Translate

Sabtu, 17 Desember 2016

Bab 2 Dunia Game Virtual “Pertikaian Antara Senjata Abadi” Online (Virtual World Game “ Conflict Between Immortal Weapon” Online)

Bab Sebelumnya/Previous Chapter 
           
II.            Bab Kedua “Masa Kecil yang Kurang dan atau Bahagia”
       
        Waktu demi waktu berlalu, bulan kini berganti, sekarang sudah bulan Oktober tahun 2021. Ujian Tengah Semester 1 sudah didepan mata, Hasri sedang giat-giatnya belajar ditemani oleh ke 5 temannya, ada:  Pibasari, Yandu, Wandi, Suwanti, dan Hasti yang kebetulan bertemu ketika sedang jalan santai pagi melewati halaman depan rumahnya Hasri. Ada yang ditemani orangtua mereka, ada juga yang tidak. Orang tua Hasri, Pibasari, Yandu dan Hasti sedang asik mengobrol di ruang tamu sedangkan anak-anak mereka belajar bersama di teras rumah. Anak-anak tersebut membicarakan masalah seputar materi yang belum meraka kuasai, dan hal-hal yang mungkin mereka lakukan ketika liburan semester 1 tiba. Pibasari ingin berlibur ke Pulau Labi bersama keluarga besarnya, Yandu dan Wandi berkunjung ke rumah kakek dan nenek mereka, Suwanti dan Hasti ingin berkunjung ke Universal Studio Panja. Hasri sendiri masih bingung mau mana, ia ingin mendalami teknologi Virtual Reality, tapi Ayahnya mengajak berlibur ke Port Studio Dungban.

Bagian 1 “Ujian di Awal Semester”

Pibasari            :“Asslamualaikum, Hai Hasri !”
Hasri                :”Hai, Pibasari, waalaikumsalam !”
Yandu             :”Yo, What’s up Hasri?!”
Wandi             :”Gimana kabarmu Hasri?!”
Hasri                :”Wah!, pada datang semua ini, I’m fine bro!”
Suwanti           :”Selamat pagi teman-teman!”
Hasti                :”Asslamualaikum teman-teman!”
Hasri,Pibasari,Yandu,Wandi,Suwanti : “Waalaikumsalam, pagi!”
Sementara itu di ruang tamu.
Pak Padrima dan Ibu Sumilasih :”Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!”
Pak Balikra      :”Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, monggo silahkan duduk!”
Bu Sriwijaya   :”Saya ambilkan minum dulu di belakang.”
Bu Handini     :”Assalamualaikum, Pak Balikra!”
Pak Yosefi      :”Selamat pagi Pak Balikra!”
Pak Balikra      :”Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Bu Handini, Selamat pagi juga Pak Yosefi.”
Bu Sriwijaya   :”Ini minumnya silahkan diminum.”
Pak Padrima    :”Wah, terimakasih Bu.”
Bu Sumilasih   :”Begini Pak Balikra, saya mau konsultasi tentang program Asuransi Kesehatan Aisenodni milik pemerintah, cara mendaftarnya gimana ya, karena kemarin sewaktu kami sekeluarga berkunjung ke Kantor Asuransi tersebut kantornya tutup.”
Bu Handini     :”Saya juga Pak, katanya teman saya, kita harus segera mengurus asuransi itu, kalau tidak, maka akan dikenakan sanksi, gimana tuh pak?!”
Pak Balikra      :”Oh, soal Asuransi Kesehatan Aisenodni itu sendiri merupakan program nasional untuk masyarakat yang kuang mampu, bentuknya berupa subsidi silang, kalau Bu Sumilasih ingin daftar, Ibu tidak perlu ke kantor asuransi tersebut, cukup buka websitenya di internet, websitenya : www.askesaisenodni.com .Ibu cukup melengkapi persyaratan yang tertera di website, lalu diupload, selesai deh!”
Bu Sumilasih   :”Oh, begitu, terimakasih pak.”
Pak Padrima    :”Terimakasih banyak.”
Pak Balikra      :”Sama-sama, kalau untuk Bu Handini, program ini memang sedang dikebut oleh pemerintah, sebaiknya memang harus segera mendaftar, sanksinya tidak main-main lho, bisa kena denda sampai 20% dari pendapatan per bulan.”
Pak Yosefi      :”Tapi Pak Balikra, Kalau kita sendiri tidak mau mengikuti program tersebut, apa masih tetap di sanksi?!”
Pak Balikra      :”Ya, kalau bapak benar-benar tidak ingin ikut program ini bapak harus membuat surat pernyataan, lalu dikirim ke kantor asuransi dan anda tidak akan mendapatkan asuransi dari program tersebut.”
Bu Sriwijaya   :”Memangnya Bapak tidak ingin mendapat bantuan dari program ini, zaman sekarang penyakit semakin berbahaya lho, walaupun teknologi semakin berkembang pesat, virus dan bakteri semakin berevolusi juga.”
Pak Yosefi      :”Saya ini orang yang sudah berkecukupan, saya rasa program ini sudah tidak saya perlukan lagi.”
Dan orang tua teman-teman Hasri masih membahas program Asuransi Kesehatan di ruang tamu, sementara Hasri dan kawan-kawan berada di teras depan.
Hasri                :”Teman-teman, kalian apa sudah paham materi matematika Bu Mayuti?!”
Yandu             :”Duh, aku sih belum, materinya sulit sih, menghafal perkalian dari 1 sampai 9.”
Wandi             :”Oh iya, aku lupa, hari pertama kita jadwalnya matematika ya, haduh, aku ndak paham sama sekali.”
Pibasari           :”Masak kaliyan gitu aja nggak ngerti sih?!, makanya belajar setiap hari jangan cuma belajar waktu ada ujian saja dong.”
Suwanti           :”Betul tuh, kata Pibasari, kalau nggak dihafalin satu-persatu susah menghafalinnya.”
Hasti                :”Mulai sekarang, mulailah menghafal, waktunya tinggal seminggu lagi lho”!
Hasri, Wandi,dan Yandu : “Oke, siap, laksanakan !”
Yandu             :”Eh, kawan-kawan, liburan nanti kalian mau kemana?!”
Suwanti           :”Ngapain membahas liburan segala!, belajar aja dulu nanati baru diabahas.”
Pibasari            :”Liburan ya, kalau aku sih maunya ke Pulau Liba, aku mau ke pura dan candi-candi yang bersejarah dan pantainya yang indah, wah asyikya!”
Suwanti           :”Eh loh, Pibasari malah ikut-ikutan?!, terserahlah.”
Hasti                :”Kalau aku sih pinginnya liburan ke Universal Studio Panja, ada banyak permainan seru disana dan Bunga Sakura yang bermekaran, kelihatannya indah sekali.”
Suwanti           :”Sama dong, aku juga diajak pamanku ke sana sekeluarga. Kayaknya kita bakalan ketemu disana deh, Hasti.”
Wandi             :”Wah kalian enak ya, liburan ke luar negeri, kalau aku sih ke rumah nenek aja, kangen mereka.”
Yandu             :”Aku juga kangen kakek dan nenek, mereka pasti memberi uang saku untuk jajan, hehehe!”
Pibasari            :”Kalau kamu Hasri mau ke mana?”
            
 PILIHAN  :

1.      Tidak kemana-mana, dirumah dan mendalami dunia Virtual Reality.
Hasri                :”Duh, aku masih bingung mau ke mana, mungkin aku memilih untuk tetap dirumah sambal mendalami dunia Virtual Reality, aku punya cita-cita untuk bikin game sendiri, alias jadi pengembang game.
Pibasari            :”O, gitu, saying sekali ya, padahal lebih asyik liburan ke luar rumah.”
Yandu             :”Namanya juga orang pintar, kamu rangking satu dikelas sih, pantas juga kalau kamu masih belajar waktu liburan.”
Hasti                :”Tapi, jangan sampai terus-terusan belajar, nanti bisa kena stress lho, kita juga perlu refreshing juga sebagai penyegar.”
Wandi             :”Aku sih, nggak bakalan tahan kalau belajar terus terusan pasti bakalan ketiduran deh jadinya, hahaha!”
Suwanti           :”Nggak lucu tahu, ngapain ketawa?!, lagian lebih baik kecilin perutmu tuh Wandi, udah kayak gentong berjalan!”
Yandu             :”Kamu salah Wanti, yang benar bukan gentong berjalan tapi pemain sumo berjalan, hehehe!”
Hasri                :”Sudah-sudah, nanti saja ngelawaknya, sekarang kita harus hafalin semua perkalian mulai dari 1 samapi 9 , jadwal UTS minggu depan hari pertamanya matematika dan Bahasa Indonesia, kita juga belum belajar bahasa Indonesia, kan!”
Pibasari            :”Wah, iya juga kamu benar Hasri, oh, iya ngomong-ngomong buku tulis Bahasa Indonesia-ku yang kamu pinjam kemarin mana, aku mau pakai untuk mengerjakan tugas.
Hasri                :”Oh, ya, aku lupa taruh dimana, nanti aku pasti balikin, tapin nanti yah!”
Pibasari            :”Awas ya kalau sampai hilang, aku nggak mau pinjamin kamu buku lagi, huh!
Hasri                :”Iya-iya pasti aku balikin kok, jangan kuatir, nanti kalau kamu marah cepat tua lho!”
Pibasari            :”Apa kamu ngatain aku cepat tua, awas kau ya!”
Hasri                :”Nggak kok, kamu itu cantik, tapi jangan suka marah-marah, sabar.”
Pibasari            :”Yaudah kalau kamu memang bilang begitu, aku maafin deh.”
Yandu, Wandi, Hasti dan Suwanti     :”Cie-cie-cie, sepeti pasangan baru saja, dikit-dikit bertengkar.”
Pibasari            :”Apaan sih, kita cuma teman biasa kok!”
Hasri                :”Iya cuma teman biasa kok, lagian kita masih kecil, masih belum cukup umur.”
Hasti                :Ya sudah, sekarang kita belajar lagi yuk!”
Yandu             :”Oke, siap!”
Wandi             :”Baiklah, oke!”
Pibasari dan Suwanti  :”Siap, nyonya!”
Pibasari            :”Aku ambilin minuman dan jajan dulu ya!”
Yandu             :”Mantap Pak Bos!”
Wandi             :”Jajannya yang banyaknya aku laper nih!”
Hasri                :”Oke!” (Bad End)      
2.      Berlibur ke Port Studio Dungban Bersama Keluarga
Hasri                :”Duh, aku masih bingung mau ke mana, mungkin aku memilih berlibur ke  Port Studio Dungban, ayahku mengajakku ke sana, katanya di sana wahana bermainnya seru dan keren.”
Pibasari            :”O, gitu, aku sebenarnya juga ingin ke sana tapi mumpung ibuku menang undian liburan ke Pulau Liba jadinya nggak bisa.”
Yandu             :”Jangan lupa oleh-olehnya lho, Hasri.”
Hasti                :”Jangan khawatir nanti aku juga kasih oleh-oleh kok, dari Panja.”
Wandi             :”Aku juga mau, bawa oleh-oleh yang banyak ya!, nanti kalau nggak habis, aku habisin semua, secepat kilat, hahaha!”
Suwanti           :”Nggak lucu tahu, ngapain ketawa?!, lagian lebih baik kecilin perutmu tuh Wandi, udah kayak gentong berjalan!”
Yandu             :”Kamu salah Wanti, yang benar bukan gentong berjalan tapi pemain sumo berjalan, hehehe!”
Hasri                :”Sudah-sudah, nanti saja ngelawaknya, sekarang kita harus hafalin semua perkalian mulai dari 1 samapi 9 , jadwal UTS minggu depan hari pertamanya matematika dan Bahasa Indonesia, kita juga belum belajar bahasa Indonesia, kan!”
Pibasari            :”Wah, iya juga kamu benar Hasri, oh, iya ngomong-ngomong buku tulis Bahasa Indonesia-ku yang kamu pinjam kemarin mana, aku mau pakai untuk mengerjakan tugas.
Hasri                :”Oh, ya, aku lupa taruh dimana, nanti aku pasti balikin, tapin nanti yah!”
Pibasari            :”Awas ya kalau sampai hilang, aku nggak mau pinjamin kamu buku lagi, huh!
Hasri                :”Iya-iya pasti aku balikin kok, jangan kuatir, nanti kalau kamu marah cepat tua lho!”
Pibasari            :”Apa kamu ngatain aku cepat tua, awas kau ya!”
Hasri                :”Nggak kok, kamu itu cantik, tapi jangan suka marah-marah, sabar.”
Pibasari            :”Yaudah kalau kamu memang bilang begitu, aku maafin deh.”
Yandu, Wandi, Hasti dan Suwanti     :”Cie-cie-cie, sepeti pasangan baru saja, dikit-dikit bertengkar.”
Pibasari            :”Apaan sih, kita cuma teman biasa kok!”
Hasri                :”Iya cuma teman biasa kok, lagian kita masih kecil, masih belum cukup umur.”
Hasti                :Ya sudah, sekarang kita belajar lagi yuk!”
Yandu             :”Oke, siap!”
Wandi             :”Baiklah, oke!”
Pibasari dan Suwanti  :”Siap, nyonya!”
Pibasari            :”Aku ambilin minuman dan jajan dulu ya!”
Yandu             :”Mantap Pak Bos!”
Wandi             :”Jajannya yang banyaknya aku laper nih!”
Hasri                :”Oke!” (True End)    

Bagian 2 “Benda yang Jatuh dari Langit”
            
 Ujian telah tiba, semua siswa bertarung dengan soal-soal yang cukup sulit. Mereka bertarung dengan cukup sengit. Walaupun ada saja siswa yang diam-diam mencontek, tapi Hasri dan Pibasari tidak gentar menghadapi godaan itu. Ini dikarenakan mereka telah mempersiapkan diri dengan sangat baik. Segala persiapan mulai dari mental, fisik, materi yang diujikan dan kebutuhan tidak terduga sudah mereka persiapkan. Begitu juga teman belajar mereka, yakni : Yandu, Wandi, Hasti, dan Suwanti. Namun, pada akhirnya Wandi, terpaksa mencontek, pada hari terakhir ujian, karena belum belajar sama sekali sehabis nonton Pertandingan Sepak Bola semalam. Dan pada akhirnya ia ketahuan guru pengawas dan dijewer. 
Wandi             :”Aduh-aduh, kupingku rasanya sakit sekali, belum sembuh dari tadi.”
Yandu             :”Makanya, kalau mau nyontek yang pinder dikit dong, jangan hanya pakai kertas di tangan doing !”
Wandi             :”Terus, gimana dong, kamu tahu caranya?”
Yandu             :”Tahu dong, pakai jam tangan pintar ini nih namanya, SmartWatch!”
Hasri                :”Udah-udah, nggak baik kalau kamu nyotek saat ujian, nanti kena dosa lho!”
Yandu             :”Aku nggak nyotek kok tadi, aku cuma ngasih tahu Wandi caranya nyontek yang aman.”
Wandi             :”Kamu nggak boleh gitu dong Yan, membantu teman itu dalam hal-hal baik bukan cara berbuat keburukan, benar kan Hasri.”
Hasri                :”Benar tuh, Wan, sekarang sudah sadar ya?!”
Yandu             :”Idih, katanya kamu mau tahu caranya gimana, sekarang malah nggak boleh ngasih tahu, gimana sih Wan, kamu plinplan.”
Wandi             :”Bukan gitu Yan, aku cuma menasehati, namanya juga nonton bola, kan sampai malam tandingnya.”
Hasri                :”Ngomong-ngomong Pibasari, Suwanti dan Hasti kemana ya?, kok nggak kelihatan dari tadi.”
Yandu             :”Tadi sih, Hasti bilangnya mau ke Mall, diajak ibunya belanja baju baru buat liburan ke Universal Studio Panje.”
Wandi             :”Suwanti bilangnya mau bantu orang tuanya di toko roti, besok mereka menutup toko tersebut, jadi banyak pengunjung yang beli hari ini dan mereka kerepotan.”
Pibasari            :”Hasri!, kamu lagi cari aku ya!”
Hasri                :”Eh, nggak kok cuma mau tahu saja kamu ada dimana.”
Pibasari            :”Uuh, jangan bohong, kamu pasti bingung cariin aku kan?!”
Hasri                :”Nggak sayang, beneran kok, aku nggak bohong!”
Pibasari            :”Gitu toh, sayang, makasih ya udah perhatian sama aku.”
Wandi dan Yandu       :”Astagfirullah!, anak-anak jaman sekarang, kok kayak gini jadinya?!”
Pibasari            :”Apaan sih, iri ya!”
Yandu             :”Nggak-nggak, kami tak sejones itu.”
Wandi             :”Iya, kami masih punya harapan.”
Hasri                :”Wah, ayahku sudah menunggu, aku duluan ya, sampai jumpa!”
Pibasari            :”Sampai jumpa!”
Wandi             :”Ibuku juga sudah menanti, Yandu ayo, kita pulangnya barengan kan?!”
Yandu             :”Oh, ya, kami duluan ya Pibasari!”
Pibasari            :”Ya, sampai jumpa lagi!, huh, sekarang aku sendian ya, main game lagi aja deh, sambal nungguin jemputan.”
Hasri menghampiri ayahnya.
Pak Balikra      :”Hasri, gimana ujiannya?, mudah bukan?”
Hasri                :”Lumayan yah, nggak susah-susah amat.”
Pak Balikra      :”Syukurlah, yang penting, belajar yang rajin ya, nak, biar nanti bisa wujudkan cita-citamu.”
Hasri                :”Iya, yah, Hasri akan belajar semaksimal mungkin.”
Pak Balikra      :”Bagus, ehmm, kamu tadi ketemu Pibasari atau tidak?, Ayahnya tadi bilang supaya dia dijemput barengan sama kita, ayahnya lagi rapat, dan ibunya lagi arisan.”
Hasri                :”Oh, Pibasari tadi jalan bareng sama aku, Yandi dan Wandu, terus aku tinggal disana, mungkin dia masih menunggu di sana.”
Pak Balikra      :”Kalau gitu, coba panggil Pibasri ke sini, nanti kita pulang bareng.”
Hasri                :”Baik yah, aku panggilin Pibasri dulu.”
Hasri menghampiri Pibasari.
Pibasari            :”Ada apa Hasri, kok kamu balik lagi ke sini, bukannya tadi kamu menemui ayahmu?”
Hasri                :”Anu, tadi ayahku bilang, bahwa ayahmu nggak bisa jemput kamu, jadi kita pulangnya barengan.”
Pibasari            :”Kalau ibuku apa nggak bisa jemput juga?”
Hasri                :”Kalau ibumu masih arisan, gitulah.”
Pibasri             :”Oke, yuk kita pulang nanti keburu hujan, langitnya udah mendung.”
Hasri                :”Ayuk, udah mulai gerimis rupanya.”
Hasri dan Pibasari menghampiri Pak Balikra.
Pak Balikra      :”Ayo cepat masuk!, sudah mulai deras hujannya.”
Mereka semua menaiki mobil Pak Balikra. Dan bergegas menuju rumah masing-masing, ditengah perjalanan Hasri melihat ada benda langit yang berpendar cerah, bentuknya bulat tak sempurna, dan bergerak jatuh ke bumi. Pibasari juga melihat hal yang sama, begitu juga Pak Balikra dan semua orang disekitar mereka.Benda langit itu ternyata sebuah meteor berukuran sedang yang tak terduga luput dari radar milik Badan Antariksa Nasional. 
Hasri                :”Apa itu, lihat-lihat !, ada kilauan cahaya di langit!”
Pibasari            :”Mana-mana?, wah kamu benar, terang banget, silau!”
Pak Balikra      :”Eh, wah sepertinya tidak salah lagi itu meteor, sebaiknya kalian merunduk mungkin akan ada ledakan besar terjadi!”
Pak Balikra menghentikan mobilnya.
Hasri                :”Apa?!
Pibasari            :”Ayo buruan merunduk!”
Tak sampai beberapa detik, benda langit itu meledak di angkasa dan sisa-sisa puingnya jatuh ke hutan kota. Tidak ada korban meninggal dalam kejadian tersebut, akan tetapi ada beberapa korban luka di sekitar tempat jatuhnya meteor, sebagian karena terkena serpihan kaca dan benda tajam akibat pecahnya kaca setelah ledakan meteor tersebut.Untungnya Pak Balikra, Hasri dan Pibasari baik-baik saja, namun kaca mobilnya pecah semua. Polisi segera mengamankan lokasi kejadian tersebut dengan memasang garis polisi. Banyak orang yang berusa mendekat dan melihat lokasi kejadian tersebut. Pak Balikra segera menghentikan mobilnya dan ikut melihat lokasi kejadian tersebut. Banyak pohon yang terbakar dan beberapa wahana bermain di hutan kota rusak parah. Hasri dan Pibasari, juga ikut berusaha menerobos masuk disela-sela kerumunan masa, tanpa sengaja setelah berada di depan kumpulan masa Hasri dan pibasai menemukan serpihan batu meteor, dengan warna yang berbeda.
Pak Balikra      :”Ayah, mau lihat dulu tempat kejadian, kalian tunggu disini.”
Hasri                :”Tapi aku ingin lihat juga, aku ikut.”
Pibasari            :”Hasri, aku juga ikut.”
Pak Balikra      :”Terserah kalian saja deh, tetap dibelakang ayah, jangan sampai kita berpisah.”
Hasri                :”Pibasari, peganglah tanganku, jangan sampai lepas ya!”
Pibasri             :”Baik, jangan sampai dilepasin ya, aku takut.”
Mereka menghampiri kerumunan masa.
Pak Balikra      :”Permisi-permisi, kami mau lewat.”
Hasri                :”Oh, apa ini?”
Pibasari            :”Jangan-jangan ini batu meteor, apa sebaiknya kita ambil saja Hasri?”
            
 PILIHAN :

1.      Mengambil batu tersebut, dan membawanya pulang.
Hasri                :”Baiklah, kita simpan saja batu ini, nanti kita selidiki di rumah.”
Pibasri             :”Nggak apa-apa nih, mengambilnya tanpa sepengetahuan ayahmu.”
Hasri                :”Tak masalah, nanti akan aku jelaskan ke ayah kalau aku penasaran dengan batu ini dan ingin menelitinya.”
Pibasri             :”Tapi nanti kalau kena marah jangan bawa-bawa aku ya.”
Hasri                :”Pibasai-Pibasari, jangan khawatir nanti aku jelasin semuanya kok.”
Pibasari           :”Janji ya, jangan sampai bohong.”
Hasri                :”Iya, aku janji.”
Pak Balikra     :”Kalian kenapa, kok ribut sendiri?”
Hasri                :”Nggak kok yah cuma masalah sepele.”
Pibasari            :”Iya-iya, cuma masalah sepele.”
Pak Balikra      :”Coba lihat, kawahnya lumayan besar, meteor itu pasti bukan meteor biasa.”
Hasri                :”Maksud ayah bagaimana?”
Pak Balikra      :”Meteor yang bisa membuat kawah sebesar ini, pasti akan menimbulkan gempa yang cukup besar saat jatuh ke bumi, tapi kali ini tidak ada gempa yang cukup berarti, hanya ledakan besar di angkasa,ini aneh?”
Pibasari            :”Bukannya setiap meteor mempunyai sifat masing-masing, jadi bisa saja hal ini terjadi, ya kan Hasri?!”
Hasri                :”Benar itu yah, kalau nggak salah sewaktu Hasri baca buku tentang astronomi dulu, ketika meteor berukuran sedang jatuh ke bumi, bisa saja dapat menimbulkan kawah dengan kondisi tertentt.”
Pak Balikra      :”Bukan begitu, Hasri, Pibasari, maksud ayah, di website BMKG tak ada gempa yang terdeteksi di sekitar area ini setelah meteor itu jatuh, walaupun kecil seharusnya terdeteksi.”
Hasri                :”Oh gitu, nanti saja kita selidiki yah, kita pulang saja dulu, sudah sore nih, nanti telat makam malam.”
Pak Balikra      :”Ya sudah kalau begitu, ayo, Hasri, Pibasari, nanti kita lanjutkan.”
Dan mereka pergi dari lokasi kejadian itu, karena kaca mobil milik Pak Balikra pecah semua, terpaksa mobilnya dibawa ke bengkel dan mereka pulang naik bis antar kota. (True End)

2.      Tidak mengambil batu tersebut, karena takut kena marah Pak Balikra.
Hasri                :”Nggak usah kita ambil, nanti kita bisa lihat beritanya di rumah.”
Pibasri             :”Tapi, apa kamu tidak penasaran dengan batu ini Hasri.”
Hasri                :”Tak masalah, nanti kita bisa selidiki di internet.”
Pibasri             :”Okelah kalau begitu, tapi ini kesempatan kita untuk mengambilnya sebelum diamankan polisi.”
Hasri                :”Pibasai-Pibasari, bukankah itu lebih baik dari pada kita mengambilnya, pihak berwenang memiliki hak untuk itu.”
Pibasari           :”Yah, padahal itu kesempatan emas.”
Hasri                :”Jangan khawatir, nanti kita selidiki saat kita di rumah.”
Pak Balikra     :”Kalian kenapa, kok ribut sendiri?”
Hasri                :”Nggak kok yah cuma masalah sepele.”
Pibasari            :”Iya-iya, cuma masalah sepele.”
Pak Balikra      :”Coba lihat, kawahnya lumayan besar, meteor itu pasti bukan meteor biasa.”
Hasri                :”Maksud ayah bagaimana?”
Pak Balikra      :”Meteor yang bisa membuat kawah sebesar ini, pasti akan menimbulkan gempa yang cukup besar saat jatuh ke bumi, tapi kali ini tidak ada gempa yang cukup berarti, hanya ledakan besar di angkasa,ini aneh?”
Pibasari            :”Bukannya setiap meteor mempunyai sifat masing-masing, jadi bisa saja hal ini terjadi, ya kan Hasri?!”
Hasri                :”Benar itu yah, kalau nggak salah sewaktu Hasri baca buku tentang astronomi dulu, ketika meteor berukuran sedang jatuh ke bumi, bisa saja dapat menimbulkan kawah dengan kondisi tertentt.”
Pak Balikra      :”Bukan begitu, Hasri, Pibasari, maksud ayah, di website BMKG tak ada gempa yang terdeteksi di sekitar area ini setelah meteor itu jatuh, walaupun kecil seharusnya terdeteksi.”
Hasri                :”Oh gitu, nanti saja kita selidiki yah, kita pulang saja dulu, sudah sore nih, nanti telat makam malam.”
Pak Balikra      :”Ya sudah kalau begitu, ayo, Hasri, Pibasari, nanti kita lanjutkan.”
Dan mereka pergi dari lokasi kejadian itu, Hasri diam-diam tetap mengambil beberapa serpihan batu meteor tanpa sepengetahuan siapapun. Dan karena kaca mobil milik Pak Balikra pecah semua, terpaksa mobilnya dibawa ke bengkel dan mereka pulang naik bis antar kota.(Bad End)

Bagian 3 “Keajaiban dari Batu Bertuah”

Keesokan harinya, Pibasari telah selesai bersiap-siap untuk berangkat liburan ke Pulau Liba. Pibasari dan keluarganya, yaitu Pak Padrima, Bu Sumilasih dan adiknya Netisa yang baru berusia 1 tahun. Hasri, juga sedang bersiap-siap berangkat bersama pamannya Pak Taranya dan Bibinya Bu Ritra. Hasri dan Pibasari saling berpapasan dan memeberikan salam seraya menaiki mobi masing-masing.
Hasri                :”Sampai jumpa Pibasari!, sampai ketemu lagi”
Pibasari            :”Sampai juga Hasri!”
Pak Padrima    :”Wah, Pibasari sudah semakin akrab nih dengan Hasri, iyakan Bu?”
Bu Sumilasih   :”Iya tuh Pa, kayak udah jodohnya aja.”
Netisa              :”Mamamama,nyanyanya!”
Bu Sumilasih   :”Wah, dik Netisa juga setuju lho, Pibasari”.
Pibasari            :”Ya gitu deh, kan ibu dan ayah juga yang jodohin kan!”
Pak Padrima    :”Hahahaha!, jadi kamu benar-benar setuju, ayah pikir nanti saja dulu pendekatannya, tapi sekarang malah kalian yang udah akrab duluan.”
Bu Sumilasih   :”Yang penting sekarang, hubungan kalian baik-baik saja, perjalanan kalian masih panjang, masih banyak rintangan yang menanti.”
Pak Padrima    :”Betul tuh, betul, ayah doakan supaya kamu langgeng nantinya.”
Pibasari            :”Udah-udah, bikin aku malu saja.”
Bu Sumilasih dan Pak Padrima          :”Hahahah!”
Netisa              :”Hehe, hehe,hehehe!”
Sementara itu di dalam mobil Pamannya Hasri.
Hasri                :”Paman, berapa lama kita akan sampai ke Port Studio Dungban?”
Pak Taranya    :”Ya, mungkin sekitar 2 jam, atau bahkan kurang, memangnya kenapa?, kamu perlu sesuatu?”
Hasri                :”Nggak kok, cuma nanya saja, kalau menurut perhitunganku kita akan sampai dalam waktu 1 jam 58 menit 20,2 detik sesuai dengan yang Paman katakana.”
Bu Ritr a          :”Wah, kamu pintar Hasri, kamu suka matematika ya?!”
Hasri                :”Nggak kok Bi, cuma iseng saja.”
Tuba-tiba batu meteor kemarin yang dibawa Hasri menyala, karena kaget dan teakut nanti ketahuan, ia buru-buru menyembunyikan batu tersebut di dalam tasnya.
Bu Ritra          :”Ada apa Hasri, kok ada ribut-ribut di belakan?”
Hasri                :”Nggak ada apa-apa kok cuma, mau ngambil air minum.”
Bu Ritra          :”Yaudah, air minumnya ditaruh di sandaran duduk depan saja, nanti kalau mau minum lagi mudah mengambilnya.”
Hasri                :”Iya Bi.”(“Duh,hampir saja aku ketahuan, gawat nih gimana caranya matiin batunya supaya nggak nyala lagi?”)
Hasri-pun menduduki tas yang berisi batu meteor tersebut agar cahayanya tidak sampai terlihat. Dengan berlagak santai ia mengutak-atik ponselnya.Dia mencari berita tentang metor yang jatuh kemarin, banyak media masa yang memberitakannya. Sejumlah ilmuwan masih meneliti keunikan yang ada pada batu tersebut, yang diduga dapat dijadikan sumber bahan bakar terbarukan yang menhasilkan energi yang besar tanpa jumlah yang terbatas. Pemerintah Aisenodni ikut mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya 28 orang saat kejadian jatuhnya meteor tersebut. Lokasi di sekitar kawah meteor ditutup untuk umum, walaupun tidak mengandung radiasi yang berbahaya, tapi tanahnya rapuh dan mudah longsor. Sampai suatu saat, Hasri menjumpai suatu blog yang berisikan seseorang yang melakukan eksperimen dengan serpihan batu meteor tersebut. Disana terekam kedasyatan energi yang dihasilkan, bisa menghidupkan pabrik elektronik bertegangan 1 juta megawatt, tanpa henti dari malam setelah batu itu ditemukan sampai saat ini masih tetap menghasilkan energi yang sama dan batu itu tidak terasa panas sedikitpun. Di dalam blog itu juga tertulis, bahwa batu tersebut jika tidak digunakan sama sekali akan menyala terang setiap 12 jam sehari untuk mengeluarkan kelebihan energi yang dihasilkan dan menjaga agar batu tersebut tidak kelebihan muatan dan meledak. Hasri tiba-tiba memiliki sebuah ide yang brilian, ia akan menggunakan serpihan batu ini untuk mewujudkan game yang ia impikan.Sesampainya di Port Studio Dungban, Hasri ketiduran di mobil. 
Pak Taranya    :”Hasri, bangun Hasri, kita sudah sampai!”
Hasri                :”He, apa?, oh, sudah sampai ya?!”
Bu Ritra          :”Buruan bangun nanti keburu sore, kita nanti pulangnya tidak boleh malam-malam, Pamanmu masih ada urusan lain.”
Hasri                :”Iya, aku sudah bangun kok!”
Pak Taranya    :”Hasri ini tiketnya, dipasang di tangan, jangan sampai hilang, ini tanda pengenal pengunujung di sini.”
Hasri                :”Iya, cara makainya apa begini?”
Petugas            :”Ada yang bisa saya bantu?!”
Hasri                :”Ini mbak tolong pakaikan tiket ini.”
Petugas            :”Oh, iya dek, sini kakak pakaikan.”
Hasri                :”Terimakasih kak!”
Petugas            :”Sama-sama.”
Pak Taranya    :”Yuk masuk Hasri sebelah sini.”
Mereka memasuki Port Studio Dungban. Ada banyak wahana interaktif di sana, yang dibagi-bagi menjadi beberapa wahana, ada wahana untuk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Sejarah dan Budaya, Seni dan Hiburan, Agama dan Mistis, Sosial dan Kebumian, serta Hukum dan Ham.
Pak Taranya    :”Hasri kamu mau masuk wahana yang mana dulu?”

 Pilihan :

     1.      Wahana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Hasri                :”Wahana untuk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, aku mau coba sesuatu disana!”
Pak Taranya    :”Baiklah, ayo kita kesana.”
Bu Ritra          :”Sini, pegang tangan Bibi.”
Hasri                :”Iya.”
Hasri beserta paman dan bibinya melihat beberapa penemuan, penemuan paling mutakhir dan bermanfaat bagi umat manusia dari masa-kemasa. Ada pula beberapa teori-teori yang mengubah pemikiran banyak orang saat itu. Semakin lama mereka semakin antusias dengan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang disuguhkan. Dan tibalah di bagian teknologi masa depan, Hasri melihat ada mesin penguras energi. Mesin ini awalnya diciptakan untuk membatasi energi yang keluar dari pembangkit listrik tenaga nuklir supaya tidak kelebihan beban. Namun pada akhirnya mesin ini berubah menjadi mesin yang bukan hanya sekedar membatasi tapi juga menguras kelebihan energi tersebut ke lingkungan, walaupun dampaknya tidak berbahaya bagi lingkungan tapi sangat merugikan pihak pengelola pembangkit listrik karena energi listriknya berkurang. Mesin ini sudah tidak digunakan lagi dan dipajang di Wahana ini.
Hasri                :”Wah, bagus nih cocok untuk batu meteor ini.”
Petugas            :”Ada apa dik, kamu tertarik dengan mesin ini?”
Hasri                :”Iya-iya, aku mau tanya apa mesin ini sungguhan bisa menguras energi, dan apakah mesin ini masih diproduksi?”
Petugas            :”Oh, sayang sekali dik, mesin ini memang sungguhan tapi tidak didunakan dan diproduksi lagi, memangnya adik mau apa dengan mesin ini.”
Hasri                :”Aku cuma mau meminjamnya apa boleh?!”
Petugas            :”Nggak boleh dik, mesin ini hanya untuk pajangan, tidak boleh disentuh apalagi dipinjam.”
Hasri                :”Nggak boleh ya, sayang sekali, kalau gitu saya mau tanya yang membuat mesin ini siapa?”
Petugas            :”Anu, mmm, namanya Profesor Ijat dia seorang dosen di Universitas Skandium Kota Trigal, adik bisa kesana kapan-kapan.”
Hasri                :”Terimakasih kak.”
Pak Taranya    :”Sudah selesai Hasri, ngobrolnya?”
Hasri                :”Ehehehe sudah kok.”
Petugas            :”Ini anak bapak ya?”
Pak Taranya    :”Bukan, ini keponakan saya, dia ini rasa ingin tahunya tinggi.”
Petugas            :”Itu Bagus Pak, dimasa-masa pertumbuhan ini memang sudah seharusnya anak-anak banyak bertanya.”
Bu Ritra          :”Ya, begitulah.”
Hasri                :”Paman,paman, aku lapar, kita ke rumah makan yuk.”
Pak Taranya    :”Ayo!”(True End)

      2.      Wahana Sejarah dan Budaya
Hasri                :”Wahana untuk Sejarah dan Budaya, aku mau coba sesuatu disana!”
Pak Taranya    :”Baiklah, ayo kita kesana.”
Bu Ritra          :”Sini, pegang tangan Bibi.”
Hasri                :”Iya.”
Hasri beserta paman dan bibinya melihat beberapa diorama sejarah Aisenodni dan juga sejarah dunia, berbagai macam peristiwa pertempuran dan penaklukan yang cukup lengkap dari masa-kemasa. Ada pula beberapa kesenian daerah yang mengubah pemikiran banyak orang saat itu. Semakin lama mereka semakin antusias dengan berbagai macam wahana yang disuguhkan. 
Hasri                :”Kebudayaannya bagus-bagus ya?!, walaupun berbeda-beda tapi semuanya bisa hidup rukun satu sama lain.”
Petugas            :”Ada apa dik, kamu tertarik dengan kebudayaan daerah di dunia ?”
Hasri                :”Ya sih, tapi mungkin aku nggak tertarik banget, cuman ingin tahu saja, memangnya apa gunaya kita belajar sejarah, itu semua kan cuma masa lalu?”
Petugas            :”Ada banyak dik, kegunaanya untuk menambah pengalaman dan mengantisipasi sejarah tersebut supaya tidak terulang kembali .”
Hasri                :”Kalau yang budaya gunanya apa kak?!”
Petugas            :”Gunanya sebagai harta warisan leluhur dan identitas jati diri bangsa kita .”
Hasri                :”Wah gitu ya, mungkin aku akan lebih banyak belajar ilmu sejarah dan budaya.”
Petugas            :”Anu, mmm, mungkin kamu bisa minta bantuan profesor yang serba bisa namanya Profesor Ijat dia seorang dosen di Universitas Skandium Kota Trigal, adik bisa kesana kapan-kapan.”
Hasri                :”Terimakasih kak.”
Pak Taranya    :”Sudah selesai Hasri, ngobrolnya?”
Hasri                :”Ehehehe sudah kok.”
Petugas            :”Ini anak bapak ya?”
Pak Taranya    :”Bukan, ini keponakan saya, dia ini rasa ingin tahunya tinggi.”
Petugas            :”Itu Bagus Pak, dimasa-masa pertumbuhan ini memang sudah seharusnya anak-anak banyak bertanya.”
Bu Ritra          :”Ya, begitulah.”
Hasri                :”Paman,paman, aku lapar, kita ke rumah makan yuk.”
Pak Taranya    :”Ayo!”(Bad End)
      
      3.      Wahana Seni dan Hiburan
Hasri                :”Wahana untuk Seni dan Hiburan, aku mau coba sesuatu disana!”
Pak Taranya    :”Baiklah, ayo kita kesana.”
Bu Ritra          :”Sini, pegang tangan Bibi.”
Hasri                :”Iya.”
Hasri beserta paman dan bibinya melihat beberapa lukisan dan patung yang indah, berbagai macam sarana hiburan terpajang cukup lengkap dari masa-kemasa. Ada pula beberapa karya seni yang mengubah pemikiran banyak orang saat itu. Semakin lama mereka semakin antusias dengan berbagai macam seni dan hiburan yang disuguhkan. 
Hasri                :”Musiknya enak didengar ya?!, lukisannya unik-unik, dan yang paling luar biasa itu di wahana film.”
Petugas            :”Ada apa dik, kamu tertarik dengan bidang perfilman?”
Hasri                :”Ya sih, tapi mungkin aku nggak bisa jadi pemain ataupun sutrada terkenal, ngomong-ngomong di Aisenodni ada sekolah perfilman kak?”
Petugas            :”Ada banyak dik, mulai dari tingkat pemula sampai professional .”
Hasri                :”Kalau yang dekatnya Kota Trigal ada kak?!”
Petugas            :”Ada kok, cuman sedikit jauh, sekitar kota Agungtulung .”
Hasri                :”Wah jauh ya, ngak apa-apa lah, mungkin lain kali saja.”
Petugas            :”Anu, mmm, mungkin kamu bisa minta bantuan profesor yang serba bisa namanya Profesor Ijat dia seorang dosen di Universitas Skandium Kota Trigal, adik bisa kesana kapan-kapan.”
Hasri                :”Terimakasih kak.”
Pak Taranya    :”Sudah selesai Hasri, ngobrolnya?”
Hasri                :”Ehehehe sudah kok.”
Petugas            :”Ini anak bapak ya?”
Pak Taranya    :”Bukan, ini keponakan saya, dia ini rasa ingin tahunya tinggi.”
Petugas            :”Itu Bagus Pak, dimasa-masa pertumbuhan ini memang sudah seharusnya anak-anak banyak bertanya.”
Bu Ritra          :”Ya, begitulah.”
Hasri                :”Paman,paman, aku lapar, kita ke rumah makan yuk.”
Pak Taranya    :”Ayo!”(Bad End)
     
      4.      Wahana Agama dan Mistis
Hasri                :”Wahana untuk Agama dan Mistis, aku mau coba sesuatu disana!”
Pak Taranya    :”Baiklah, ayo kita kesana.”
Bu Ritra          :”Sini, pegang tangan Bibi.”
Hasri                :”Iya.”
Hasri beserta paman dan bibinya melihat beberapa miniature tempat peribadatan umat dari berbagai agama dan kepercayaan, berbagai macam benda-benda dan alat-alat yang biasanya digunakan untuk upacara mistis juga ada di sini. Ada pula beberapa agama yang mengubah pemikiran banyak orang saat itu. Semakin lama mereka semakin antusias dengan berbagai macam wahana yang disuguhkan. 
Hasri                :”Aliran kepercayaannya lumayan banyak ya?!, ada yang unik-unik, dan juga nyeleneh-nyeleneh juga ada.”
Petugas            :”Ada apa dik, kamu tertarik dengan bidang aliran kepercayaan?”
Hasri                :”Sedikit, ada banyak kepercayaan yang dimiliki orang-orang di dunia, tapi aku sudah memilih salah satunya, ngomong-ngomong di sekitar Kota Trigal ada sekolah khusus untuk aliran kepercayaan  kak?”
Petugas            :”Ada banyak dik, mulai dari tingkat pemula sampai professional .”
Hasri                :”Kalau yang dekatnya Kota Trigal ada kak?!”
Petugas            :”Ada kok, cuman sedikit jauh, sekitar kota Agungtulung .”
Hasri                :”Wah jauh ya, ngak apa-apa lah, mungkin lain kali saja.”
Petugas            :”Anu, mmm, mungkin kamu bisa minta bantuan profesor yang serba bisa namanya Profesor Ijat dia seorang dosen di Universitas Skandium Kota Trigal, adik bisa kesana kapan-kapan.”
Hasri                :”Terimakasih kak.”
Pak Taranya    :”Sudah selesai Hasri, ngobrolnya?”
Hasri                :”Ehehehe sudah kok.”
Petugas            :”Ini anak bapak ya?”
Pak Taranya    :”Bukan, ini keponakan saya, dia ini rasa ingin tahunya tinggi.”
Petugas            :”Itu Bagus Pak, dimasa-masa pertumbuhan ini memang sudah seharusnya anak-anak banyak bertanya.”
Bu Ritra          :”Ya, begitulah.”
Hasri                :”Paman,paman, aku lapar, kita ke rumah makan yuk.”
Pak Taranya    :”Ayo!”(Bad End)
      
      5.      Wahana Sosial dan Kebumian
Hasri                :”Wahana untuk Sosial dan Kebumian, aku mau coba sesuatu disana!”
Pak Taranya    :”Baiklah, ayo kita kesana.”
Bu Ritra          :”Sini, pegang tangan Bibi.”
Hasri                :”Iya.”
Hasri beserta paman dan bibinya melihat beberapa miniature Struktur planet Bumi beserta planet-planet lainnya di luar angkasa, berbagai macam peta struktur social masyarakat dunia juga ada di sini. Ada pula beberapa ide-ide sosial yang mengubah pemikiran banyak orang saat itu. Semakin lama mereka semakin antusias dengan berbagai macam wahana yang disuguhkan. 
Hasri                :”Wah, ternyata bumi itu sangat kecil dibandingkan planet-planet lainnya di tata surya!”
Petugas            :”Ada apa dik, kamu tertarik dengan bidang astronomi dan kebumian?”
Hasri                :”Sedikit, aku mau tanya kak, kalau kita mempelajari ilmu astronomi, kebumian dan social gunanya nanti untuk apa kak?”
Petugas            :”Ada banyak dik, mulai dari pergaulan di masyarakat sampai untuk menjelajahi luar angkasa.”
Hasri               :”Wah, jadi tambah ingin mempelajari bidang ini.”
Petugas            :”Kalau adik mau belajar lebih mendalam adik bisa mempelajarinya di sekolah khusus, mungkin ada di dekat kota adik.”
Hasri                :”Kalau yang dekatnya Kota Trigal ada kak?!”
Petugas            :”Ada kok, cuman sedikit jauh, sekitar kota Agungtulung .”
Hasri                :”Wah jauh ya, ngak apa-apa lah, mungkin lain kali saja.”
Petugas            :”Anu, mmm, mungkin kamu bisa minta bantuan profesor yang serba bisa namanya Profesor Ijat dia seorang dosen di Universitas Skandium Kota Trigal, adik bisa kesana kapan-kapan.”
Hasri                :”Terimakasih kak.”
Pak Taranya    :”Sudah selesai Hasri, ngobrolnya?”
Hasri                :”Ehehehe sudah kok.”
Petugas            :”Ini anak bapak ya?”
Pak Taranya    :”Bukan, ini keponakan saya, dia ini rasa ingin tahunya tinggi.”
Petugas            :”Itu Bagus Pak, dimasa-masa pertumbuhan ini memang sudah seharusnya anak-anak banyak bertanya.”
Bu Ritra          :”Ya, begitulah.”
Hasri                :”Paman,paman, aku lapar, kita ke rumah makan yuk.”
Pak Taranya    :”Ayo!”(Bad End)

      6.      Wahana Hukum dan Ham
Hasri                :”Wahana untuk Hukum dan Ham, aku mau coba sesuatu disana!”
Pak Taranya    :”Baiklah, ayo kita kesana.”
Bu Ritra          :”Sini, pegang tangan Bibi.”
Hasri                :”Iya.”
Hasri beserta paman dan bibinya melihat beberapa patung tokoh-tokoh hukum dan ham di dunia, berbagai macam buku dan diorama peradilan hukum dari waktu-kewaktu juga ada di sini. Ada pula beberapa undang-undang HAM internasional yang mengubah pemikiran banyak orang saat itu. Semakin lama mereka semakin antusias dengan berbagai macam wahana yang disuguhkan. 
Hasri                :”Wah, ternyata buku tentang hukum sudah ada sejak lama dan sangat dihormati!”
Petugas            :”Ada apa dik, kamu tertarik dengan bidang hukum dan HAM?”
Hasri                :”Sedikit, aku mau tanya kak, kalau kita mempelajari hukum dan HAM gunanya nanti untuk apa kak?”
Petugas            :”Ada banyak dik, mulai dari menjaga ketertiban, keamanan dan keadilan di dunia ini, seperti pahlawan super lho.”
Hasri               :”Wah, jadi tambah ingin mempelajari bidang ini.”
Petugas            :”Kalau adik mau belajar lebih mendalam adik bisa mempelajarinya di sekolah khusus, mungkin ada di dekat kota adik.”
Hasri                :”Kalau yang dekatnya Kota Trigal ada kak?!”
Petugas            :”Ada kok, cuman sedikit jauh, sekitar kota Agungtulung .”
Hasri                :”Wah jauh ya, ngak apa-apa lah, mungkin lain kali saja.”
Petugas            :”Anu, mmm, mungkin kamu bisa minta bantuan profesor yang serba bisa namanya Profesor Ijat dia seorang dosen di Universitas Skandium Kota Trigal, adik bisa kesana kapan-kapan.”
Hasri                :”Terimakasih kak.”
Pak Taranya    :”Sudah selesai Hasri, ngobrolnya?”
Hasri                :”Ehehehe sudah kok.”
Petugas            :”Ini anak bapak ya?”
Pak Taranya    :”Bukan, ini keponakan saya, dia ini rasa ingin tahunya tinggi.”
Petugas            :”Itu Bagus Pak, dimasa-masa pertumbuhan ini memang sudah seharusnya anak-anak banyak bertanya.”
Bu Ritra          :”Ya, begitulah.”
Hasri                :”Paman,paman, aku lapar, kita ke rumah makan yuk.”
Pak Taranya    :”Ayo!”(Bad End)

Bagian 4 “Kenangan di Musim Hujan”

Beberapa hari setelah liburan berakhir, Hasri memutuskan untuk menyelidiki batu meteor yang didapatkannya beberapa waktu yang lalu. Pak Balikra juga ikut membantu, mereka mencoba menggunakan energi yang dihasilkan untuk menghidupkan banyak sekali jenis lampu. Hampir semuanya berhasil dinyalakan, tapi hanya lampu ublik/lentera yang belum bisa, mungkin ini dikarenakan batu ini tidak menghasilkan energi panas. 
Hasri                :”Yah, ada sesuatu yang ingin kubicarakan.”
Pak Balikra      :”Ada apa Hasri, tumben ada yang ingin dibacarakan,biasanya langsung tanpa basa-basi.”
Hasri                :”Begini yah, kemarin waktu ada kejadian meteor jatuh, tanpa sengaja aku mengambil serpihan meteornya, dan masih kubawa saat ini, aku mau meneliti unsur pembentuknya, di televisi bahkan di koran disebutkan kalau energi yang dihasilkan tak terbatas, aku jadi penasaran deh.”
Pak Balikra      :”Ya ampun, duh,duh, sebenarnya ayah sangat melarangmu untuk mengambil batu itu tapi yah, terlanjur kamu bawa mau gimana lagi, yaudah yuk segera ke ruangan penelitian.”
Hasri                :”Maaf yah, nggak sempat ngomong.”
Mereka menuju ruang penelitian, ruangan ini dibuat khusu oleh Pak Blikra dan Bu Sriwijaya untuk Hasri. Karena Hasri memang suka meneliti hal-hal baru.
Pak Balikra      :”Sini berikan batunya, ayah kasih tahu cara menelitinya.”
Hasri                :”Ini, aku cuma punya segini.”
Pak Balikra      :”Wah, ini mah bukannya sedikit tapi banyak, besar-besar pula.”
Hasri                :”Hehehe!”
Pak Balikra      :”Di sini tertulis, ada adamantium, skandium, nihonium, krypton, karbon, sulfur dan zat yang belum bernama.”
Hasri                :”Belum bernama?, apa itu sama dengan belum teridentifikasi?”
Pak Balikra      :”Beda nak, kalau belum teridentifikasi maksudnya belum diketahui struktur bahan penyusun suatu zat yang diteliti, namanya pun belum ada, tapi kalau belum bernama maksudnya strukturnya sudah diketahui tapi belum bernama.”
Hasri                :”Trus cara namainnya gimana?”
Pak Balikra      :”Mudah kok, cukup, mendaftarkan diri di website Organisasi Kimiawan Dunia. Lalu tinggal pilih nama dan alasan pemberian nama tersebut, nanti akan ada balasan email apakah nama itu disetujui atau tidak.”
Hasri                :”Jika tidak gimana?”
Pak Balikra      :”Jika tidak, ya……., nanti saja bahasanya, kita selidiki saja batu meteor ini, nanti saja kita lanjutinnya.”
Hasri                :”Oke,oke.”
Pak Balikra      :”Hasri, tolong ambilkan pinset, dan pisau bedah disana!”
Hasri                :”Ini yah!”
Beberapa menit berlalu, akhirnya diketahu juga kandungan pembentuk batu meteor itu. Batu tersebut hanya menghasilkan energi selain panas, tapi bisa dikonversi menjadi energi panas melalui proses tertentu. Mengapa batu tersebut terus menghasilkan energi yang tidak ada habisnya juga masih belum diketahui. Hasri mengatakan idenya untuk menggunakan batu ini sebagai sumber energi untuk game yang ingin dibuatnya nanti. Dia masih sangat mengingat janjinya dengan Pibasari untuk membuat game sendiri. Ayahnya pun setuju dengan usulan Hasri, tapi ia merasa ada sesuatu yang kurang dengan teknologi yang mereka miliki. Hasri pun teringat dengan Professor Ijat. Ia pun mengatakannya hal itu kepada ayahnya.
Pak Balikra      :”Sepertinya teknologi yang kita punya belum cukup untuk untuk bisa menggunakan energi ini seperti yang kamu inginkan.”
Hasri                :”Ah, aku punya ide, kemarin, sewaktu liburan aku dikenalin ke seseorang yang mungkin bisa membantu kita.”
Pak Balikra      :”Siapa orangnya?”

PILIHAN:

      1.      Memberitahu Siapa Orang Tersebut.
Hasri                :”Namanya Professor Ijat dia bekerja sebagai dosen di Universitas Trigal.”
Pak Balikra     :”Universitas Trigal?, memangnya ada?, oh maksudnya Universitas Perguruan itu toh!”
Hasri                :”Iya mungkin.”
Pak Balikra      :”Jadi kapan kita bisa menemuinya?”
Hasri                :”Mmm, kalau itu sih, aku masih belum tahu, mungkin kita tanya aja langsung ke sana, hehehe.”
Pak Balikra      :”Gitu toh, yaudah besok kita kesana, besok kamu masih libur kan?”
Hasri                :”I, iya masih libur.”
Pak Balikra      :”Besok kita kesan sambal beli keperluan yang lain, katakan ke ibumu juga ya, kita berangkat bersama.”
Hasri                :”Siap yah!”
Pak Balikra      :”Sekarang sudah larut malam, sholat isya dulu yuk!”
Hasri                :”Oke!”

      2.      Tidak Memberitahu Nama Orang Tersebut Karena Suatu Alasan.
Hasri                :”Aduh aku kok lupa ya namanya siapa?, mmmmmm.”
Pak Balikra      :”Haduh kok lupa, coba ingat-ingat lagi.”
Hasri                :”Oh ya, aku baru ingat, namanya Professor Ijat dia bekerja sebagai dosen di Universitas Trigal.”
Pak Balikra     :”Universitas Trigal?, memangnya ada?, oh maksudnya Universitas Perguruan itu toh!”
Hasri                :”Iya mungkin.”
Pak Balikra      :”Jadi kapan kita bisa menemuinya?”
Hasri                :”Mmm, kalau itu sih, aku masih belum tahu, mungkin kita tanya aja langsung ke sana, hehehe.”
Pak Balikra      :”Gitu toh, yaudah besok kita kesana, besok kamu masih libur kan?”
Hasri                :”I, iya masih libur.”
Pak Balikra      :”Besok kita kesan sambal beli keperluan yang lain, katakan ke ibumu juga ya, kita berangkat bersama.”
Hasri                :”Siap yah!”
Pak Balikra      :”Sekarang sudah larut malam, sholat isya dulu yuk!”
Hasri                :”Oke!”

Bagian 5 “Profesor Koplak dan Jenius”

Keesokan harinya Hasri beserta ayah dan ibunya, pergi ke Universitas Kota Trigal, disana mereka berencana menemui professor Ijat. Profesor Ijat adalah dosen mata kuliah Saintek. Beliau pernah mendapatkan peghargaan nobel untuk karyanya yaitu mesin peramal. Mesin ini dapat melihat kejadian yang terjadi di masa lalu dan masa depan melalui media audio visual. Namun hanya dapat menjangkau 1000 tahun ke masa lalu dan 1000 tahun  ke masa depan. Selain bekerja sebagai dosen, beliau juga bekerja sebagai konsultan di Kementrian Pendidikan dan Teknologi. Hari ini beliau sedang tidak mengajar, ia sedang melakukan riset dan eksperimen di laboratorium miliknya di dekat gedung fakultas Saintek.
Bu Sriwijaya   :”Hasri, kita sudah sampai!, sudahi dulu main HP-nya, dilanjutkan nanti saja.”
Hasri                :”Baik bu!”
Di ruang peneria tamu.
Bu Sriwijaya   :”Permisi saya mau tanya, profesor Ijat apa ada, kami ada keperluan dengannya.”
Petugas            :”Oh ya, saya lihat dulu, beliau ada, saya panggilkan dulu, silahkan duduk dulu.”
Pak Balikra      :”Ya, terimakasih.”
Hasri                :”Bu, aku mau coba bikin game sendiri, ibu punya saran apa nggak enaknya aku bikin game yang gimana?”
Bu Sriwijaya   :”Hasri, kalau kamu ingin membuat sesuatu, cobalah untuk membuatnya sesuai dengan keinginanmu, bereskpresilah dan berkreasilah sekreatif mungkin, ibu hanya bisa memberikan sedikit saran untukmu, mungkin game yang bisa membuat orang tersenyum bahagia, bagaimana menurutmu?”
Hasri                :”Oh, benar juga, akan aku pikirkan lagi bu.”
Petugas            :”Permisi, Profesor Ijatnya sudah menunggu di laboratorium, anda tinggal lurus ke selatan nanti ada masjid belok ke timur, nanti ada gedung berwarna ungu, itu tempatnya.”
Pak Balikra      :”Ya, terimakasih.”
Ketika di ruang laboratorium.
Pak Balikra      :”Permisi, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!”
Profesor Ijat    :”Waalaikumsalam !, ada yang bisa saya bantu?”
Pak Balikra      :”Begini pak, anak saya mau memeriksakan sesuatu, Hasri berikan batunya ke Profesor.”
Hasri                :”Ini batunya.”
Profesor Ijat    :”Hmmm, oh, ya,ya,ya, ini batu meteor yang jatuh kemarin ya, rencananya sih memang mau meneliti batu ini, jadi anak bapak mau saya untuk meneliti batu ini gitu?”
Pak Balikra      :”Sebenarnya bukan begitu, saya dan Hasri, anak saya ini Sudah meneliti batu ini, dan hasilnya ada di laporan ini, silahkan dilihat.”
Profesor Ijat    :”Terus, anda mau apa?”
Pak Balikra      :”Begini, kemarin anak saya jalan-jalan ke Port Studio Dungban, dia melihat penemuan Profesor, yakni mesin penguras energi, anda apa bisa membuatnya lagi.”
Profesor Ijat    :”O, gitu, maksudnya anda ingin menggunakan mesin itu untuk menanmpung energi benda ini ya, boleh juga , aku juga lagi senggang saat ini, akan aku bantu sebisa mungkin.”
Pak Balikra      :”Terimakasih banyak profesor!”
Profesor Ijat    :”Sama-sama, tapi aku perlu waktu yang cukup lama untuk membuatnya lagi, karna cetak biru mesinnya hilang, jadi harus mulai lagi dari nol deh, hehehe.”
Hasri                :”Nggak apa-apa kok profesor, aku akan menunggunya.”
Hari-hari berlalu, sekarang memasuki bulan Januari 2022, kini Hasri telah menginjak kelas 2 SD. Dia seperti biasa mendapat juara 1 paralel di sekolahnya. Mewakili sekolahnya di ajang olimpiade nasinal dan meraih juara 1. Banyak orang yang memujinya, tetapi itu tidak membuatnya besar kepala, ia yakin masih ada orang yang lebih baik dari dirinya di luar sana. Bagaikan kata pepatah di atas langit masih ada langit. Mesin yang dibuatkan Profesor Ijat bekerja dengan sempurna, Hasri juga telah memikirkan ide untuk tema game yang akan dibuatnya, yakni Psikologi. Dia akan membuat game yang akan membuat orang merasakn senang, sedih, takut, kecewa dan sebagainya menjadi satu. Menurutnya game ini pasti menaik minat banyak orang untuk memainkannya.
Hasri                :”Wah, kerja bagus profesor, mesinnya bekerja dengan sempurna.”
Profesor Ijat    :”Siapa dulu dong, Profesor Ijat.”
Hasri                :”Profesor, aku mau minta pendapat profesor, kalau desain mesin untuk game seperti ini bagaimana?”
Profesor Ijat    :”Lumayan lah, tapi ada kekurangan, kalau mesinnya sebear ini, pemakainya akan kesulitan saat memakai dan melepaskannya, cobalah memakai desain yang efisien tidak memakan banyak tempat dan mudah dibawa kemana-mana, misalnya seperti kacamata.”
Hasri                :”Oh, gitu, tapi profesor, kalau desainnya dibuat seperti kaca mata gimana apa, cukup untuk menanpung semua transmitter gelombang otaknya?”
Profesor Ijat    :”Entahlah kita coba dulu saja.”

Pilihan :

     1.      Mencobanya Sekarang
Hasri                :”Baiklah ayo profesor kita coba sekarang.”
Profesor Ijat    :”Oke, kamu gambar desainnya dulu, aku yang buat prototipe-nya.”
Hasri                :”Baiklah profesor.” (True End)

      2.      Mencobanya Nanti
Hasri                :”Nanti saja, aku masih banyak urusan, maaf profesor.”
Profesor Ijat    :”Nggak apa-apa kok, profesor juga masih ada urusan nanti.”
Hasri                :”Sampai jumpa profesor, aku pulang dulu.”
Profesor Ijat    :”Sampai jumpa.”(Bad End)

Bagian 6 “Rival (Saingan) Pertamaku”

Waktu berlalu perlahan tapi pasti, hari ini tanggal 20 Mei 2022. Daun-daun mulai tumbuh, bunga-bunga bermekaran, pertanda musim semi telah tiba. Mengingat Aisenodni bukanlah negara yang memiliki 4 musim. Ini berarti Hasri tidak berada di Aisenodni, ia mendapat undangan untuk menghadiri acara olimpiade saintek tingkat Sekolah Dasar se-Aisa Tenggara yang diselenggarakan di Panja. Ada 2 perwakilan dari sekolahnya, yakni ia dan Pibasari yang juga merupakan perwakilan Aisenodni setelah melalui seleksi yang panjang dan berliku. 
Hasri                :”Pibasari, masih ingatkah engkau, dengan kejadian 3 tahun yang lalu waktu pertama kali kita bertemu.”
Pibasari            :”Pertama kali?, sepertinya kau masih belum tahu kalau kita pernah bertemu sebelum waktu itu.”
Hasri                :”Sebelumnya?, kapan?”
Pibasari            :”Waktu kamu masih sakit dan belum mamapu berbuat apa-apa.”
Hasri                :”Oh, maksudmu saat aku koma?, waktu itu, kupikir aku takkan pernah bangun lagi.”
Pibasari            :”Apa maksudmu?!, jangan pernah berkata seperti itu, bersyukurlah karena Allah telah memberimu kesempatan hidup lebih lama!”
Hasri                :”Jangan marah dong, aku cuma tidak tahu harus berbuat apa saat itu, tubuhku lemas dan mataku berkunang-kunang, rasanya seperti masuk ke terowongan yang dingin.”
Pibasari            :”Lalu, apa yang ingin kau bicarakan tentang kejadian 3 tahun lalu?”
Hasri                :”Aku masih merasa bersalah karena merusak android milikmu, aku juga telah berjanji akan memeperbaikinya dan memebuat game baru untukmu.”
Pibasari            :”Jadi kau masih mengingatnya, sebenarnya tidak apa-apa kalau kau tidak melakukan semua itu, aku sudah merelakannya.”
Hasri                :”Tapi tidak untukku, aku tidak ingin memiliki utang budi dari orang lain, waktu itu kau juga telah mengenalkanku dengan dunia game, aku sangat berterimaksih kepadamu Pibasari.”
Pibasari            :”Wah, aku jadi malu, terimakasih juga karena bantuan ayahmu, aku masih tetap hidup hingga saat ini.”
Hasri                :”Ini android milikmu, butuh waktu yang cukup lama untuk memperbaikinya, ada kerusakan di memori internal dan prosesornya, aku memperbaikinya dibantu Profesor Ijat.”
Pibasari            :”Terimakasih Hasri, aku akan menjaganya dengan penuh hati-hati.”
Hasri                :”Oh ya, masih ada satu lagi, tapi mungkin perlu waktu yang lama, mungkin kapan-kapan akan kuberikan padamu.”
Pibasari            :”Apaan tuh?!, aku jadi penasaran.”
Hasri                :”Nanti, ini akan jadi kejutan untukmu.”
Mereka berjalan-jalan melihat-lihat taman disekitar aula tempat olimpiade saintek diselenggarakan. Banyak bunga sakura yang bermekaran, salju-salju di jalanan juga mulai meleleh. Mereka mengerjakan soal olimpiade itu dengan penuh semangat dan harapan, sebagai perwakilan dari Aisenodni saja sudah merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka berdua. Keluarga dan teman-teman mereka juga turut mendukung dengan doa dan apapun yang mereka mampu lakukan, seperti membantu mempersiapkan diri sebelum berangkat ke Penja. Mereka melangkah maju perlahan tapi pasti untuk masa depan yang lebih baik.
Sore harinya mereka menyempatkan diri berkunjung ke Universal Studio Panja. Bersama dengan guru pembimbingnya, Bu Lisa dan Bu Mayuti. Banyak wahana yang mereka mainkan, mulai dari wahana Oiram Bros, Attack On Natit, Retsnom Hunter, Detektif Nanoc dan masih banyak lagi. Wahana terakhir yang mereka mainkan adalah wahana Detektif Nanoc, dalam wahana tersebut, pemain diharuskan berpasangan untuk memecahakan sebuah kasus dengan waktu 15 menit, jika mereka berhasil, akan diberi hadiah sovenir khas Detektic Nanoc, yaitu kaca pembesar serbaguna dan jam tangan multimedia, dan jika mereka kalah akan deberi hukuman khas Detektif Nanac, berupa foto peyusut tubuh. Jadi ketika mereka kalah, mereka diharuskan foto bersama dan hasil fotonya berupa foto yang menampilkan tubuh mereka seolah-olah berusia 10 tahun. Sedang asik-asiknya mereka mereka sedang bermain di wahana Detekntif Nanoc, tanpa sengaja mereka bersenggolan dengan pasangan lain, mereka-pun meminta maaf dan dimaafkan, namun sepertinya salah satu dari pasangan tersebut sepertinya memendam dendam ke Hasri.
Hasri                :”Pibasari, ayo buruan, bentar lagi waktunya mau habis, teta-teki pelakunya masih belum selesai ini!”
Pibasari            :”Iya-iya, sabar, aku capek, keliling terus, muter-muter, kamu masih belum mnemuin potongan teka-tekinya?”
Hasri                :”Aduh, kayaknya kita nggak bakalan sempat nyelesainnya, aku nggak nemu-nemuin potongannya, coba kamu cari disana.”
Pibasri             :”Oke, disini nggak ada, aku cari di ditempat lain ya!”
Hasri                :”Iya, tapi jangan jauh-jauh, nanti kamu tersesat.”
Seseorang 1     :” Nē, anata ga aruite iru basho o mite! (ねえ、あなたが歩いている場所を見)!”(Hei, lihat-lihat dong, kalau mau jalan!”)
Seseorang 2     :” Anata wa sore o shite wa naranai! (あなたはそれをしてはならな)! “(Hentikan, jangan lakukan itu!”)
Hasri                :”Oh!, I’m sorry, I can’t speak Japanese!”
Seseorang 1     :” Sōdesu ka ( そうです), why you shove me?!”(Jadi begitu, kenapa kamu mendorongku?)
Hasri                :”Oh, you can speak English!, and I'm sorry, so sorry about that, I just find something at here.”(Oh, kamu bisa berbicara bahasa inggris rupanya!, dan maafkan aku, aku sangat menyesal, aku sedang menemukan sesuatu di sini.)
Seseorang 1     :”What is that?”(Apa itu)
Hasri                :”This, a piece of puzzle”(Ini, sebuah potongan teka-teki)
Seseorang 1     :Oh, I’m looking for that too, where you find it?”(Oh, aku juga mencarinya, dimana kamu menemukannya?)
Hasri                :”Here, on the box!”(Disini, di atas kotak)
Seseorang 1     :”Wow, I get one, thank you!”(Wow, aku dapat satu, terimakasih)
Hasri                :”You’re welcome, by the way, my name Hasri, what’s your name?”(Sama-sama, ngomong-ngomong, namaku Hasri, siapa namamu?)
Takeshi Kurohara       : “Takeshi Kurohara, and she’s my girlfriend, Sakura Shirohara.”(Takeshi Kurohara, dan dia pacarku, Sakura Shinohara.)
Hasri                :”Nice to meet you.”(Senang bertemu denganmu)
Sakura Shirohara         :”Nice to meet you too.”(Senang bertemu denganmu juga)
Pibasari            :”Hai, Hasri!, aku sudah nemuin bagian yang terakhir, eh siapa mereka Hasri?”
Hasri                :”Kenalin, dia Takeshi Kurohara, dan satunya lagi Sakura Shirohara, and she’s my girlfriend like yours, her name Pibasari Denakri.” (dan dia adalah pacarku, namanya Pibasari Denakri)
Takeshi           :”Nice to meet you!”(Senang bertemu denganmu)
Pibasari            :”Nice to meet you, actually I’m not his girlfriend just a friend, oh ya Hasri waktunya tinggal 1 menit lagi, ayo cepetan!”(Senang bertemu denganmu, sebenarnya aku bukan pacarnya cuma sekedar teman saja,)
Hasri                :”Oh yes, you’re right, I’m sorry but we must end our discussion early, because I don’t have much time to finish this game, see you, bye!”(Oh ya, kamu benar, maaf tapi kita harus menyudahi diskusi ini, karena aku tidak punya cukup waktu untuk menyelesaikan permainan ini, sampai jumpa!)
Pibasari            :”Ayo, kamu udah nemuin yang satunya juga kan?!”
Hasri                :”Udah kok!”
Takeshi dan Sakura     :” Bye, see you soon!” (Sampai jumpa lagi!)
Sakura             : “Mite, karera wa anata ga itta yō ni warukunai(見て、彼らはあなたが言ったように悪くな).”(Lihatlah, mereka tidaklah sejahat yang kamu katakan)
Takeshi            :” Watashi wa shitte iru, shikashi karera wa mada tsumi ga arimasu (私は知っている、しかし彼らはまだ罪がありま).(Aku tahu, tapi mereka masih memiliki kesalahan)
Sakura             :” Anata ga iu koto wa nani demo, watashi wa mada sorera o yurusu(あなたが言うことは何でも、私はまだそれらを許).(Apapun yang kamu katakana, aku tetap memaafkan mereka)
Takeshi            :” Watashitachi mo kono gēmu o shūryō suru hitsuyō ga ue ni kimasu!( 私たちもこのゲームを終了する必要がありま)!(Kita juga masih harus menyelesaikan permainan ini!)
Sakura             :” Wakatta yo!(わかった )!(Iya, aku mengerti!) 
   Tanpa sadar, Hasri dan Pibasari telah bertemu dengan Rival mereka, Takeshi dan Sakura. Ayah Takeshi, Otou Oji merupakan pendiri dari perusahaan game terkenal “Xine Erauqs”, pada masa-masa jayanya perusahaan tersebut telah memiliki cabang di hampir seluruh negara di dunia. Akan tetapi, akhir tahun ini perusahaan tersebut terpaksa dirundung berita duka, yaitu perusahaan tersebut terpaksa gulung tikar.Hal ini disebabkan kerugian dan hutang perusahaan yang tak terbayarkan, selain itu game terakhir “Ysatnaf Lanif” yang disebut-sebut sebagai game terbaik karya perusahaan tersebut kalah saing dengan game yang bergenre sama dari perusahaan baru “TwoAoneR” yang berjudul “Conflict Between Immortal Weapon Alpha Access”. Dengan keuntungan yang berbeda jauh dari biaya produksi game “Ysatnaf Lanif”, perusahaan “Xine Erauqs” menutup seluruh cabangnya di berbagai penjuru dunia, dan menutup kantor utamanya di Panje. Para gamer menyebut kejadian itu merupakan hal yang tak terduga, karena di tahun-yahun sebelumnya perusahaan itu selalu merajai penjualan game di berbagai konsol video game. Setelah kejadian itu Takeshi Kurohara terpukul seakan tak percaya dengan apa yang dialami perusahaan milik ayahnya tersebut.        

   Ayahnya, menjadi pengangguran dan bekerja serabutan, ia tak memiliki bakat lain selain pekerjaan berhubungan dengan dunia game yang pada saat itu mengalami kondisi yang tidak stabil. Sesaat setelah itu, ibunya, Okaba Sumiko, mengalami penyakit kanker payudara. Beliau harus melalui tahapan kemoterapi dan hal itu menghabiskan seluruh tabungan milik ayahnya. Saking parahnya penyakit yang diderita ibunya sudah mencapai stadium 4, dan ayahnya berusaha bekerja mati-matian untuk menutupi biaya kemoterapi tersebut. Namun pada suatu hari, ayahnya jatuh sakit, dan tak bisa bekerja untuk beberapa minggu. Takeshi yang waktu itu masih kelas 1 Sekolah Dasar, terpaksa putus sekolah, untuk merawat ayahnya yang sakit. Ayahnya menjadi stress, dan pada akhirnya beliau terpaksa berhutang ke Ayahnya Sakura Shirohara, Gosuji Yuusuke, untuk menutupi biaya hidup sehari-hari, dan biaya sekolah Takeshi, agar bisa bersekolah lagi. Hutang tersebut disetujui dengan syarat, menjodohkan Takeshi Kurohara dengan Sakura Shirohara sebagai jaminan. Sejak saat itulah Takeshi mulai mengenal Sakura dan memendam dendam kepada ayahnya Hasri, Balikra Todrim, yang ternyata merupakan salah satu pendiri perusahaan game “TwoAoneR” yang menyebabkan keluarganya menderita.

Bagian 7 “Pulang Kampung”

   Olimpiade saintek yang Hasri dan Pibasari lalui, berlangsung selama 3 hari, hari pertama ujian sains dasar dan ilmu pengetahuan umum, hari kedua, ujian sains terapan dan ilmu kejuruan, dan hari terakhir adalah ujian praktek dan lisan. Mereka mendapatkan medali emas dan meraih juara 1 tingkat Asia Tenggara. Mereka merasa bahagia dan terharu atas keberhasilan yang telah merka capai, Hasri langsung mengajak Pibasari sujud syukur kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat yang telah diterimanya. Sementara itu, Takeshi dan Sakura yang mewakili Panje hanya bisa puas mendapat juara 2 dan mendapat medali perak.
Wali murid yang mendampingi Hasri dan Pibasari, Bu Lisa dan Bu Mayuti ikut merasakan kebahagiaan akan hasil yang telah diraih murid kesayangan mereka itu. Dengan penuh rasa kekecewaan Takeshi menghampiri Hasri untuk memberikan ucapan selamat, begitu juga dengan Sakura. Hasri menerima jabat tangan dari Takeshi dengan senyuman, namun Takeshi langsung memalingkan wajahnya, Sakura dengan sigap menyenggol punggung Takeshi dan memberikan isyarat untuk tersenyum, dan terpaksa ia terseyum dengan penuh kepalsuan. 


(Percakapan ini telah diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia, untuk mempermudah pembaca dan penulis :) )      



Sakura             :”Selamat ya Pibasari, Hasri, kalian memang pantas menjadi juara pertama, aku dan Takeshi juga ikut senang.”

Pibasari            :”Ya, sama-sama, Sakura, aku juga mau mengucapkan selamat atas keberhasilanmu menjadi juara ke-2.”

Takeshi            :”Hasri, selamat atas keberhasilanmu menjadi juara pertama!, lain kali aku tidak akan kalah darimu.”

Hasri                :”Iya, sama-sama, selamat juga untukmu, telah menjadi juara ke-2.”
Sakura             :”Hssst….,Takeshi, senyum dong.”
Takeshi            :”Iya-iya.”
Sakura             :”Oh, ya, aku hampir lupa, kita tukeran e-mail dan no Hp yuk!, aku ingin lebih mengenal kalian,boleh kan?!.”
Pibasari            :”Iya,ya, silahkan, ini e-mailku, tapi apa nomor Hp kami bisa menghubungi kalian?, kita beda negara.”
Takeshi dan Hasri       :”Jangan khawatir!, eh kamu duluan, silahkan!”
Takeshi            :”Nggak, kamu aja yang duluan.”
Hasri                :”Oke, begini Pibasari, kalau kita mau menghubungi seseorang dari luar negeri tinggal mengubah pengaturan di ponsel kita menjadi internasional roaming, jadi kita masih bisa menghubungi mereka.”
Takeshi            :”Itu maksudku.”
Pibasari            :”Oh gitu ya, maaf aku baru tahu.”
Bu Lisa            :”Hasri, Pibasari, ayo nak, cepat kemari saatnya sesi foto bersama!”
Hasri dan Pibasari       :”Baik Bu!”
Pibasari            :”Kami pergi dulu ya Sakura, Takeshi, sampai ketemu lagi, dah!”
Sakura             :”Bye-bye, Hasri, Pibasari, samapi jumpa lagi!”
Hasri                :”Ayo Pibasari buruan!”
Pibasari            :”Oke!”
Takeshi            :”Sakura, ayo, kita juga harus pergi sekarang!”
Sakura             :”Baiklah, ayo!”

            Setelah Hasri dan Pibasari beserta guru pendamping mereka melakukan sesi foto bersama, selanjutnya mereka segera menuju ke Bandara Internasional  Tyoko, untuk pulang ke kampong halaman. Pengalaman mereka selama di Panje begitu indah dan menakjubkan, Hasri bersyukur karunia yang telah dianugrahkan Allah SWT kepada mereka. Perjalanan dari Panje Ke Aisenodni membutuhkan waktu 2 jam melalui pesawat terbang. Di tengah perjalanan Pibasari mencoba menghubungi Sakura dan Takeshi.

Pibasari            :”Enaknya pakai avatar apa ya, untuk nomor teleponnya Sakura?, kamu ada ide Hasri.”
Hasri                :”Ehm, gimana kalau, Sakura dari Anime “Narto & Si Udin”, namanya sama, terus sifatnya juga sama kan?”
Pibasari            :”Bagus, ide bagus, pakai itu saja, terus kalau Takeshi gimana?, pakai avatar apa ya?”
Hasri                :”Kalau aku sih, aku pakai avatar kaisar dari acara “Kastil Takeshi”, menurutmu gimana?”
Pibasari            :”Aku pakai yang sama aja deh, biar serasi, hehehe!”
Hasri                :”Kamu udah coba hubungi mereka?”
Pibasari            :”Belum sih, aku masih mengubah pengaturan Hpnya, oke sekarang siap, aku coba telepon Sakura dulu ya.”
Hasri                :”Oke, kalau gitu aku coba telepon Takeshi.”
(Seperti biasa percakapan ini telah diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia, untuk mempermudah pembaca dan penulis J )       
Pibasari            :”Halo-halo!, Sakura, ini aku Pibasari.”

PILIHAN :

1.         Mengangkat Telepon.
Sakura             :”Halo, oh kamu Pibasari ya, ada apa?”
Pibasari            :”Aku cuma mau menyapa kamu dan mencoba menghubungimu, takutnya kalau nggak bisa, hehehe!”
Sakura             :”Oh, gitu, kamu masih dipesawat ya?, sama Hasri?”
Pibasari            :”Ya, kok tahu sih?”
Sakura             :”Ya tahu dong, aku kan pandai menebak sesuatu.”
Pibasari            :”Ah!, kamu bisa aja, aku juga bisa lho menebak sesuatu dan pastinya juga nggak kalah tepat dari kamu.”
Sakura             :”Masak sih?, coba tebak sesuatu sekarang!”
Pibasari            :”Kalau Takeshi bagaimana?, apa dia masih bersama kamu?”
Sakura             :”Sayang sekali, tebakan kamu salah, dia sudah pulang duluan tadi, ngomong-ngomong nggak apa-apa nih, berlama-lama ngobrol sama aku, biaya telepon ke luar negeri itu mahal lho seingatku.”
Pibasari            :”Wah, iya kamu benar, kalau begitu sampai nanti ya, kapan-kapan aku akan menghubungimu lagi."
Sakura             :”Oke, bye Pibasari!”
Pibasari            :”Bye Sakura, dadah!”
Bu Mayuti       :”Ada apa sih kok ribut-ribut?, jangan berisik, nanti mengganggu penumpang yang lain.”
Hasri                :”Nggak ada apa-apa kok Bu, kami cuma menghubungi teman kami dari Panje, dan Pibasari sedang asyik-asyikya ngobrol dengan salah satu teman kami.”
Bu Mayuti       :”Nanti saja teleponnya, kalau di pesawat sebaiknya Hp dimatikan atau di mode pesawatkan, supaya tidak menggangu navigasi pesat terbang.”
Hasri dan Pibasari       :”Baik, Bu!” (Bad End)

2.         Menutup Telepon.
Operator telepon         :”Nomor yang ada hubungi tidak aktif atau berada di luar jangkaun, cobalah beberapa saat lagi, atau tekan satu untuk tinggalkan pesan, pip!”
Pibasari            :”Yah saying banget, nggak bisa, Kayanknya sedang dimatikan, tadi aku lihat saat , kita tukeran nomor telepon, Hpnya Sakura LowBattery sih!, kalau Takeshi gimana Hasri?”
Hasri                :”Aku coba dulu ya.”
Operator telepon         :”Nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi,pip!”
Hasri dan Pibasari       :”Yah, nggak bisa semua!”
Hasri                :”Apa kita melakukan sesuatu pada Takeshi?, sewaktu kita bersalaman dengan mereka, aku lihat Takeshi sedang murung atau memikirkan sesuatu.”
Pibasari            :”Entahlah, tapi aku juga sependapat denganmu, Takeshi pasti sedang memikirkan keluarganya sekarang.”
Hasri                :”Memangnya ada apa?,”
Pibasari            :”Kamu tidak tahu ya?, yang kemarin itu-tuh!, ada berita perusahaan tempat ayahnya Takeshi bekerja, Xine Erauqs gulung tikar, karena game yang mereka produksi kurang diminati oleh pasar, menurut gosip, perusahaan TwoAoneR –lah yang menyebabkan semua ini, karena pasar lebih memilih game buatan perusahaan tersebut.”
Hasri                :”Waduh, gimana nih!”
Pibasari            :”Ada apa, kok kamu kaget?”
Hasri                :” TwoAoneR itu perusahaan milik ayahku, Takeshi pasti marah pada ayahku”
Pibasari            :”Hah, gitu ya, hebat juga ayahmu!”
Bu Mayuti       :”Ada apa sih kok ribut-ribut?, jangan berisik, nanti mengganggu penumpang yang lain.”
Hasri                :”Nggak ada apa-apa kok Bu, kami cuma menghubungi teman kami dari Panje, tagi nggak bisa.”
Bu Mayuti       :”Nanti saja teleponnya, kalau di pesawat sebaiknya Hp dimatikan atau di mode pesawatkan, supaya tidak menggangu navigasi pesat terbang.”
Hasri dan Pibasari       :”Baik, Bu!” (True End)

Bagian 8 “Ayahku Orang yang Hebat”
            Akhirnya Hasri, Pibasari dan guru pendamping mereka, Bu Lisa dan Bu Mayuti. Hari itu hari minggu pagi, adzan subuh masih berkumandang. Mereka segera menuju ke sebuah masjid dekat bandara untuk melakukan sholat subuh. Setelah sholat, orang tua mereka telah menunggu di depan pintu masjid. Dan merekapun pulang ke rumah masing-masing. Hasri segera mandi dan merapikan barang bawaannya selama di Panje serta tidak lupa untuk menyiapkan oleh-oleh yang telah ia beli untuk dibawa besok ke sekolah. Karena merasa letih, Hasri langsung merobohkan dirinya ke tempat tidur dan tidur terlelap. Tanpa sadar hari berlalu hingga sore hari, Hasri seketika bangun dan matanya menyorot tajam ke jam elektronik di dinding. Waktu menunjukkan pukul 3 sore lebih 7 menit 32,34 detik. Ia sadar bahwa, ia telah melewatkan waktu untuk shalat Dhuhur. Dengan secepat kilat ia berlari ke tempat wudhu lalu menyucikan menyucikan diri dan melakukan shalat jamak dhuhur dan ashar sekaligus memohon ampun kepada Tuhan yang maha esa Allah SWT atas keteledorannya dalam melaksanakan ibadah wajib bagi umat Islam tersebut.
 

Hasri : “Ya Allah, Tuhan seru sekalian alam, ampunilah dosa hambamu ini yang tidak sengaja melupan kewajiban untuk melaksanakan shalat Dhuhur tepat waktu, dan ampunilah dosa-dosa yang telah saya perbuat, dosa orang tua saya, dosa seluruh keluarga saya dan dosa seluruh umat Islam di dunia, رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (RABBANAA AATINAA FIDDUNNYAA HASANAH, WA FIL AAKHIRATI HASANAH, WAQINAA ‘ADZAA BAN NAAR.) (Artinya : Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka.),             سُبْحَانَرَبِّكَرَبِّالْعِزَّةِعَمَّايَصِفُونَوَسَلامٌعَلَىالْمُرْسَلِينَوَالْحَمْدُلِلَّهِرَبِّالْعَالَمِينَ،،                                                                                                                                                                                                          
(Subhana rabbika rabbi l-‘izzati ‘amma yasifun, wa-salamun ‘ala ‘-mursalin, wa-l-hamdu li-llahi rabbi l-‘alamin)( Mahasuci Tuhan yang memiliki keagungan dari apa yang mereka katakan, salam sejahtera bagi para Rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.)
Hasri                :”Aamiin! (آمين)!
Bu Sriwijaya   :”Hasri!, Kamu apa sudah bangn nak?!, cepat bangun lalu mandi, sudah sore, makan malam sudah siap!”
Hasri                :”Baik bu!”

            Hasri bergegas untuk mandi dan menuju ruang makan, disana telah ada ayah dan ibunya yang sedang menikmati makan malam. Menu makanan hari ini adalah ayam goreng, sayur lodeh, tempe penyet dan nasi goreng kesukaan Hasri dan Pak Balikra, disertai minuman es buah aneka rasa. Sebelum makan mereka memanjatkan doa sebelum makan seperti biasanya.
الَّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar"

Artinya :
Yaa Allah, berkatilah rezeki yang engkau berikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.

Kemudian diakhiri dengan doa sesudah makan.
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْنَ اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

"Alhamdu lillahhil-ladzi ath-amanaa wa saqaana waja'alanaa minal muslimiin"

Artinya :
Segala puji bagi Allah yang memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami memeluk agama islam.

Pak Balikra      :”Hasri, ayah punya kabar baik buat kamu.”
Hasri                :”Apa yah?!”

Pak Balikra memberikan Hasri selebaran acara Game Fair di alun-alun Kota Trigal.

Pak Balikra      :”Perusahaan game ayah ,“TwoAoneR” minggu depan di acara Game Fair, membuka acara lowongan magang dan menerima ide atau  konsep game dari para pemain game “Conflict Between Immortal Weapon Alpha Access” untuk dijadikan bahan pengembangan game selanjutnya. Ada hadiah menarik jika masukan itu diterima, kamu bisa mengembangkan konsep game kamu dengan mengikuti acara ini. Gimana tertarik?”
Hasri                :”Hmm, boleh juga, aku sebenarnya sudah punya konsepnya tapi masih belum punya konsol game yang sesuai, mungkin dengan ini, aku bisa mengembangakan game ciptaanku yah!”
Pak Balikra      :”Kalau begitu, minggu depan ayah akan ajak kamu ke acara ini, kamu juga bisa loh ajak teman-temanmu.”
Hasri                :”Oke yah!”
Bu Sriwijaya   :”Makanannya jangan pilih-pilih, sayur itu baik buat kamu.”

Bu Balikra menyodorkan sayur lodeh untuk Hasri.

Hasri                :”Iya bu.”
Bu Sriwijaya   :”Aduh!, perut ibu sakit!, ah!”
Pak Balikra      :”Ibu tetap tenang, tarik napas dalam-dalam lalu keluarkan, ulangi lagi, Hasri, tolong panggilkan ambulan!”

            Tiba-tiba saja, Bu Sriwijaya mengalami kontraksi, beliau ternyata telah hamil 9 bulan. Hasri akan memiliki adik baru. Antara senang dan panik Hasri dan Pak Balikra berusaha menenangkan Bu Sriwijaya dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Sesampainya di Rumah Sakit Aribowo Rogo Angkasa. Pak Balikra yang kebetulan berpapasan dengan temannya Pak Dazen yang merupakan dokter kandungan, segera memintanya untuk menangani Bu Sriwijaya. Dengan sigap mereka masuk ruang bersalin. Dengan penanganan yang tepat dan cepat, Pak Dazen dan Pak Balikra berhasil membantu proses persalinan secara normal, dan melahirkan seorang anak laki-laki. Bu Sriwijaya terharu sambil memeluk anaknya.

Bu Sriwijaya   :”Yah, tolong adzani dulu anaknya!”
Pak Balikra      :”Oh ya bu!”
            Pak Balikra segera mengadzani anaknya yang baru lahir dengan suara adzan yang lantang dan merdu.
Bu Sriwijaya   :”Kita namai apa anak kita yah?!”
Pak Balikra      :”Ayah punya usul, gimana kalau diawali dengan Muhammad ? , lalu Shobir artinya penyabar dan Qawi artinya perkasa.
Pak Dazen       :”Jadi namanya Muhammad Shobir Qawi, kedengarannya bagus.”
Bu Sriwijaya   :”Iya aku juga suka, kita namai itu saja.”

            Akhirnya mereka telah memutuskan nama adik Hasri tersebut yakni Muhammad Shobir Qowi. Hasri yang telah menunggu di ruang tunggu dengan gembira segera menuju ayahnya setelah keluar dari ruang bersalin.

Hasri                :” Bagaimana yah?!, adik bayinya sudah lahir?!”
Pak Balikra      :”Sudah, laki-laki, ayah namai Muhammad Shobir Qowi, artinya anak yang terpuji, penyabar dan perkasa.
Hasri                :”Wah keren, tapi kok namaku artinya hanya kesembuhan, beda sama punya adik.”

PILIHAN :
1. Menasehati Hasri 


Pak Balikra      :”Hasri, kamu kan dulu sering sakit dengan nama itu ayah dan ibu mendoakanmu supaya kamu tidak sering sakit-sakitan lagi, sebaiknya kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah mengabulkan doa tersebut sehingga kamu bisa seperti sekarang.”
Hasri                :”Iya yah, Hasri mengerti, ngomong-ngomong ayah hebat bisa bantu ibu melahirkan adik Shobir, seperti seorang pahlawan super “Dokter Strangers”.
Pak Balikra      :”Ah, kamu bisa aja, yuk kita temui adik dan ibu.”
            Hasri ditemani Pak Balikra menuju kedalam ruang bersalin dan melihat keadaan adik kecil dan Bu Sriwijaya.(True End)

2. Memarahi Hasri 

Pak Balikra      :”Hasri, kamu itu harunya bersyukur kepada Allah SWT, jangan mengeluh karena hal sepele, itu tidak baik!”
Hasri                :”Iya yah, Hasri mengerti, ngomong-ngomong ayah hebat bisa bantu ibu melahirkan adik Shobir, seperti seorang pahlawan super “Dokter Strangers”.
Pak Balikra      :”Ah, kamu bisa aja, yuk kita temui adik dan ibu.”
            Hasri ditemani Pak Balikra menuju kedalam ruang bersalin dan melihat keadaan adik kecil dan Bu Sriwijaya.(Bad End)


Bagian 9 “Game Fair (Pekan Raya Permainan)”

            Keesokan harinya, lebih tepatnya hari senin, Hasri berangkat ke sekolah dengan membawa 1 tas penuh buah tangan dari Panje. Sesampainya di depan ruang kelas, ia bertemu dengan Pibasari yang membawa 1 tas penuh oleh-oleh juga. Mereka saling menyapa dan tersenyum manis. Ketika masuk ke kelas teman-teman mereka melihat mereka berdua dengan mata berkaca-kaca dan bergembira.

Wandi             :”Asyik, Hasri dan Pibasari bawa oleh-oleh!, pasti makanan kan!, iya kan?!”
Hasri                :”Iya, ada makanannya kok, nanti pasti kebagian kok.”
Pibasari            :”Semua teman sekelas pasti kebagian kok!”
Teman-teman sekelas:”Asyik!”
Yandu             :”Oh ya, selamat ya, atas kemenangannya, katanya kamu dan Pibasari jadi juara 1.”
Hasri                :”Ya, terimakasih!”
Suwanti           :”Selamat ya, Pibasari, kamui memang hebat.”
Hasti                :”Iya benar kamu memang jenius!”
Pibasari            :”Terimakasih banayak, teman-teman!”
Yandu             :”Oh ya, kalau nggak salah, kamu punya adik baru ya Hasri?
Hasri                :”Wah kok tahu?”
Yandu             :”Ayahku yang bilang, kemarin ia ketemu ayahmu di rumah sakit.”
Hasri                :”Oh gitu.”
Suwanti           :”Terus, namanya siapa?”
Hasri                :”Namanya Muhammad Shobir Qawi”.
Pibasari            :”Wah, namanya keren!”
Wandi             :”Iya, seperti orang arab yang gagah berani.”
Hasri                :”Wah, terimakasih atas pujiannya.”
Hasti                :”Bukan untuk kamu, tapi adikmu.”
Pibasari, Suwanti, Yandu, Wandi:”Hahahaha..!”
Hasti                :”Iya, kan?!”

            Teman-teman Hasri dan Pibasari mulai memberikan ucapan selamat kepada mereka berdua.Tak lama kemudian Ibu guru datang. Bu Jinasu yang dulu mengajar di kelas 1B, sekarang juga mengajar di kelas 2B, kelas yang ditempati Hasri dan kawan-kawannya. 

Bu Jinasu         :”Anak-anak ayo masuk, sebentar lagi pelajaran dimulai!”
Murid-murid   :”Baik, bu!”
Sandi               :”Semuanya berdiri!”
Murid-murid bangkit dari bangku masing-masing.
Sandi               :”Beri salam!”
Murid-murid   :”Selamat pagi Bu Guru!”
Bu Jinasu         :”Selamat pagi anak-anak!”
Sandi               :”Silahkan duduk kembali!”
Murid-murid duduk kembali ke bangkunya masing-masing.
Sandi               :”Berdoa mulai!”
Seluruh murid beserta Bu Jinasu memanjatkan doa sesuai kepercayaannya masing-masing.
Sandi               :”Selesai!”
Bu Jinasu         :”Hari ini, kita tidak mengadakan upacara bendera karena upacara akan diganti hari selasa 1 Juni , bertepatan dengan hari lahirnya Lima Aturan Dasar Aisenodni. Selain itu, karena jam yang biasanya digunakan untuk upacara kosong, Ibu akan mempersilahkan Hasri dan Pibasari untuk melanjutkan acara bagi-bagi oleh-olehnya tadi pagi, silahkan Hasri, Pibasari.”
Hasri                :”Ah, baik bu!”
Pibasari            :”Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya dan Hasri ingin mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dan ibu guru atas dukungan dan bantuannya selama ini mulai dari persaingan olimpiade tingkat nasional sampai olimpiade tingkat Aisa Tenggara sehingga kami dapat memperoleh juara 1 dan dapat membawa nama baik Aisenodni di kancah internasional, sekali lagi terimakasih banayak!”
Hasri                :”Terimakasih teman-teman, tanpa bantuan dan dukungan dari kalian kami tidak akan sampai sejauh ini!”
Semua murid   :”Dengan senang hati!”
Wandi             :”Ayolah, oleh-olehnya kapan?!, aku sudah lapar nih!”
Suwanti           :”Ya ampun Ndi-di, kamu ini, makanan aja yang kamu pikirin!”
Wandi             :”Hehe, aku kan hobi makan.”
Murid yang lain:”Hahahaha…!”
Bu Jinasu         :”Ayo, silahkan Hasri, Pibasari.”

Hasri dan Pibasari membagikan oleh-oleh yang mereka beli di Panja kepada semua teman sekelas. Oleh-oleh yang mereka bagikan berupa paket, di dalam paket tersebut berisi : gantungan kunci sushi, aneka macam jajanan Panje ( umaibo, kue wagashi ,minuman ramune, dan coklat kat-kit 12 variasi rasa salah satunya rasa matcha), mainan kendama,baju yukata yang dapat menyesuaikan ukuran secara otomatis, dan bonus tiket makan gratis di kantin sekolah seharian penuh. Wandi sangat bergembira mengenai tiket makan gratis, sementara anak-anak yang lain tidak terlalu memperhatikan hal tersebut, mereka sedang sibuk melihat-lihat oleh-oleh mereka masing-masing. Hasri dan Pibasari juga tidak lupa untuk memberikan oleh-oleh kepada walikelas mereka Bu Jinasu.

Wandi             :”Waw!, asyik tiket makan sepuasnya!, hore!”
Hasri                :”Ini bu, oleh-oleh dari kami berdua, semoga ibu suka dengan apa yang kami berikan.”
Bu Jinasu         :”Wah, terimakasih banyak, ibu suka kok dengan pemberian kalian.”
Hasri dan Pibasari:”Iya, dengan senang hati.”
Hasti                :”Wah, ini ya yang namanya yukata, bagus sekali!, terimakasih Pibasari!”
Pibasari            :”Dengan senang hati.”
Suwanti           :”Cara memakainya gimana?”
Pibasari            :”Seperti kalau pakai mantel biasa kok, ukurannya nanti akan otomatis menyesuaikan sendiri, nanti aku ajari.”
Charlotte         :”Bukannya pakaian ini harganya mahal ya?!”
Pibasari            :”Kalau yukata nggak mahal-mahal amat, yang mahal itu kimono.”
Palmera           :”Emangnya apa bedanya kimono dengan yukata?”
Pibasari            :”Kalau kimono lapisannya banyak, biasanya dipakai saat formal, tapi kalau yukata lapisannya sedikit, biasanya dipakai saat jalan-jalan atau festival musim panas.
Murid-murid permpuan :”Oh, gitu!"
Randu             :”Wih, ini namanya apa Has?!”
Randu memperlihatkan kendama kepada Hasri
Hasri                :”Itu namanya kendama, cara mainnya gini nih!”
Abedul                        :”Gimana-gima?!, aku mau lihat!”
Hasri mengajarkan cara memainnkan kendama kepada semua temannya.
Sutono             :”Oh, gitu, begini kan?”
Supri                :”Aduh!, sulit ternyata, tolong ajarin aku dong Hasri!”
Hasri                :”Iya-ya, nai waktu istirahat aku ajarin semuanya sampai bisa.”
Sandi               :”Ok, aku juga ikutan.”
Yandu             :”Aku juga ikut!”

            Suasana kelas menjadi ramai, murid perempuan banyak yang berkumpul mengerumuni Pibasari, sedangkan murid laki-laki banyak yang mengerumuni Hasri. Tak terasa bel tanda jam pelajaran pertama sehabis upacara bendera berbunyi. 

Bu Jinasu         :”Baik anak-anak!, saatnya jam pelajaran pertama dimulai, silahkan duduk di bangku kalian masing-masing!”
Murid-murid   :”Baik bu!”

            Pelajaran hari ini adalah Ilmu Pengetahuan Alam, dasar-dasar dari Ilmu Fisika, Kimia dan Biologi. Disusul dengan jam ke tiga berupa Ilmu Pengetahuan Sosial, masing-masing mata pelajaran memiliki jatah waktu 1,5 jam. Bu Jinasu mengajar hampir semua mata pelajaran, kecuali, pelajaran Bahasa Inggris, Matematika dan Olah raga. Jam digital menunjukkan pukul 10.30 WAB (Waktu Aisenodni Barat), saatnya bel tanda istirahat berbunyi. Sesuai janjinya Hasri akan mengajari teman-teman sekelasnya cara bermain kendama, sedangkan Pibasari akan mengajarkan cara memakai yukata. 

Pibasari            :”Sini-sini!, yang mau tahu cara pakai yukata, semuanya kesini, aku ajarin satu-satu!”
Hasri                :”Yang mau tahu cara main kendama ayo kemari!”

            Ada banyak siswa yang ingin mengetahui cara memakai yukata dan kendama, hampir  semua teman sekelas yang mengikuti, kecuali Wandi, yang langsung pergi ke kantin untuk makan sepuasnya.Untuk pelajaran sehabis istirahat adalah seni budaya dan prakarya dilanjutkan  bahasa Indonesia. Tak terasa bel tanda akhir pelajaran berbunyi, murid-murid bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing. 

Sandi               :”Semuanya berdiri!”
Semua murid berdiri.
Sandi               :”Beri salam!”
Murid sekelas  :”Selamat siang Bu Guru!”
Bu Jinasu         :”Selamat siang!”
Sandi               :”Silahkan duduk kembali!”
Semua murid duduk kembali.
Sandi               :”Berdoa mulai!”
Seluruh murid beserta Bu Jinasu memanjatkan doa sesuai kepercayaannya masing-masing.
Sandi               :”Selesai!”

            Sesampainya di rumah, Hasri menerima pesan singkat dari Profesor. Hasri membukanya melalui aplikasi Android What’s up!. Aplikasi ini cukup popular di kalangan remaja bahkan sampai ke kalangan orang tua. Selain digunakan untuk mengirim pesan, aplikasi ini juga bisa mengirim: stiker, gambar, gambar bergerak/GIF, video, pesan suara, dan bahkan sebuah dokumen.

Profesor Ijat    :”Halo-halo Hasri, test dicoba!”
Hasri                :”Iya profesor, ada apa?”
Profesor Ijat    :”Hasri, aku berhasil membuat prototype dari desain mesin game milikmu, cobalah untuk menemuiku di Pekan Raya, akan aku tunjukkan bagaimana hasilnya.”
Hasri                :”Siap profesor!, kebetulan aku dan ayah juga akan menuju kesana untuk ikut suatu acara.”
Profesor Ijat    :”Acara apa Hasri?”
Hasri                :”Acara dari perusahaan ayah, TwoAoneR, mereka membuka lowongan untuk konsep game kelanjutan dari “Conflict Between Immortal Weapon Alpha Access”. acaranya aku mau pakai ide konsep game Psikologi yang beberapa waktu lalu itu.”
Profesor           :”Ide bagus Hasri, aku sudah coba prototype-nya, belum ada masalah sejauh ini, seperti yang kamu bilang dulu, aku bisa merasakan senang, sedih, takut, kecewa jadi satu, bikin merinding waktu maininnya.”
Hasri                :”Wow, keren profesor, aku sudah nggak sabar.”
Profesor           :” Oh, saya sampai kelupaan, selamat ya, adik bayinya sudah lahir!, dari kemarin sebenarnya aku ingin mengucapkan selamat tapi selalu saja kelupaan, hehehe :)
 

Bersambung…………………………………………………..


 



Tidak ada komentar :

Posting Komentar