan, tidak boleh disentuh apalagi
dipinjam.”
Hasri :”Nggak
boleh ya, sayang sekali, kalau gitu saya mau tanya yang membuat mesin ini
siapa?”
Petugas :”Anu,
mmm, namanya Profesor Ijat dia seorang dosen di Universitas Skandium Kota
Trigal, adik bisa kesana kapan-kapan.”
Hasri :”Terimakasih
kak.”
Pak Taranya :”Sudah
selesai Hasri, ngobrolnya?”
Hasri :”Ehehehe
sudah kok.”
Petugas :”Ini
anak bapak ya?”
Pak Taranya :”Bukan,
ini keponakan saya, dia ini rasa ingin tahunya tinggi.”
Petugas :”Itu
Bagus Pak, dimasa-masa pertumbuhan ini memang sudah seharusnya anak-anak banyak
bertanya.”
Bu Ritra :”Ya,
begitulah.”
Hasri :”Paman,paman,
aku lapar, kita ke rumah makan yuk.”
Pak Taranya :”Ayo!”(True
End)
2.
Wahana
Sejarah dan Budaya
Hasri :”Wahana
untuk Sejarah dan Budaya, aku mau coba sesuatu disana!”
Pak Taranya :”Baiklah,
ayo kita kesana.”
Bu Ritra :”Sini,
pegang tangan Bibi.”
Hasri :”Iya.”
Hasri beserta paman dan bibinya melihat beberapa diorama
sejarah Aisenodni dan juga sejarah dunia, berbagai macam peristiwa pertempuran
dan penaklukan yang cukup lengkap dari masa-kemasa. Ada pula beberapa kesenian
daerah yang mengubah pemikiran banyak orang saat itu. Semakin lama mereka
semakin antusias dengan berbagai macam wahana yang disuguhkan.
Hasri :”Kebudayaannya
bagus-bagus ya?!, walaupun berbeda-beda tapi semuanya bisa hidup rukun satu
sama lain.”
Petugas :”Ada
apa dik, kamu tertarik dengan kebudayaan daerah di dunia ?”
Hasri :”Ya
sih, tapi mungkin aku nggak tertarik banget, cuman ingin tahu saja, memangnya
apa gunaya kita belajar sejarah, itu semua kan cuma masa lalu?”
Petugas :”Ada
banyak dik, kegunaanya untuk menambah pengalaman dan mengantisipasi sejarah
tersebut supaya tidak terulang kembali .”
Hasri :”Kalau
yang budaya gunanya apa kak?!”
Petugas :”Gunanya
sebagai harta warisan leluhur dan identitas jati diri bangsa kita .”
Hasri :”Wah
gitu ya, mungkin aku akan lebih banyak belajar ilmu sejarah dan budaya.”
Petugas :”Anu,
mmm, mungkin kamu bisa minta bantuan profesor yang serba bisa namanya Profesor
Ijat dia seorang dosen di Universitas Skandium Kota Trigal, adik bisa kesana
kapan-kapan.”
Hasri :”Terimakasih
kak.”
Pak Taranya :”Sudah
selesai Hasri, ngobrolnya?”
Hasri :”Ehehehe
sudah kok.”
Petugas :”Ini
anak bapak ya?”
Pak Taranya :”Bukan,
ini keponakan saya, dia ini rasa ingin tahunya tinggi.”
Petugas :”Itu
Bagus Pak, dimasa-masa pertumbuhan ini memang sudah seharusnya anak-anak banyak
bertanya.”
Bu Ritra :”Ya,
begitulah.”
Hasri :”Paman,paman,
aku lapar, kita ke rumah makan yuk.”
Pak Taranya :”Ayo!”(Bad
End)
3.
Wahana
Seni dan Hiburan
Hasri :”Wahana
untuk Seni dan Hiburan, aku mau coba sesuatu disana!”
Pak Taranya :”Baiklah,
ayo kita kesana.”
Bu Ritra :”Sini,
pegang tangan Bibi.”
Hasri :”Iya.”
Hasri beserta paman dan bibinya melihat beberapa
lukisan dan patung yang indah, berbagai macam sarana hiburan terpajang cukup
lengkap dari masa-kemasa. Ada pula beberapa karya seni yang mengubah pemikiran
banyak orang saat itu. Semakin lama mereka semakin antusias dengan berbagai
macam seni dan hiburan yang disuguhkan.
Hasri :”Musiknya
enak didengar ya?!, lukisannya unik-unik, dan yang paling luar biasa itu di
wahana film.”
Petugas :”Ada
apa dik, kamu tertarik dengan bidang perfilman?”
Hasri :”Ya
sih, tapi mungkin aku nggak bisa jadi pemain ataupun sutrada terkenal,
ngomong-ngomong di Aisenodni ada sekolah perfilman kak?”
Petugas :”Ada
banyak dik, mulai dari tingkat pemula sampai professional .”
Hasri :”Kalau
yang dekatnya Kota Trigal ada kak?!”
Petugas :”Ada
kok, cuman sedikit jauh, sekitar kota Agungtulung .”
Hasri :”Wah
jauh ya, ngak apa-apa lah, mungkin lain kali saja.”
Petugas :”Anu,
mmm, mungkin kamu bisa minta bantuan profesor yang serba bisa namanya Profesor
Ijat dia seorang dosen di Universitas Skandium Kota Trigal, adik bisa kesana
kapan-kapan.”
Hasri :”Terimakasih
kak.”
Pak Taranya :”Sudah
selesai Hasri, ngobrolnya?”
Hasri :”Ehehehe
sudah kok.”
Petugas :”Ini
anak bapak ya?”
Pak Taranya :”Bukan,
ini keponakan saya, dia ini rasa ingin tahunya tinggi.”
Petugas :”Itu
Bagus Pak, dimasa-masa pertumbuhan ini memang sudah seharusnya anak-anak banyak
bertanya.”
Bu Ritra :”Ya,
begitulah.”
Hasri :”Paman,paman,
aku lapar, kita ke rumah makan yuk.”
Pak Taranya :”Ayo!”(Bad
End)
4.
Wahana
Agama dan Mistis
Hasri :”Wahana
untuk Agama dan Mistis, aku mau coba sesuatu disana!”
Pak Taranya :”Baiklah,
ayo kita kesana.”
Bu Ritra :”Sini,
pegang tangan Bibi.”
Hasri :”Iya.”
Hasri beserta paman dan bibinya melihat beberapa
miniature tempat peribadatan umat dari berbagai agama dan kepercayaan, berbagai
macam benda-benda dan alat-alat yang biasanya digunakan untuk upacara mistis
juga ada di sini. Ada pula beberapa agama yang mengubah pemikiran banyak orang
saat itu. Semakin lama mereka semakin antusias dengan berbagai macam wahana yang
disuguhkan.
Hasri :”Aliran
kepercayaannya lumayan banyak ya?!, ada yang unik-unik, dan juga
nyeleneh-nyeleneh juga ada.”
Petugas :”Ada
apa dik, kamu tertarik dengan bidang aliran kepercayaan?”
Hasri :”Sedikit,
ada banyak kepercayaan yang dimiliki orang-orang di dunia, tapi aku sudah
memilih salah satunya, ngomong-ngomong di sekitar Kota Trigal ada sekolah khusus
untuk aliran kepercayaan kak?”
Petugas :”Ada
banyak dik, mulai dari tingkat pemula sampai professional .”
Hasri :”Kalau
yang dekatnya Kota Trigal ada kak?!”
Petugas :”Ada
kok, cuman sedikit jauh, sekitar kota Agungtulung .”
Hasri :”Wah
jauh ya, ngak apa-apa lah, mungkin lain kali saja.”
Petugas :”Anu,
mmm, mungkin kamu bisa minta bantuan profesor yang serba bisa namanya Profesor
Ijat dia seorang dosen di Universitas Skandium Kota Trigal, adik bisa kesana
kapan-kapan.”
Hasri :”Terimakasih
kak.”
Pak Taranya :”Sudah
selesai Hasri, ngobrolnya?”
Hasri :”Ehehehe
sudah kok.”
Petugas :”Ini
anak bapak ya?”
Pak Taranya :”Bukan,
ini keponakan saya, dia ini rasa ingin tahunya tinggi.”
Petugas :”Itu
Bagus Pak, dimasa-masa pertumbuhan ini memang sudah seharusnya anak-anak banyak
bertanya.”
Bu Ritra :”Ya,
begitulah.”
Hasri :”Paman,paman,
aku lapar, kita ke rumah makan yuk.”
Pak Taranya :”Ayo!”(Bad
End)
5.
Wahana
Sosial dan Kebumian
Hasri :”Wahana
untuk Sosial dan Kebumian, aku mau coba sesuatu disana!”
Pak Taranya :”Baiklah,
ayo kita kesana.”
Bu Ritra :”Sini,
pegang tangan Bibi.”
Hasri :”Iya.”
Hasri beserta paman dan bibinya melihat beberapa
miniature Struktur planet Bumi beserta planet-planet lainnya di luar angkasa,
berbagai macam peta struktur social masyarakat dunia juga ada di sini. Ada pula
beberapa ide-ide sosial yang mengubah pemikiran banyak orang saat itu. Semakin
lama mereka semakin antusias dengan berbagai macam wahana yang disuguhkan.
Hasri :”Wah,
ternyata bumi itu sangat kecil dibandingkan planet-planet lainnya di tata
surya!”
Petugas :”Ada
apa dik, kamu tertarik dengan bidang astronomi dan kebumian?”
Hasri :”Sedikit,
aku mau tanya kak, kalau kita mempelajari ilmu astronomi, kebumian dan social
gunanya nanti untuk apa kak?”
Petugas :”Ada
banyak dik, mulai dari pergaulan di masyarakat sampai untuk menjelajahi luar
angkasa.”
Hasri :”Wah,
jadi tambah ingin mempelajari bidang ini.”
Petugas :”Kalau
adik mau belajar lebih mendalam adik bisa mempelajarinya di sekolah khusus,
mungkin ada di dekat kota adik.”
Hasri :”Kalau
yang dekatnya Kota Trigal ada kak?!”
Petugas :”Ada
kok, cuman sedikit jauh, sekitar kota Agungtulung .”
Hasri :”Wah
jauh ya, ngak apa-apa lah, mungkin lain kali saja.”
Petugas :”Anu,
mmm, mungkin kamu bisa minta bantuan profesor yang serba bisa namanya Profesor
Ijat dia seorang dosen di Universitas Skandium Kota Trigal, adik bisa kesana
kapan-kapan.”
Hasri :”Terimakasih
kak.”
Pak Taranya :”Sudah
selesai Hasri, ngobrolnya?”
Hasri :”Ehehehe
sudah kok.”
Petugas :”Ini
anak bapak ya?”
Pak Taranya :”Bukan,
ini keponakan saya, dia ini rasa ingin tahunya tinggi.”
Petugas :”Itu
Bagus Pak, dimasa-masa pertumbuhan ini memang sudah seharusnya anak-anak banyak
bertanya.”
Bu Ritra :”Ya,
begitulah.”
Hasri :”Paman,paman,
aku lapar, kita ke rumah makan yuk.”
Pak Taranya :”Ayo!”(Bad
End)
6.
Wahana
Hukum dan Ham
Hasri :”Wahana
untuk Hukum dan Ham, aku mau coba sesuatu disana!”
Pak Taranya :”Baiklah,
ayo kita kesana.”
Bu Ritra :”Sini,
pegang tangan Bibi.”
Hasri :”Iya.”
Hasri beserta paman dan bibinya melihat beberapa patung
tokoh-tokoh hukum dan ham di dunia, berbagai macam buku dan diorama peradilan
hukum dari waktu-kewaktu juga ada di sini. Ada pula beberapa undang-undang HAM
internasional yang mengubah pemikiran banyak orang saat itu. Semakin lama
mereka semakin antusias dengan berbagai macam wahana yang disuguhkan.
Hasri :”Wah,
ternyata buku tentang hukum sudah ada sejak lama dan sangat dihormati!”
Petugas :”Ada
apa dik, kamu tertarik dengan bidang hukum dan HAM?”
Hasri :”Sedikit,
aku mau tanya kak, kalau kita mempelajari hukum dan HAM gunanya nanti untuk apa
kak?”
Petugas :”Ada
banyak dik, mulai dari menjaga ketertiban, keamanan dan keadilan di dunia ini,
seperti pahlawan super lho.”
Hasri :”Wah,
jadi tambah ingin mempelajari bidang ini.”
Petugas :”Kalau
adik mau belajar lebih mendalam adik bisa mempelajarinya di sekolah khusus,
mungkin ada di dekat kota adik.”
Hasri :”Kalau
yang dekatnya Kota Trigal ada kak?!”
Petugas :”Ada
kok, cuman sedikit jauh, sekitar kota Agungtulung .”
Hasri :”Wah
jauh ya, ngak apa-apa lah, mungkin lain kali saja.”
Petugas :”Anu,
mmm, mungkin kamu bisa minta bantuan profesor yang serba bisa namanya Profesor
Ijat dia seorang dosen di Universitas Skandium Kota Trigal, adik bisa kesana
kapan-kapan.”
Hasri :”Terimakasih
kak.”
Pak Taranya :”Sudah
selesai Hasri, ngobrolnya?”
Hasri :”Ehehehe
sudah kok.”
Petugas :”Ini
anak bapak ya?”
Pak Taranya :”Bukan,
ini keponakan saya, dia ini rasa ingin tahunya tinggi.”
Petugas :”Itu
Bagus Pak, dimasa-masa pertumbuhan ini memang sudah seharusnya anak-anak banyak
bertanya.”
Bu Ritra :”Ya,
begitulah.”
Hasri :”Paman,paman,
aku lapar, kita ke rumah makan yuk.”
Pak Taranya :”Ayo!”(Bad
End)
Bagian
4 “Kenangan di Musim Hujan”
Beberapa hari setelah liburan berakhir, Hasri
memutuskan untuk menyelidiki batu meteor yang didapatkannya beberapa waktu yang
lalu. Pak Balikra juga ikut membantu, mereka mencoba menggunakan energi yang
dihasilkan untuk menghidupkan banyak sekali jenis lampu. Hampir semuanya
berhasil dinyalakan, tapi hanya lampu ublik/lentera yang belum bisa, mungkin
ini dikarenakan batu ini tidak menghasilkan energi panas.
Hasri :”Yah,
ada sesuatu yang ingin kubicarakan.”
Pak Balikra :”Ada
apa Hasri, tumben ada yang ingin dibacarakan,biasanya langsung tanpa
basa-basi.”
Hasri :”Begini
yah, kemarin waktu ada kejadian meteor jatuh, tanpa sengaja aku mengambil
serpihan meteornya, dan masih kubawa saat ini, aku mau meneliti unsur
pembentuknya, di televisi bahkan di koran disebutkan kalau energi yang
dihasilkan tak terbatas, aku jadi penasaran deh.”
Pak Balikra :”Ya
ampun, duh,duh, sebenarnya ayah sangat melarangmu untuk mengambil batu itu tapi
yah, terlanjur kamu bawa mau gimana lagi, yaudah yuk segera ke ruangan
penelitian.”
Hasri :”Maaf
yah, nggak sempat ngomong.”
Mereka menuju ruang penelitian, ruangan ini dibuat
khusu oleh Pak Blikra dan Bu Sriwijaya untuk Hasri. Karena Hasri memang suka
meneliti hal-hal baru.
Pak Balikra :”Sini
berikan batunya, ayah kasih tahu cara menelitinya.”
Hasri :”Ini,
aku cuma punya segini.”
Pak Balikra :”Wah,
ini mah bukannya sedikit tapi banyak, besar-besar pula.”
Hasri :”Hehehe!”
Pak Balikra :”Di
sini tertulis, ada adamantium, skandium, nihonium, krypton, karbon, sulfur dan
zat yang belum bernama.”
Hasri :”Belum
bernama?, apa itu sama dengan belum teridentifikasi?”
Pak Balikra :”Beda
nak, kalau belum teridentifikasi maksudnya belum diketahui struktur bahan
penyusun suatu zat yang diteliti, namanya pun belum ada, tapi kalau belum
bernama maksudnya strukturnya sudah diketahui tapi belum bernama.”
Hasri :”Trus
cara namainnya gimana?”
Pak Balikra :”Mudah
kok, cukup, mendaftarkan diri di website Organisasi Kimiawan Dunia. Lalu
tinggal pilih nama dan alasan pemberian nama tersebut, nanti akan ada balasan
email apakah nama itu disetujui atau tidak.”
Hasri :”Jika
tidak gimana?”
Pak Balikra :”Jika
tidak, ya……., nanti saja bahasanya, kita selidiki saja batu meteor ini, nanti
saja kita lanjutinnya.”
Hasri :”Oke,oke.”
Pak Balikra :”Hasri,
tolong ambilkan pinset, dan pisau bedah disana!”
Hasri :”Ini
yah!”
Beberapa menit berlalu, akhirnya diketahu juga
kandungan pembentuk batu meteor itu. Batu tersebut hanya menghasilkan energi
selain panas, tapi bisa dikonversi menjadi energi panas melalui proses
tertentu. Mengapa batu tersebut terus menghasilkan energi yang tidak ada
habisnya juga masih belum diketahui. Hasri mengatakan idenya untuk menggunakan
batu ini sebagai sumber energi untuk game yang ingin dibuatnya nanti. Dia masih
sangat mengingat janjinya dengan Pibasari untuk membuat game sendiri. Ayahnya
pun setuju dengan usulan Hasri, tapi ia merasa ada sesuatu yang kurang dengan
teknologi yang mereka miliki. Hasri pun teringat dengan Professor Ijat. Ia pun
mengatakannya hal itu kepada ayahnya.
Pak Balikra :”Sepertinya
teknologi yang kita punya belum cukup untuk untuk bisa menggunakan energi ini
seperti yang kamu inginkan.”
Hasri :”Ah,
aku punya ide, kemarin, sewaktu liburan aku dikenalin ke seseorang yang mungkin
bisa membantu kita.”
Pak Balikra :”Siapa
orangnya?”
PILIHAN:
1.
Memberitahu
Siapa Orang Tersebut.
Hasri :”Namanya
Professor Ijat dia bekerja sebagai dosen di Universitas Trigal.”
Pak Balikra :”Universitas
Trigal?, memangnya ada?, oh maksudnya Universitas Perguruan itu toh!”
Hasri :”Iya
mungkin.”
Pak Balikra :”Jadi
kapan kita bisa menemuinya?”
Hasri :”Mmm,
kalau itu sih, aku masih belum tahu, mungkin kita tanya aja langsung ke sana,
hehehe.”
Pak Balikra :”Gitu
toh, yaudah besok kita kesana, besok kamu masih libur kan?”
Hasri :”I,
iya masih libur.”
Pak Balikra :”Besok
kita kesan sambal beli keperluan yang lain, katakan ke ibumu juga ya, kita
berangkat bersama.”
Hasri :”Siap
yah!”
Pak Balikra :”Sekarang
sudah larut malam, sholat isya dulu yuk!”
Hasri :”Oke!”
2.
Tidak
Memberitahu Nama Orang Tersebut Karena Suatu Alasan.
Hasri :”Aduh
aku kok lupa ya namanya siapa?, mmmmmm.”
Pak Balikra :”Haduh
kok lupa, coba ingat-ingat lagi.”
Hasri :”Oh
ya, aku baru ingat, namanya Professor Ijat dia bekerja sebagai dosen di
Universitas Trigal.”
Pak Balikra :”Universitas
Trigal?, memangnya ada?, oh maksudnya Universitas Perguruan itu toh!”
Hasri :”Iya
mungkin.”
Pak Balikra :”Jadi
kapan kita bisa menemuinya?”
Hasri :”Mmm,
kalau itu sih, aku masih belum tahu, mungkin kita tanya aja langsung ke sana,
hehehe.”
Pak Balikra :”Gitu
toh, yaudah besok kita kesana, besok kamu masih libur kan?”
Hasri :”I,
iya masih libur.”
Pak Balikra :”Besok
kita kesan sambal beli keperluan yang lain, katakan ke ibumu juga ya, kita
berangkat bersama.”
Hasri :”Siap
yah!”
Pak Balikra :”Sekarang
sudah larut malam, sholat isya dulu yuk!”
Hasri :”Oke!”
Bagian
5 “Profesor Koplak dan Jenius”
Keesokan harinya Hasri beserta ayah dan ibunya, pergi
ke Universitas Kota Trigal, disana mereka berencana menemui professor Ijat.
Profesor Ijat adalah dosen mata kuliah Saintek. Beliau pernah mendapatkan
peghargaan nobel untuk karyanya yaitu mesin peramal. Mesin ini dapat melihat
kejadian yang terjadi di masa lalu dan masa depan melalui media audio visual.
Namun hanya dapat menjangkau 1000 tahun ke masa lalu dan 1000 tahun ke masa depan. Selain bekerja sebagai dosen,
beliau juga bekerja sebagai konsultan di Kementrian Pendidikan dan Teknologi.
Hari ini beliau sedang tidak mengajar, ia sedang melakukan riset dan eksperimen
di laboratorium miliknya di dekat gedung fakultas Saintek.
Bu Sriwijaya :”Hasri,
kita sudah sampai!, sudahi dulu main HP-nya, dilanjutkan nanti saja.”
Hasri :”Baik
bu!”
Di ruang peneria tamu.
Bu Sriwijaya :”Permisi
saya mau tanya, profesor Ijat apa ada, kami ada keperluan dengannya.”
Petugas :”Oh
ya, saya lihat dulu, beliau ada, saya panggilkan dulu, silahkan duduk dulu.”
Pak Balikra :”Ya,
terimakasih.”
Hasri :”Bu,
aku mau coba bikin game sendiri, ibu punya saran apa nggak enaknya aku bikin
game yang gimana?”
Bu Sriwijaya :”Hasri,
kalau kamu ingin membuat sesuatu, cobalah untuk membuatnya sesuai dengan
keinginanmu, bereskpresilah dan berkreasilah sekreatif mungkin, ibu hanya bisa
memberikan sedikit saran untukmu, mungkin game yang bisa membuat orang
tersenyum bahagia, bagaimana menurutmu?”
Hasri :”Oh,
benar juga, akan aku pikirkan lagi bu.”
Petugas :”Permisi,
Profesor Ijatnya sudah menunggu di laboratorium, anda tinggal lurus ke selatan
nanti ada masjid belok ke timur, nanti ada gedung berwarna ungu, itu
tempatnya.”
Pak Balikra :”Ya,
terimakasih.”
Ketika di ruang laboratorium.
Pak Balikra :”Permisi,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!”
Profesor Ijat :”Waalaikumsalam
!, ada yang bisa saya bantu?”
Pak Balikra :”Begini
pak, anak saya mau memeriksakan sesuatu, Hasri berikan batunya ke Profesor.”
Hasri :”Ini
batunya.”
Profesor Ijat :”Hmmm,
oh, ya,ya,ya, ini batu meteor yang jatuh kemarin ya, rencananya sih memang mau
meneliti batu ini, jadi anak bapak mau saya untuk meneliti batu ini gitu?”
Pak Balikra :”Sebenarnya
bukan begitu, saya dan Hasri, anak saya ini Sudah meneliti batu ini, dan
hasilnya ada di laporan ini, silahkan dilihat.”
Profesor Ijat :”Terus,
anda mau apa?”
Pak Balikra :”Begini,
kemarin anak saya jalan-jalan ke Port Studio Dungban, dia melihat penemuan
Profesor, yakni mesin penguras energi, anda apa bisa membuatnya lagi.”
Profesor Ijat :”O,
gitu, maksudnya anda ingin menggunakan mesin itu untuk menanmpung energi benda
ini ya, boleh juga , aku juga lagi senggang saat ini, akan aku bantu sebisa
mungkin.”
Pak Balikra :”Terimakasih
banyak profesor!”
Profesor Ijat :”Sama-sama,
tapi aku perlu waktu yang cukup lama untuk membuatnya lagi, karna cetak biru
mesinnya hilang, jadi harus mulai lagi dari nol deh, hehehe.”
Hasri :”Nggak
apa-apa kok profesor, aku akan menunggunya.”
Hari-hari berlalu, sekarang memasuki bulan Januari
2022, kini Hasri telah menginjak kelas 2 SD. Dia seperti biasa mendapat juara 1
paralel di sekolahnya. Mewakili sekolahnya di ajang olimpiade nasinal dan
meraih juara 1. Banyak orang yang memujinya, tetapi itu tidak membuatnya besar
kepala, ia yakin masih ada orang yang lebih baik dari dirinya di luar sana.
Bagaikan kata pepatah di atas langit masih ada langit. Mesin yang dibuatkan
Profesor Ijat bekerja dengan sempurna, Hasri juga telah memikirkan ide untuk
tema game yang akan dibuatnya, yakni Psikologi. Dia akan membuat game yang akan
membuat orang merasakn senang, sedih, takut, kecewa dan sebagainya menjadi
satu. Menurutnya game ini pasti menaik minat banyak orang untuk memainkannya.
Hasri :”Wah,
kerja bagus profesor, mesinnya bekerja dengan sempurna.”
Profesor Ijat :”Siapa
dulu dong, Profesor Ijat.”
Hasri :”Profesor,
aku mau minta pendapat profesor, kalau desain mesin untuk game seperti ini
bagaimana?”
Profesor Ijat :”Lumayan
lah, tapi ada kekurangan, kalau mesinnya sebear ini, pemakainya akan kesulitan
saat memakai dan melepaskannya, cobalah memakai desain yang efisien tidak
memakan banyak tempat dan mudah dibawa kemana-mana, misalnya seperti kacamata.”
Hasri :”Oh,
gitu, tapi profesor, kalau desainnya dibuat seperti kaca mata gimana apa, cukup
untuk menanpung semua transmitter gelombang otaknya?”
Profesor Ijat :”Entahlah
kita coba dulu saja.”
Pilihan
:
1.
Mencobanya
Sekarang
Hasri :”Baiklah
ayo profesor kita coba sekarang.”
Profesor Ijat :”Oke,
kamu gambar desainnya dulu, aku yang buat prototipe-nya.”
Hasri :”Baiklah
profesor.” (True End)
2.
Mencobanya
Nanti
Hasri :”Nanti
saja, aku masih banyak urusan, maaf profesor.”
Profesor Ijat :”Nggak
apa-apa kok, profesor juga masih ada urusan nanti.”
Hasri :”Sampai
jumpa profesor, aku pulang dulu.”
Profesor Ijat :”Sampai
jumpa.”(Bad End)
Bagian 6 “Rival (Saingan) Pertamaku”
Waktu
berlalu perlahan tapi pasti, hari ini tanggal 20 Mei 2022. Daun-daun mulai
tumbuh, bunga-bunga bermekaran, pertanda musim semi telah tiba. Mengingat
Aisenodni bukanlah negara yang memiliki 4 musim. Ini berarti Hasri tidak berada
di Aisenodni, ia mendapat undangan untuk menghadiri acara olimpiade saintek
tingkat Sekolah Dasar se-Aisa Tenggara yang diselenggarakan di Panja. Ada 2
perwakilan dari sekolahnya, yakni ia dan Pibasari yang juga merupakan
perwakilan Aisenodni setelah melalui seleksi yang panjang dan berliku.
Hasri :”Pibasari, masih ingatkah
engkau, dengan kejadian 3 tahun yang lalu waktu pertama kali kita bertemu.”
Pibasari :”Pertama kali?, sepertinya kau
masih belum tahu kalau kita pernah bertemu sebelum waktu itu.”
Hasri :”Sebelumnya?, kapan?”
Pibasari :”Waktu kamu masih sakit dan belum
mamapu berbuat apa-apa.”
Hasri :”Oh, maksudmu saat aku koma?,
waktu itu, kupikir aku takkan pernah bangun lagi.”
Pibasari :”Apa maksudmu?!, jangan pernah
berkata seperti itu, bersyukurlah karena Allah telah memberimu kesempatan hidup
lebih lama!”
Hasri :”Jangan marah dong, aku cuma
tidak tahu harus berbuat apa saat itu, tubuhku lemas dan mataku
berkunang-kunang, rasanya seperti masuk ke terowongan yang dingin.”
Pibasari :”Lalu, apa yang ingin kau bicarakan
tentang kejadian 3 tahun lalu?”
Hasri :”Aku masih merasa bersalah
karena merusak android milikmu, aku juga telah berjanji akan memeperbaikinya
dan memebuat game baru untukmu.”
Pibasari :”Jadi kau masih mengingatnya, sebenarnya
tidak apa-apa kalau kau tidak melakukan semua itu, aku sudah merelakannya.”
Hasri :”Tapi tidak untukku, aku tidak
ingin memiliki utang budi dari orang lain, waktu itu kau juga telah
mengenalkanku dengan dunia game, aku sangat berterimaksih kepadamu Pibasari.”
Pibasari :”Wah, aku jadi malu, terimakasih
juga karena bantuan ayahmu, aku masih tetap hidup hingga saat ini.”
Hasri :”Ini android milikmu, butuh
waktu yang cukup lama untuk memperbaikinya, ada kerusakan di memori internal
dan prosesornya, aku memperbaikinya dibantu Profesor Ijat.”
Pibasari :”Terimakasih Hasri, aku akan
menjaganya dengan penuh hati-hati.”
Hasri :”Oh ya, masih ada satu lagi,
tapi mungkin perlu waktu yang lama, mungkin kapan-kapan akan kuberikan padamu.”
Pibasari :”Apaan tuh?!, aku jadi penasaran.”
Hasri :”Nanti, ini akan jadi kejutan
untukmu.”
Mereka
berjalan-jalan melihat-lihat taman disekitar aula tempat olimpiade saintek
diselenggarakan. Banyak bunga sakura yang bermekaran, salju-salju di jalanan
juga mulai meleleh. Mereka mengerjakan soal olimpiade itu dengan penuh semangat
dan harapan, sebagai perwakilan dari Aisenodni saja sudah merupakan kebanggaan
tersendiri bagi mereka berdua. Keluarga dan teman-teman mereka juga turut
mendukung dengan doa dan apapun yang mereka mampu lakukan, seperti membantu
mempersiapkan diri sebelum berangkat ke Penja. Mereka melangkah maju perlahan
tapi pasti untuk masa depan yang lebih baik.
Sore
harinya mereka menyempatkan diri berkunjung ke Universal Studio Panja. Bersama
dengan guru pembimbingnya, Bu Lisa dan Bu Mayuti. Banyak wahana yang mereka
mainkan, mulai dari wahana Oiram Bros, Attack On Natit, Retsnom Hunter, Detektif
Nanoc dan masih banyak lagi. Wahana terakhir yang mereka mainkan adalah wahana
Detektif Nanoc, dalam wahana tersebut, pemain diharuskan berpasangan untuk
memecahakan sebuah kasus dengan waktu 15 menit, jika mereka berhasil, akan
diberi hadiah sovenir khas Detektic Nanoc, yaitu kaca pembesar serbaguna dan
jam tangan multimedia, dan jika mereka kalah akan deberi hukuman khas Detektif
Nanac, berupa foto peyusut tubuh. Jadi ketika mereka kalah, mereka diharuskan
foto bersama dan hasil fotonya berupa foto yang menampilkan tubuh mereka
seolah-olah berusia 10 tahun. Sedang asik-asiknya mereka mereka sedang bermain
di wahana Detekntif Nanoc, tanpa sengaja mereka bersenggolan dengan pasangan
lain, mereka-pun meminta maaf dan dimaafkan, namun sepertinya salah satu dari
pasangan tersebut sepertinya memendam dendam ke Hasri.
Hasri :”Pibasari, ayo buruan, bentar
lagi waktunya mau habis, teta-teki pelakunya masih belum selesai ini!”
Pibasari :”Iya-iya, sabar, aku capek,
keliling terus, muter-muter, kamu masih belum mnemuin potongan teka-tekinya?”
Hasri :”Aduh, kayaknya kita nggak
bakalan sempat nyelesainnya, aku nggak nemu-nemuin potongannya, coba kamu cari
disana.”
Pibasri :”Oke, disini nggak ada, aku cari
di ditempat lain ya!”
Hasri :”Iya, tapi jangan jauh-jauh,
nanti kamu tersesat.”
Seseorang
1 :” Nē, anata ga aruite iru basho o mite! (ねえ、あなたが歩いている場所を見て)!”(Hei, lihat-lihat dong,
kalau mau jalan!”)
Seseorang
2 :” Anata wa sore o shite wa naranai! (あなたはそれをしてはならない)! “(Hentikan, jangan
lakukan itu!”)
Hasri :”Oh!, I’m sorry, I can’t speak Japanese!”
Seseorang
1 :” Sōdesu ka ( そうですか), why you shove me?!”(Jadi
begitu, kenapa kamu mendorongku?)
Hasri :”Oh, you can speak English!, and I'm sorry, so
sorry about that, I just find something at here.”(Oh, kamu bisa berbicara
bahasa inggris rupanya!, dan maafkan aku, aku sangat menyesal, aku sedang menemukan
sesuatu di sini.)
Seseorang
1 :”What is that?”(Apa itu)
Hasri :”This, a piece of puzzle”(Ini,
sebuah potongan teka-teki)
Seseorang
1 :Oh, I’m looking for that too, where
you find it?”(Oh, aku juga mencarinya, dimana kamu menemukannya?)
Hasri :”Here, on the box!”(Disini, di atas
kotak)
Seseorang
1 :”Wow, I get one, thank you!”(Wow,
aku dapat satu, terimakasih)
Hasri :”You’re welcome, by the way, my
name Hasri, what’s your name?”(Sama-sama, ngomong-ngomong, namaku Hasri, siapa
namamu?)
Takeshi
Kurohara : “Takeshi Kurohara, and
she’s my girlfriend, Sakura Shirohara.”(Takeshi Kurohara, dan dia pacarku,
Sakura Shinohara.)
Hasri :”Nice to meet you.”(Senang
bertemu denganmu)
Sakura
Shirohara :”Nice to meet you too.”(Senang
bertemu denganmu juga)
Pibasari :”Hai, Hasri!, aku sudah nemuin
bagian yang terakhir, eh siapa mereka Hasri?”
Hasri :”Kenalin, dia Takeshi Kurohara,
dan satunya lagi Sakura Shirohara, and she’s my girlfriend like yours, her name
Pibasari Denakri.” (dan dia adalah pacarku, namanya Pibasari Denakri)
Takeshi
:”Nice to meet you!”(Senang
bertemu denganmu)
Pibasari :”Nice to meet you, actually I’m not
his girlfriend just a friend, oh ya Hasri waktunya tinggal 1 menit lagi, ayo
cepetan!”(Senang bertemu denganmu, sebenarnya aku bukan pacarnya cuma sekedar
teman saja,)
Hasri :”Oh yes, you’re right, I’m
sorry but we must end our discussion early, because I don’t have much time to
finish this game, see you, bye!”(Oh ya, kamu benar, maaf tapi kita harus
menyudahi diskusi ini, karena aku tidak punya cukup waktu untuk menyelesaikan
permainan ini, sampai jumpa!)
Pibasari :”Ayo, kamu udah nemuin yang satunya
juga kan?!”
Hasri :”Udah kok!”
Takeshi
dan Sakura :” Bye, see you soon!”
(Sampai jumpa lagi!)
Sakura : “Mite, karera wa anata ga itta yō
ni warukunai(見て、彼らはあなたが言ったように悪くない).”(Lihatlah,
mereka tidaklah sejahat yang kamu katakan)
Takeshi :” Watashi wa shitte iru, shikashi
karera wa mada tsumi ga arimasu (私は知っている、しかし彼らはまだ罪があります).(Aku tahu,
tapi mereka masih memiliki kesalahan)
Sakura :” Anata ga iu koto wa nani demo, watashi wa mada sorera
o yurusu(あなたが言うことは何でも、私はまだそれらを許す).(Apapun
yang kamu katakana, aku tetap memaafkan mereka)
Takeshi :” Watashitachi mo
kono gēmu o shūryō suru hitsuyō ga ue ni kimasu!( 私たちもこのゲームを終了する必要があります)!(Kita juga masih harus menyelesaikan
permainan ini!)
Sakura :” Wakatta yo!(わかった
よ)!(Iya,
aku mengerti!)
Tanpa
sadar, Hasri dan Pibasari telah bertemu dengan Rival mereka, Takeshi dan
Sakura. Ayah Takeshi, Otou Oji merupakan pendiri dari
perusahaan game terkenal “Xine Erauqs”, pada masa-masa jayanya perusahaan
tersebut telah memiliki cabang di hampir seluruh negara di dunia. Akan tetapi,
akhir tahun ini perusahaan tersebut terpaksa dirundung berita duka, yaitu
perusahaan tersebut terpaksa gulung tikar.Hal ini disebabkan kerugian dan
hutang perusahaan yang tak terbayarkan, selain itu game terakhir “Ysatnaf
Lanif” yang disebut-sebut sebagai game terbaik karya perusahaan tersebut kalah
saing dengan game yang bergenre sama dari perusahaan baru “TwoAoneR” yang
berjudul “Conflict Between Immortal Weapon Alpha Access”. Dengan keuntungan yang
berbeda jauh dari biaya produksi game “Ysatnaf Lanif”, perusahaan “Xine Erauqs”
menutup seluruh cabangnya di berbagai penjuru dunia, dan menutup kantor
utamanya di Panje. Para gamer menyebut kejadian itu merupakan hal yang tak
terduga, karena di tahun-yahun sebelumnya perusahaan itu selalu merajai
penjualan game di berbagai konsol video game. Setelah kejadian itu Takeshi
Kurohara terpukul seakan tak percaya dengan apa yang dialami perusahaan milik
ayahnya tersebut.
Ayahnya, menjadi pengangguran dan bekerja serabutan, ia tak memiliki bakat lain selain pekerjaan berhubungan dengan dunia game yang pada saat itu mengalami kondisi yang tidak stabil. Sesaat setelah itu, ibunya, Okaba Sumiko, mengalami penyakit kanker payudara. Beliau harus melalui tahapan kemoterapi dan hal itu menghabiskan seluruh tabungan milik ayahnya. Saking parahnya penyakit yang diderita ibunya sudah mencapai stadium 4, dan ayahnya berusaha bekerja mati-matian untuk menutupi biaya kemoterapi tersebut. Namun pada suatu hari, ayahnya jatuh sakit, dan tak bisa bekerja untuk beberapa minggu. Takeshi yang waktu itu masih kelas 1 Sekolah Dasar, terpaksa putus sekolah, untuk merawat ayahnya yang sakit. Ayahnya menjadi stress, dan pada akhirnya beliau terpaksa berhutang ke Ayahnya Sakura Shirohara, Gosuji Yuusuke, untuk menutupi biaya hidup sehari-hari, dan biaya sekolah Takeshi, agar bisa bersekolah lagi. Hutang tersebut disetujui dengan syarat, menjodohkan Takeshi Kurohara dengan Sakura Shirohara sebagai jaminan. Sejak saat itulah Takeshi mulai mengenal Sakura dan memendam dendam kepada ayahnya Hasri, Balikra Todrim, yang ternyata merupakan salah satu pendiri perusahaan game “TwoAoneR” yang menyebabkan keluarganya menderita.
Olimpiade saintek yang Hasri dan Pibasari lalui,
berlangsung selama 3 hari, hari pertama ujian sains dasar dan ilmu pengetahuan
umum, hari kedua, ujian sains terapan dan ilmu kejuruan, dan hari terakhir
adalah ujian praktek dan lisan. Mereka mendapatkan medali emas dan meraih juara
1 tingkat Asia Tenggara. Mereka merasa bahagia dan terharu atas keberhasilan
yang telah merka capai, Hasri langsung mengajak Pibasari sujud syukur kepada
Allah SWT atas berkah dan rahmat yang telah diterimanya. Sementara itu, Takeshi
dan Sakura yang mewakili Panje hanya bisa puas mendapat juara 2 dan mendapat
medali perak.
2. Memarahi Hasri
Bersambung…………………………………………………..
Ayahnya, menjadi pengangguran dan bekerja serabutan, ia tak memiliki bakat lain selain pekerjaan berhubungan dengan dunia game yang pada saat itu mengalami kondisi yang tidak stabil. Sesaat setelah itu, ibunya, Okaba Sumiko, mengalami penyakit kanker payudara. Beliau harus melalui tahapan kemoterapi dan hal itu menghabiskan seluruh tabungan milik ayahnya. Saking parahnya penyakit yang diderita ibunya sudah mencapai stadium 4, dan ayahnya berusaha bekerja mati-matian untuk menutupi biaya kemoterapi tersebut. Namun pada suatu hari, ayahnya jatuh sakit, dan tak bisa bekerja untuk beberapa minggu. Takeshi yang waktu itu masih kelas 1 Sekolah Dasar, terpaksa putus sekolah, untuk merawat ayahnya yang sakit. Ayahnya menjadi stress, dan pada akhirnya beliau terpaksa berhutang ke Ayahnya Sakura Shirohara, Gosuji Yuusuke, untuk menutupi biaya hidup sehari-hari, dan biaya sekolah Takeshi, agar bisa bersekolah lagi. Hutang tersebut disetujui dengan syarat, menjodohkan Takeshi Kurohara dengan Sakura Shirohara sebagai jaminan. Sejak saat itulah Takeshi mulai mengenal Sakura dan memendam dendam kepada ayahnya Hasri, Balikra Todrim, yang ternyata merupakan salah satu pendiri perusahaan game “TwoAoneR” yang menyebabkan keluarganya menderita.
Bagian 7 “Pulang Kampung”
Wali
murid yang mendampingi Hasri dan Pibasari, Bu Lisa dan Bu Mayuti ikut merasakan
kebahagiaan akan hasil yang telah diraih murid kesayangan mereka itu. Dengan
penuh rasa kekecewaan Takeshi menghampiri Hasri untuk memberikan ucapan
selamat, begitu juga dengan Sakura. Hasri menerima jabat tangan dari Takeshi
dengan senyuman, namun Takeshi langsung memalingkan wajahnya, Sakura dengan
sigap menyenggol punggung Takeshi dan memberikan isyarat untuk tersenyum, dan
terpaksa ia terseyum dengan penuh kepalsuan.
(Percakapan
ini telah diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia, untuk
mempermudah pembaca dan penulis :) )
Sakura :”Selamat ya Pibasari, Hasri, kalian
memang pantas menjadi juara pertama, aku dan Takeshi juga ikut senang.”
Pibasari :”Ya,
sama-sama, Sakura, aku juga mau mengucapkan selamat atas keberhasilanmu menjadi
juara ke-2.”
Takeshi :”Hasri,
selamat atas keberhasilanmu menjadi juara pertama!, lain kali aku tidak akan
kalah darimu.”
Hasri :”Iya,
sama-sama, selamat juga untukmu, telah menjadi juara ke-2.”
Sakura :”Hssst….,Takeshi,
senyum dong.”
Takeshi :”Iya-iya.”
Sakura :”Oh,
ya, aku hampir lupa, kita tukeran e-mail dan no Hp yuk!, aku ingin lebih
mengenal kalian,boleh kan?!.”
Pibasari :”Iya,ya,
silahkan, ini e-mailku, tapi apa nomor Hp kami bisa menghubungi kalian?, kita
beda negara.”
Takeshi dan Hasri :”Jangan
khawatir!, eh kamu duluan, silahkan!”
Takeshi :”Nggak,
kamu aja yang duluan.”
Hasri :”Oke,
begini Pibasari, kalau kita mau menghubungi seseorang dari luar negeri tinggal
mengubah pengaturan di ponsel kita menjadi internasional roaming, jadi kita
masih bisa menghubungi mereka.”
Takeshi :”Itu
maksudku.”
Pibasari :”Oh
gitu ya, maaf aku baru tahu.”
Bu Lisa :”Hasri,
Pibasari, ayo nak, cepat kemari saatnya sesi foto bersama!”
Hasri dan Pibasari :”Baik
Bu!”
Pibasari :”Kami
pergi dulu ya Sakura, Takeshi, sampai ketemu lagi, dah!”
Sakura :”Bye-bye,
Hasri, Pibasari, samapi jumpa lagi!”
Hasri :”Ayo
Pibasari buruan!”
Pibasari :”Oke!”
Takeshi :”Sakura,
ayo, kita juga harus pergi sekarang!”
Sakura :”Baiklah,
ayo!”
Setelah
Hasri dan Pibasari beserta guru pendamping mereka melakukan sesi foto bersama,
selanjutnya mereka segera menuju ke Bandara Internasional Tyoko, untuk pulang ke kampong halaman. Pengalaman
mereka selama di Panje begitu indah dan menakjubkan, Hasri bersyukur karunia
yang telah dianugrahkan Allah SWT kepada mereka. Perjalanan dari Panje Ke
Aisenodni membutuhkan waktu 2 jam melalui pesawat terbang. Di tengah perjalanan
Pibasari mencoba menghubungi Sakura dan Takeshi.
Pibasari :”Enaknya
pakai avatar apa ya, untuk nomor teleponnya Sakura?, kamu ada ide Hasri.”
Hasri :”Ehm,
gimana kalau, Sakura dari Anime “Narto & Si Udin”, namanya sama, terus
sifatnya juga sama kan?”
Pibasari :”Bagus,
ide bagus, pakai itu saja, terus kalau Takeshi gimana?, pakai avatar apa ya?”
Hasri :”Kalau
aku sih, aku pakai avatar kaisar dari acara “Kastil Takeshi”, menurutmu
gimana?”
Pibasari :”Aku
pakai yang sama aja deh, biar serasi, hehehe!”
Hasri :”Kamu
udah coba hubungi mereka?”
Pibasari :”Belum
sih, aku masih mengubah pengaturan Hpnya, oke sekarang siap, aku coba telepon
Sakura dulu ya.”
Hasri :”Oke,
kalau gitu aku coba telepon Takeshi.”
(Seperti
biasa percakapan ini telah diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa
Indonesia, untuk mempermudah pembaca dan penulis J )
Pibasari :”Halo-halo!,
Sakura, ini aku Pibasari.”
PILIHAN
:
1. Mengangkat Telepon.
Sakura :”Halo,
oh kamu Pibasari ya, ada apa?”
Pibasari :”Aku
cuma mau menyapa kamu dan mencoba menghubungimu, takutnya kalau nggak bisa,
hehehe!”
Sakura :”Oh,
gitu, kamu masih dipesawat ya?, sama Hasri?”
Pibasari :”Ya,
kok tahu sih?”
Sakura :”Ya
tahu dong, aku kan pandai menebak sesuatu.”
Pibasari :”Ah!,
kamu bisa aja, aku juga bisa lho menebak sesuatu dan pastinya juga nggak kalah
tepat dari kamu.”
Sakura :”Masak
sih?, coba tebak sesuatu sekarang!”
Pibasari :”Kalau
Takeshi bagaimana?, apa dia masih bersama kamu?”
Sakura :”Sayang
sekali, tebakan kamu salah, dia sudah pulang duluan tadi, ngomong-ngomong nggak
apa-apa nih, berlama-lama ngobrol sama aku, biaya telepon ke luar negeri itu
mahal lho seingatku.”
Pibasari :”Wah,
iya kamu benar, kalau begitu sampai nanti ya, kapan-kapan aku akan
menghubungimu lagi."
Sakura :”Oke,
bye Pibasari!”
Pibasari :”Bye
Sakura, dadah!”
Bu Mayuti :”Ada
apa sih kok ribut-ribut?, jangan berisik, nanti mengganggu penumpang yang
lain.”
Hasri :”Nggak
ada apa-apa kok Bu, kami cuma menghubungi teman kami dari Panje, dan Pibasari sedang
asyik-asyikya ngobrol dengan salah satu teman kami.”
Bu Mayuti :”Nanti
saja teleponnya, kalau di pesawat sebaiknya Hp dimatikan atau di mode
pesawatkan, supaya tidak menggangu navigasi pesat terbang.”
Hasri dan Pibasari :”Baik,
Bu!” (Bad End)
2. Menutup Telepon.
Operator telepon :”Nomor
yang ada hubungi tidak aktif atau berada di luar jangkaun, cobalah beberapa
saat lagi, atau tekan satu untuk tinggalkan pesan, pip!”
Pibasari :”Yah
saying banget, nggak bisa, Kayanknya sedang dimatikan, tadi aku lihat saat ,
kita tukeran nomor telepon, Hpnya Sakura LowBattery sih!, kalau Takeshi gimana
Hasri?”
Hasri :”Aku
coba dulu ya.”
Operator telepon :”Nomor
yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi,pip!”
Hasri dan Pibasari :”Yah,
nggak bisa semua!”
Hasri :”Apa
kita melakukan sesuatu pada Takeshi?, sewaktu kita bersalaman dengan mereka,
aku lihat Takeshi sedang murung atau memikirkan sesuatu.”
Pibasari :”Entahlah,
tapi aku juga sependapat denganmu, Takeshi pasti sedang memikirkan keluarganya
sekarang.”
Hasri :”Memangnya
ada apa?,”
Pibasari :”Kamu
tidak tahu ya?, yang kemarin itu-tuh!, ada berita perusahaan tempat ayahnya
Takeshi bekerja, Xine Erauqs gulung tikar, karena game yang mereka produksi
kurang diminati oleh pasar, menurut gosip, perusahaan TwoAoneR –lah yang
menyebabkan semua ini, karena pasar lebih memilih game buatan perusahaan
tersebut.”
Hasri :”Waduh,
gimana nih!”
Pibasari :”Ada
apa, kok kamu kaget?”
Hasri :”
TwoAoneR itu perusahaan milik ayahku, Takeshi pasti marah pada ayahku”
Pibasari :”Hah,
gitu ya, hebat juga ayahmu!”
Bu Mayuti :”Ada
apa sih kok ribut-ribut?, jangan berisik, nanti mengganggu penumpang yang
lain.”
Hasri :”Nggak
ada apa-apa kok Bu, kami cuma menghubungi teman kami dari Panje, tagi nggak
bisa.”
Bu Mayuti :”Nanti
saja teleponnya, kalau di pesawat sebaiknya Hp dimatikan atau di mode
pesawatkan, supaya tidak menggangu navigasi pesat terbang.”
Hasri dan Pibasari :”Baik,
Bu!” (True End)
Bagian 8 “Ayahku Orang yang Hebat”
Akhirnya
Hasri, Pibasari dan guru pendamping mereka, Bu Lisa dan Bu Mayuti. Hari itu
hari minggu pagi, adzan subuh masih berkumandang. Mereka segera menuju ke
sebuah masjid dekat bandara untuk melakukan sholat subuh. Setelah sholat, orang
tua mereka telah menunggu di depan pintu masjid. Dan merekapun pulang ke rumah
masing-masing. Hasri
segera mandi dan merapikan barang bawaannya selama di Panje serta tidak lupa
untuk menyiapkan oleh-oleh yang telah ia beli untuk dibawa besok ke sekolah.
Karena merasa letih, Hasri langsung merobohkan dirinya ke tempat tidur dan
tidur terlelap. Tanpa sadar hari berlalu hingga sore hari, Hasri seketika
bangun dan matanya menyorot tajam ke jam elektronik di dinding. Waktu
menunjukkan pukul 3 sore lebih 7 menit 32,34 detik. Ia sadar bahwa, ia telah
melewatkan waktu untuk shalat Dhuhur. Dengan secepat kilat ia berlari ke tempat
wudhu lalu menyucikan menyucikan diri dan melakukan shalat jamak dhuhur dan
ashar sekaligus memohon ampun kepada Tuhan yang maha esa Allah SWT atas
keteledorannya dalam melaksanakan ibadah wajib bagi umat Islam tersebut.
Hasri : “Ya Allah, Tuhan seru sekalian alam, ampunilah dosa hambamu ini yang tidak sengaja melupan kewajiban untuk melaksanakan shalat Dhuhur tepat waktu, dan ampunilah dosa-dosa yang telah saya perbuat, dosa orang tua saya, dosa seluruh keluarga saya dan dosa seluruh umat Islam di dunia, رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (RABBANAA AATINAA FIDDUNNYAA HASANAH, WA FIL AAKHIRATI HASANAH, WAQINAA ‘ADZAA BAN NAAR.) (Artinya : Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka.), سُبْحَانَرَبِّكَرَبِّالْعِزَّةِعَمَّايَصِفُونَوَسَلامٌعَلَىالْمُرْسَلِينَوَالْحَمْدُلِلَّهِرَبِّالْعَالَمِينَ،،
Hasri : “Ya Allah, Tuhan seru sekalian alam, ampunilah dosa hambamu ini yang tidak sengaja melupan kewajiban untuk melaksanakan shalat Dhuhur tepat waktu, dan ampunilah dosa-dosa yang telah saya perbuat, dosa orang tua saya, dosa seluruh keluarga saya dan dosa seluruh umat Islam di dunia, رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (RABBANAA AATINAA FIDDUNNYAA HASANAH, WA FIL AAKHIRATI HASANAH, WAQINAA ‘ADZAA BAN NAAR.) (Artinya : Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka.), سُبْحَانَرَبِّكَرَبِّالْعِزَّةِعَمَّايَصِفُونَوَسَلامٌعَلَىالْمُرْسَلِينَوَالْحَمْدُلِلَّهِرَبِّالْعَالَمِينَ،،
(Subhana rabbika rabbi l-‘izzati ‘amma
yasifun, wa-salamun ‘ala ‘-mursalin, wa-l-hamdu li-llahi rabbi l-‘alamin)( Mahasuci Tuhan yang memiliki keagungan dari apa
yang mereka katakan, salam sejahtera bagi para Rasul dan segala puji bagi Allah
Tuhan semesta alam.)
Hasri :”Aamiin!
(آمين)!”
Bu Sriwijaya :”Hasri!,
Kamu apa sudah bangn nak?!, cepat bangun lalu mandi, sudah sore, makan malam
sudah siap!”
Hasri :”Baik
bu!”
Hasri
bergegas untuk mandi dan menuju ruang makan, disana telah ada ayah dan ibunya
yang sedang menikmati makan malam. Menu makanan hari ini adalah ayam goreng,
sayur lodeh, tempe penyet dan nasi goreng kesukaan Hasri dan Pak Balikra,
disertai minuman es buah aneka rasa. Sebelum makan mereka memanjatkan doa
sebelum makan seperti biasanya.
الَّلهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar"
Artinya :
Yaa Allah, berkatilah rezeki yang engkau berikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.
"Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar"
Artinya :
Yaa Allah, berkatilah rezeki yang engkau berikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.
Kemudian
diakhiri dengan doa sesudah makan.
اَلْحَمْدُ
ِللهِ الَّذِيْنَ اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
"Alhamdu lillahhil-ladzi ath-amanaa wa saqaana waja'alanaa minal muslimiin"
Artinya :
Segala puji bagi Allah yang memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami memeluk agama islam.
"Alhamdu lillahhil-ladzi ath-amanaa wa saqaana waja'alanaa minal muslimiin"
Artinya :
Segala puji bagi Allah yang memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami memeluk agama islam.
Pak
Balikra :”Hasri, ayah punya kabar
baik buat kamu.”
Hasri :”Apa yah?!”
Pak
Balikra memberikan Hasri selebaran acara Game Fair di alun-alun Kota Trigal.
Pak
Balikra :”Perusahaan game ayah ,“TwoAoneR”
minggu depan di acara Game Fair, membuka acara lowongan magang dan menerima ide
atau konsep game dari para pemain game
“Conflict Between Immortal Weapon Alpha Access” untuk dijadikan bahan
pengembangan game selanjutnya. Ada hadiah menarik jika masukan itu diterima,
kamu bisa mengembangkan konsep game kamu dengan mengikuti acara ini. Gimana
tertarik?”
Hasri :”Hmm,
boleh juga, aku sebenarnya sudah punya konsepnya tapi masih belum punya konsol
game yang sesuai, mungkin dengan ini, aku bisa mengembangakan game ciptaanku
yah!”
Pak Balikra :”Kalau
begitu, minggu depan ayah akan ajak kamu ke acara ini, kamu juga bisa loh ajak
teman-temanmu.”
Hasri :”Oke
yah!”
Bu Sriwijaya :”Makanannya
jangan pilih-pilih, sayur itu baik buat kamu.”
Bu Balikra menyodorkan sayur lodeh untuk Hasri.
Hasri :”Iya
bu.”
Bu Sriwijaya :”Aduh!,
perut ibu sakit!, ah!”
Pak Balikra :”Ibu
tetap tenang, tarik napas dalam-dalam lalu keluarkan, ulangi lagi, Hasri,
tolong panggilkan ambulan!”
Tiba-tiba
saja, Bu Sriwijaya mengalami kontraksi, beliau ternyata telah hamil 9 bulan.
Hasri akan memiliki adik baru. Antara senang dan panik Hasri dan Pak Balikra
berusaha menenangkan Bu Sriwijaya dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Sesampainya
di Rumah Sakit Aribowo
Rogo Angkasa. Pak Balikra yang kebetulan berpapasan dengan temannya Pak Dazen
yang merupakan dokter kandungan, segera memintanya untuk menangani Bu
Sriwijaya. Dengan sigap mereka masuk ruang bersalin. Dengan penanganan yang
tepat dan cepat, Pak Dazen dan Pak Balikra berhasil membantu proses persalinan
secara normal, dan melahirkan seorang anak laki-laki. Bu Sriwijaya terharu
sambil memeluk anaknya.
Bu Sriwijaya :”Yah, tolong adzani dulu anaknya!”
Pak
Balikra :”Oh ya bu!”
Pak Balikra segera mengadzani
anaknya yang baru lahir dengan suara adzan yang lantang dan merdu.
Bu
Sriwijaya :”Kita namai apa anak kita
yah?!”
Pak
Balikra :”Ayah punya usul, gimana kalau
diawali dengan Muhammad ? , lalu Shobir artinya penyabar dan Qawi artinya
perkasa.
Pak Dazen :”Jadi namanya Muhammad Shobir Qawi,
kedengarannya bagus.”
Bu
Sriwijaya :”Iya aku juga suka, kita
namai itu saja.”
Akhirnya mereka telah memutuskan
nama adik Hasri tersebut yakni Muhammad Shobir Qowi. Hasri yang telah menunggu
di ruang tunggu dengan gembira segera menuju ayahnya setelah keluar dari ruang
bersalin.
Hasri :” Bagaimana yah?!, adik
bayinya sudah lahir?!”
Pak
Balikra :”Sudah, laki-laki, ayah
namai Muhammad Shobir Qowi, artinya anak yang terpuji, penyabar dan perkasa.
Hasri :”Wah keren, tapi kok namaku
artinya hanya kesembuhan, beda sama punya adik.”
PILIHAN :
1. Menasehati Hasri
Pak
Balikra :”Hasri, kamu kan dulu sering
sakit dengan nama itu ayah dan ibu mendoakanmu supaya kamu tidak sering
sakit-sakitan lagi, sebaiknya kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah
mengabulkan doa tersebut sehingga kamu bisa seperti sekarang.”
Hasri :”Iya yah, Hasri mengerti,
ngomong-ngomong ayah hebat bisa bantu ibu melahirkan adik Shobir, seperti
seorang pahlawan super “Dokter Strangers”.
Pak
Balikra :”Ah, kamu bisa aja, yuk kita
temui adik dan ibu.”
Hasri ditemani Pak Balikra menuju
kedalam ruang bersalin dan melihat keadaan adik kecil dan Bu Sriwijaya.(True
End)
2. Memarahi Hasri
Pak
Balikra :”Hasri, kamu itu harunya bersyukur
kepada Allah SWT, jangan mengeluh karena hal sepele, itu tidak baik!”
Hasri :”Iya yah, Hasri mengerti,
ngomong-ngomong ayah hebat bisa bantu ibu melahirkan adik Shobir, seperti
seorang pahlawan super “Dokter Strangers”.
Pak
Balikra :”Ah, kamu bisa aja, yuk kita
temui adik dan ibu.”
Hasri
ditemani Pak Balikra menuju kedalam ruang bersalin dan melihat keadaan adik
kecil dan Bu Sriwijaya.(Bad End)
Bagian
9 “Game Fair (Pekan Raya Permainan)”
Keesokan
harinya, lebih tepatnya hari senin, Hasri berangkat ke sekolah dengan membawa 1
tas penuh buah tangan dari Panje. Sesampainya di depan ruang kelas, ia bertemu
dengan Pibasari yang membawa 1 tas penuh oleh-oleh juga. Mereka saling menyapa
dan tersenyum manis. Ketika masuk ke kelas teman-teman mereka melihat mereka
berdua dengan mata berkaca-kaca dan bergembira.
Wandi :”Asyik,
Hasri dan Pibasari bawa oleh-oleh!, pasti makanan kan!, iya kan?!”
Hasri :”Iya,
ada makanannya kok, nanti pasti kebagian kok.”
Pibasari :”Semua
teman sekelas pasti kebagian kok!”
Teman-teman sekelas:”Asyik!”
Yandu :”Oh
ya, selamat ya, atas kemenangannya, katanya kamu dan Pibasari jadi juara 1.”
Hasri :”Ya,
terimakasih!”
Suwanti :”Selamat
ya, Pibasari, kamui memang hebat.”
Hasti :”Iya
benar kamu memang jenius!”
Pibasari :”Terimakasih
banayak, teman-teman!”
Yandu :”Oh
ya, kalau nggak salah, kamu punya adik baru ya Hasri?
Hasri :”Wah
kok tahu?”
Yandu :”Ayahku
yang bilang, kemarin ia ketemu ayahmu di rumah sakit.”
Hasri :”Oh
gitu.”
Suwanti :”Terus,
namanya siapa?”
Hasri :”Namanya
Muhammad Shobir Qawi”.
Pibasari :”Wah,
namanya keren!”
Wandi :”Iya,
seperti orang arab yang gagah berani.”
Hasri :”Wah, terimakasih atas pujiannya.”
Hasti :”Bukan
untuk kamu, tapi adikmu.”
Pibasari, Suwanti, Yandu, Wandi:”Hahahaha..!”
Hasti :”Iya,
kan?!”
Teman-teman
Hasri dan Pibasari mulai memberikan ucapan selamat kepada mereka berdua.Tak
lama kemudian Ibu guru datang. Bu Jinasu yang dulu mengajar di kelas 1B,
sekarang juga mengajar di kelas 2B, kelas yang ditempati Hasri dan
kawan-kawannya.
Bu Jinasu :”Anak-anak
ayo masuk, sebentar lagi pelajaran dimulai!”
Murid-murid :”Baik,
bu!”
Sandi :”Semuanya
berdiri!”
Murid-murid bangkit dari bangku masing-masing.
Sandi :”Beri
salam!”
Murid-murid :”Selamat
pagi Bu Guru!”
Bu Jinasu :”Selamat
pagi anak-anak!”
Sandi :”Silahkan
duduk kembali!”
Murid-murid duduk kembali ke bangkunya
masing-masing.
Sandi :”Berdoa
mulai!”
Seluruh murid beserta Bu Jinasu memanjatkan doa
sesuai kepercayaannya masing-masing.
Sandi :”Selesai!”
Bu Jinasu :”Hari
ini, kita tidak mengadakan upacara bendera karena upacara akan diganti hari
selasa 1 Juni , bertepatan dengan hari lahirnya Lima Aturan Dasar Aisenodni.
Selain itu, karena jam yang biasanya digunakan untuk upacara kosong, Ibu akan
mempersilahkan Hasri dan Pibasari untuk melanjutkan acara bagi-bagi
oleh-olehnya tadi pagi, silahkan Hasri, Pibasari.”
Hasri :”Ah,
baik bu!”
Pibasari :”Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh, saya dan Hasri ingin mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman dan ibu guru atas dukungan dan bantuannya selama ini mulai dari
persaingan olimpiade tingkat nasional sampai olimpiade tingkat Aisa Tenggara
sehingga kami dapat memperoleh juara 1 dan dapat membawa nama baik Aisenodni di
kancah internasional, sekali lagi terimakasih banayak!”
Hasri :”Terimakasih
teman-teman, tanpa bantuan dan dukungan dari kalian kami tidak akan sampai sejauh
ini!”
Semua murid :”Dengan
senang hati!”
Wandi :”Ayolah,
oleh-olehnya kapan?!, aku sudah lapar nih!”
Suwanti :”Ya
ampun Ndi-di, kamu ini, makanan aja yang kamu pikirin!”
Wandi :”Hehe,
aku kan hobi makan.”
Murid yang lain:”Hahahaha…!”
Bu Jinasu :”Ayo,
silahkan Hasri, Pibasari.”
Hasri dan Pibasari membagikan
oleh-oleh yang mereka beli di Panja kepada semua teman sekelas. Oleh-oleh yang
mereka bagikan berupa paket, di dalam paket tersebut berisi : gantungan kunci
sushi, aneka macam jajanan Panje ( umaibo, kue wagashi ,minuman ramune, dan coklat
kat-kit 12 variasi rasa salah satunya rasa matcha), mainan kendama,baju yukata
yang dapat menyesuaikan ukuran secara otomatis, dan bonus tiket makan gratis di
kantin sekolah seharian penuh. Wandi sangat bergembira mengenai tiket makan
gratis, sementara anak-anak yang lain tidak terlalu memperhatikan hal tersebut,
mereka sedang sibuk melihat-lihat oleh-oleh mereka masing-masing. Hasri dan
Pibasari juga tidak lupa untuk memberikan oleh-oleh kepada walikelas mereka Bu
Jinasu.
Wandi :”Waw!,
asyik tiket makan sepuasnya!, hore!”
Hasri :”Ini
bu, oleh-oleh dari kami berdua, semoga ibu suka dengan apa yang kami berikan.”
Bu Jinasu :”Wah,
terimakasih banyak, ibu suka kok dengan pemberian kalian.”
Hasri dan Pibasari:”Iya, dengan senang hati.”
Hasti :”Wah,
ini ya yang namanya yukata, bagus sekali!, terimakasih Pibasari!”
Pibasari :”Dengan
senang hati.”
Suwanti :”Cara
memakainya gimana?”
Pibasari :”Seperti
kalau pakai mantel biasa kok, ukurannya nanti akan otomatis menyesuaikan
sendiri, nanti aku ajari.”
Charlotte :”Bukannya
pakaian ini harganya mahal ya?!”
Pibasari :”Kalau
yukata nggak mahal-mahal amat, yang mahal itu kimono.”
Palmera :”Emangnya
apa bedanya kimono dengan yukata?”
Pibasari :”Kalau
kimono lapisannya banyak, biasanya dipakai saat formal, tapi kalau yukata
lapisannya sedikit, biasanya dipakai saat jalan-jalan atau festival musim
panas.
Murid-murid permpuan :”Oh, gitu!"
Randu :”Wih,
ini namanya apa Has?!”
Randu memperlihatkan kendama kepada
Hasri
Hasri :”Itu
namanya kendama, cara mainnya gini nih!”
Abedul :”Gimana-gima?!,
aku mau lihat!”
Hasri mengajarkan cara memainnkan
kendama kepada semua temannya.
Sutono :”Oh,
gitu, begini kan?”
Supri :”Aduh!,
sulit ternyata, tolong ajarin aku dong Hasri!”
Hasri :”Iya-ya,
nai waktu istirahat aku ajarin semuanya sampai bisa.”
Sandi :”Ok,
aku juga ikutan.”
Yandu :”Aku
juga ikut!”
Suasana
kelas menjadi ramai, murid perempuan banyak yang berkumpul mengerumuni
Pibasari, sedangkan murid laki-laki banyak yang mengerumuni Hasri. Tak terasa
bel tanda jam pelajaran pertama sehabis upacara bendera berbunyi.
Bu Jinasu :”Baik
anak-anak!, saatnya jam pelajaran pertama dimulai, silahkan duduk di bangku
kalian masing-masing!”
Murid-murid :”Baik
bu!”
Pelajaran
hari ini adalah Ilmu Pengetahuan Alam, dasar-dasar dari Ilmu Fisika, Kimia dan
Biologi. Disusul dengan jam ke tiga berupa Ilmu Pengetahuan Sosial,
masing-masing mata pelajaran memiliki jatah waktu 1,5 jam. Bu Jinasu mengajar
hampir semua mata pelajaran, kecuali, pelajaran Bahasa Inggris, Matematika dan
Olah raga. Jam digital menunjukkan pukul 10.30 WAB (Waktu Aisenodni Barat),
saatnya bel tanda istirahat berbunyi. Sesuai janjinya Hasri akan mengajari
teman-teman sekelasnya cara bermain kendama, sedangkan Pibasari akan
mengajarkan cara memakai yukata.
Pibasari :”Sini-sini!,
yang mau tahu cara pakai yukata, semuanya kesini, aku ajarin satu-satu!”
Hasri :”Yang
mau tahu cara main kendama ayo kemari!”
Ada
banyak siswa yang ingin mengetahui cara memakai yukata dan kendama, hampir semua teman sekelas yang mengikuti, kecuali
Wandi, yang langsung pergi ke kantin untuk makan sepuasnya.Untuk pelajaran
sehabis istirahat adalah seni budaya dan prakarya dilanjutkan bahasa Indonesia. Tak terasa bel tanda akhir
pelajaran berbunyi, murid-murid bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing.
Sandi :”Semuanya
berdiri!”
Semua murid berdiri.
Sandi :”Beri
salam!”
Murid sekelas :”Selamat
siang Bu Guru!”
Bu Jinasu :”Selamat
siang!”
Sandi :”Silahkan
duduk kembali!”
Semua murid duduk kembali.
Sandi :”Berdoa
mulai!”
Seluruh murid beserta Bu Jinasu memanjatkan doa
sesuai kepercayaannya masing-masing.
Sandi :”Selesai!”
Sesampainya
di rumah, Hasri menerima pesan singkat dari Profesor. Hasri membukanya melalui
aplikasi Android What’s up!. Aplikasi ini cukup popular di kalangan remaja
bahkan sampai ke kalangan orang tua. Selain digunakan untuk mengirim pesan,
aplikasi ini juga bisa mengirim: stiker, gambar, gambar bergerak/GIF, video,
pesan suara, dan bahkan sebuah dokumen.
Profesor Ijat :”Halo-halo
Hasri, test dicoba!”
Hasri :”Iya
profesor, ada apa?”
Profesor Ijat :”Hasri,
aku berhasil membuat prototype dari desain mesin game milikmu, cobalah untuk
menemuiku di Pekan Raya, akan aku tunjukkan bagaimana hasilnya.”
Hasri :”Siap
profesor!, kebetulan aku dan ayah juga akan menuju kesana untuk ikut suatu
acara.”
Profesor Ijat :”Acara
apa Hasri?”
Hasri :”Acara
dari perusahaan ayah, TwoAoneR, mereka membuka lowongan untuk konsep game
kelanjutan dari “Conflict Between Immortal Weapon Alpha Access”. acaranya aku
mau pakai ide konsep game Psikologi yang beberapa waktu lalu itu.”
Profesor :”Ide
bagus Hasri, aku sudah coba prototype-nya, belum ada masalah sejauh ini,
seperti yang kamu bilang dulu, aku bisa merasakan senang, sedih, takut, kecewa
jadi satu, bikin merinding waktu maininnya.”
Hasri :”Wow,
keren profesor, aku sudah nggak sabar.”
Profesor :”
Oh, saya sampai kelupaan, selamat ya, adik bayinya sudah lahir!, dari kemarin
sebenarnya aku ingin mengucapkan selamat tapi selalu saja kelupaan, hehehe :)
Bersambung…………………………………………………..
Tidak ada komentar :
Posting Komentar